Selasa, 30 November 2010

Kenangan Jakarta "MONAS Dan ISTIQLAL"

Pak Murdin di Monas
Murdin bersana Penulis
Tepat Pukul 06.00 Wita, 13 rombongan Ketua Radio Komunitas (Rakom) yang sudah memiliki Rekomendasi Kelayakan dari KPID provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masuk pesawat Lion Air di Bandara Selaparang, untuk berangkat ke Jakarta, mengikuti pertemuan konsolidasi Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas (P2LPK)  yang digelar Ditjen Sarana Komunikasi dan Desiminasi Informasi Kementerian Informatika pusat.

Beberapa kawan, yang membawa camera, tentu mengabadikan moment yang sangat penting ini, sejak mulai keberangkatan hingga kembali ke Lombok. Dan setelah terbang selama 1, 40 jam, rombonganpun tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta atau tepat pukul 06.25 Wib. Karena chek in di Hotel Chandra Kartika dibuka pukul 15.00 wib, rombongan dari NTB inipun memamfaatkan waktu untuk berjalan-jalan ke Monumen Nasional (Monas) dan ke masjid Istiqlal Jakarta. Kebetulan beberapa kawan memang ada yang pertama kali naik pesawat dan ke Jakarta.

Kebetulan hari libur, tepatnya minggu 28 November 2010, Monas pun cukup ramai pengunjung. Setelah masuk di areal taman Monas, beberapa kawan memesan mi dan kopi, karena belum sarapan. Panasnya terik matahari sedikit terobati dengan melihat monas yang ditambah dengan sedikit cerita humor dari ketua JRK NTB, Ihsan Husin.

Sementara penulis sendiri tidak pernah berpisah dengan seorang kawan yang sekaligus sahabat rakom dari Gema Pantura FM, Murdin, Spd. Sambil berjalan kaki dan menahan teriknya panas matahari, kami berdua berjalan menuju musium yang berada di lantai dasar Monas. Setelah puas melihat beberapa gambar yang bersejarah, kamipun keluar kembali menuju rombongan yang menunggu ditaman dan berjalan kaki sekitar 1,5 km.

Setelah keliling Monas, rombonganpun berangkat ke masjid Istiqlal, sebuah masjid terbesar di Asia Tenggara, untuk menunaikan sholat Dzuhur.  Masjid yang memiliki lima lantai ini, memang cukup mengagumkan. Sayang penulis sendiri tidak bisa mengabadikan karpet yang berwarna merah yang terhampar sebagai tempat sujud.

Di luar masjid terdapat puluhan orang yang menawarkan jasa foto otomatis dengan bayaran berkisar 15 – 20 ribu rupiah per satu kali jepret. Sementara di luar areal masjid, terdapat beberapa pedagang nasi. Karena perut sudah terasa lapar, rombonganpun memesan nasi dengan menu yang dipilih sendiri.  Puas menikmati keindahan Istiqlal dan rasa lapar sudah hilang, rombongan melanjutkan perjalanan menuju hotel Cahndra Kartika untuk chek in. Dan kebetulan saya bersama pak Murdin mendapat kamar 426 di lantai 4.

“Wah kamarnya serba otomatis pake tombol semua, termasuk kunci pintunya pake kartu. Mau mandi tinggal pilih air hangat atau dingin”, kata Murdin mengawali pembicaraan di dalam kamar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link