Jumat, 31 Desember 2010

PEMUDA SUMUR PANDE TENGAK PEDULI LINGKUNGAN

Kayangan, Lombok Utara - Didasari atas rasa keprihatinan yang tinggi terhadap lingkungan, terutama rusaknya alam dan lingkungan sekitar, akibat dari ulah manusia yang tidak bertanggungjawab dalam mengelola dan melestarikannnya. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Gerakan Pecinta Lingkungan (GPL) Agus Wahyudi, di sela-sela acara penanaman 1000 pohon di sepanjang jalan lingkar Sumur Pande Tengah, di lapangan umum Merenten, di tanah Pekuburan Sumur Pande Tengah dan di sepanjang jalan Desa Sesait.

Selanjutnya Agus Wahyudi mengaku bahwa yang melatarbelakangi keinginan mereka membentuk Gerakan Peduli Lingkungan khususnya di Sumur Pande Tengah ini adalah rasa kecintaan mereka terhadap lingkungan dan alam sekitarnya. Hal inilah yang membuatnya tergugah dan terpanggil untuk berbuat. ”Secara pribadi, saya sangat prihatin melihat kondisi alam yang terjadi akhir-akhir ini,seperti banyaknya bencana alam tanah longsor,banjir bandang, tsunami, gunung meletus dan lain sebagainya, yang menimpa umat manusia hampir diseluruh belahan dunia. Hal ini diakibatkan karena ulah manusia itu sendiri,” ungkap Agus Wahyudi dengan penuh rasa iba.

Hal senada juga disampaikan sekretaris GPL Pendi Pradana mengatakan bahwa, ”kalau kita tidak memulai sekarang,kapan lagi kita bisa berbuat. Apakah kita harus menunggu dan berpangku tangan saja?” ungkapnya dengan penuh tanda tanya. ”Sebagaimana kita ketahui bahwa, di dunia ini sebagian besar perubahan iklim terjadi akibat rusaknya hutan, sehingga berakibat pula pada rusaknya ekosistem biotik disekitarnya,” lanjutnya.

Di tempat terpisah Kepala Dusun Sumur Pande Tengah, Sedim, ketika ditanya seputar kegiatan yang dilakukan oleh para Pemuda Sumur Pande Tengah, sangat mendukung dan merespon bahwa kgiatan tesebut adalah kegiatan yang positif, sehingga siapapun yang melihat kondisi alam dan lingkungan yang rusak, pasti juga berfikir bagaimana memperbaikinya. ”Kita sebagai orang tua patut kita hargai dan dukung niat baik dari para pemuda yang mau berbuat terhadap hal-hal yang positif,” himbau Sedim.

Menyinggung masalah program kerja GPL, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilaksanakan, maka Ketua GPL Agus Wahyudi menyatakan bahwa, program yang sudah dilakukan diantaranya adalah penanaman 1000 pohon disepanjang jalan Desa Sesait, Lapangan Umum Merenten Desa Sesait, jalan lingkar serta penghijauan tanah pekuburan Sumur Pande Tengah. Sedangkan program kerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2011 mendatang adalah penghijauan disekitar mata air Lokok Kremean, Kubur Beleq, Lokok Setangi, Koloh Bandan dan dalam hal pembibitan, GPL juga kerjasama dengan H.Abidin Mustakim salah seorang tokoh perintis penghijauan lahan kering di Kayangan.(ndr)

Kamis, 30 Desember 2010

Disambar Petir Saat Menggunakan Hand Phone (HP)

Kayangan, Lombok Utara - Hujan disertai Petir Rabo sore hari (22/12) minnggu lalu, menyisakan kepedihan bagi warga Lengkukun  Desa Kayangan, Maryati (32).  Warga tersebut disambar halilintar hingga membuat sekujur tubuhnya menderita luka parah, terlihat pada wajahnya hitam lebam, terkena saat korban tengah asyik menggunakan handphone di ruang dapurnya.


Peristiwa terjadi pukul 17.30 wita, berawal dari hujan deras yang turun disertai petir dan gemuruh yang sejak dua hari sebelumnya hujan tidak kunjung berhenti. Rumah dengan lima kamar milik Rusdin, SE (Almarhum) suami korban, tidak mengalami kerusakan yang berarti, hanya saja setelah dicek barang elektronik  berupa receiver digital yang tidak berfungsi.


Sore itu, korban sendiri berada di dapur. Meski mendengar bunyi gemuruh  dan hujan deras, korban tetap berada di ruang dapur karna harus memasak untuk persiapan makan malam. Kilat yang menyambar-nyambar sempat mengagetkan korban. Bersamaan dengan itu korban tengah mengangkat hand phone menjawab panggilan masuk. Namun naas, pada saat kilatan keras disertai ledakan dashyat terjadi, seketika itu pula tiba-tiba korban tidak sadarkan diri. Korban sadar ketika sudah berada di ruang darurat Puskesmas Kayangan yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat kediamannya.


Muka dan lehernya terlihat merah kehitaman, luka serius yang dialami korban hanya terkena pada bagian tidak terlindung pakaian. Tidak berapa lama korban siuman dan sadar. Ternyata dirinya berada di ruang perawatan Puskesmas yang tengah menjalani perawatan. Setelah dirasakan kesehatannya agak membaik. korban  diizinkan untuk pulang sambil berobat jalan. Setibanya di rumah korban sempat melihat ruangan rumah. Korban  tidak menjumpai ada kerusakan yang berarti di kamar rumahnya. Demikian pula di dapur korban, juga tidak ditemukan barang yang berserakan.


"Kejadiannya begitu cepat," jelas Maryati mengawali pembicaraannya. ''Untung saja sore itu anak saya  tidak berada di dekat saya, sehingga tidak ikut  menjadi korban,'' jelas Maryati yang masih menjalani perawatan..


Petir yang menyambar  korban diperkirakan melalui arus signal  pesawat Hand Phone. ''Kebetulan, saya lagi mengangkat HP tiba-tiba saya seperti ksetrum,” jelas Maryati mengulangi pernyataannya.  Sejauh ini belum bisa disimpulkan apakah Hand Phone yang tengah digunakan menjadi pemicu malapetaka  kejadian tersebut.


Sementara itu, di sekitar dusun Lengkukun akibat dentuman petir yang dahsyat itu sedikitnya 7 orang yang mengaku  peralatan elektroniknya mengalami kerusakan seperti Televisi, Receiver Digital, Hand Phone, Pompa Air. Sebagian besar kerusakan akibat Petir itu adalah barang-barang elektonik.


“Receiver Digital  penerima satelit saya rusak, tidak bisa keluar signal gambar, padahal pada saat terjadi Petir, TV  saya tidak hidup,” jelas Bapak Mahrim keheranan.


Kejadian itu juga berimbas pada dusun tetangga yaitu di dusun Lokok Rangan, masyarakat Lokok Rangan juga mengeluhkan akibat yang sama. Sedikitnya 5 orang mengaku bahwa peralatan elektonik miliknya juga mengalami kerusakan.

“Pompa air saya juga meledak, saat itu mesin hidup tiba-tiba mati,“ jelas Hendri.  “Saya juga heran musim hujan tahun ini banyak  turun hujan disertai gemuruh, mungkin ini dampak dari perubahan iklim,” tegas Hendri menambahkan. ( ehe )

PEMBUKAAN JALAN BARU BAGEK KEMBAR - SEJONGGA

Kayangan, Lombok Utara - Dibawah kepemimpinan Iswadi, Dusun Bagek Kembar Desa Kayangan, kini mulai berbenah. Pasalnya, baru – baru ini membuka jalan baru sekitar 400 meter, yang menghubungkan Dusun Bagek Kembar – Sejongga.Dengan dibukanya jalan baru ini, maka akses perekonomian warga nantinya akan lebih lancar.

Hal ini dikatakan Kepala Desa Kayangan Jamaan Aspari di sela-sela kesibukannya dalam pembukaan jalan dimaksud. ”Syukur, masyarakat kita di Dusun Bagek Kembar ini sudah sadar akan pentingnya jalur transportasi khususnya di tingkat pedesaan,” ungkapnya.
Hadir dalam pembukaan jalan baru ini,Camat Kayangan,Sekcam,para Kasi dan Kasubag,anggota TMD Kodim 1606 dan masyarakat Dusun Bagek Kembar.

Selanjutnya, diakui oleh Kepala Desa Kayangan bahwa, memang sudah lama ada rencana membuka jalan ini, ketika masyarakat kesulitan untuk membawa hasil bumi mereka, akan tetapi waktu itu masyarakat belum menyadarinya,terutama bagi pemilik tanah yang tanahnya akan dijadikan jalan baru.
Menurut Gerjeh, salah seorang tokoh masyarakat Dusun Bagek Kembar yang sehari-harinya berpenampilan sederhana ini mengatakan bahwa, ”Memang sejak P3A dijabat oleh Amaq Jojo tahun 2006, rencana pembukaan jalan baru Bagek Kembar-Sejongga ini sudah mulai digulirkan. Tetapi pada saat itu, pemilik tanah Angis bersaudara ini belum menampakkan tanda persetujuannya. Baru pada tahun 2010 dibawah kepemimpinan Kadus Bagek Kembar Iswadi, rencana itu terealisasi,” jelas Gerjeh.

Sementara itu, Edy Kartono,SE salah seorang tokoh pemuda dusun setempat membenarkan bahwa,  rencana itu memang sudah lama direncanakan.”Hanya saja, diantara pemilik tanah yang akan dilalui jalan baru ini, ada yang tidak setuju. Sedangkan Angis, kalau kita lihat kontribusinya untuk pembangunan jalan baru di dusun Bagek Kembar ini sangat besar andilnya.Buktinya, sepanjang jalan yang dilalui oleh jalan baru tersebut adalah tanah miliknya,” tegas Edy Kartono.

Sementara itu Camat Kayangan, ketika ditemui dilokasi pembukaan jalan baru itu,  sangat merespon dan mendukung kegiatan dimaksud. Karena dengan dibukanya jalan baru yang menghubungkan Dusun Bagek Kembar - Sejongga ini, maka akses perekonomian masyarakat setempat menjadi lebih lancar, jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. ”Ini, patut kita syukuri keinginan dari masyarakat yang sudah mulai sadar akan pentingnya keberadaan jalan baru yang dibuka ini,” harapnya. (ndr).


Selasa, 28 Desember 2010

PESERTA JAMBORE DAERAH LOMBOK UTARA SIAP BERANGKAT

Lombok Utara, Gema Pantura - Penggalang adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 11 – 15 tahun.  Pada usia  tersebut anak-anak memiliki sifat keingintahuan (curiosity) yang tinggi, semangat yang kuat, sangat aktif, dan suka berkelompok.  Oleh karena itu titik berat dari latihan Pasukan Penggalang terletak pada kegiatan Regu yang didasari oleh sistem beregu dalam seluruh pelaksanaan kegiatan Pasukan Penggalang. Demikian yang dikatakan oleh Ketua Panitia Jambore Daerah I Gusti Ngurah Oka mengawali laporannya dalam acara pelepasan peserta Jamda, minggu,26 Desember 2010 bertempat di halaman Kantor Bupati Lombok Utara.
 
Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati Lombok Utara H. Najmul Ahyar, SH, MH, Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Lombok Utara Ahmad Abdul Gani, S.Pd, para Andalan tingkat Cabang, para Ketua Kwartir Ranting, Ketua DKC,DKR, para Pembina Pendamping, Pimpinan Kontingen, para orang tua peserta dan para undangan lainnya.

Selanjutnya I Gusti Ngurah Oka melaporkan bahwa, jumlah peserta yang ke Jambore Daerah di Karang Bayan Narmada ini bertambah menjadi 5 regu, yang sebelumnya berjumlah hanya 3 regu putra dan putri. Penambahan ini disebabkan permintaan dari panitia Jambore Daerah tingkat Propensi NTB, karena ada beberapa daerah tidak mengirim. "Peserta yang dikirim ke Jamda kali ini, termasuk juga peserta yang akan dikirim ke Jamnas tahun 2011 mendatang di Bumi Perkemahan Palembang Sumatera Selatan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Gusti Ngurah Oka menambahkan, "Dari jumlah 48 peserta yang siap diberangkatkan ke Jamda Karang Bayan ini, 33 orang diantaranya yang sudah mengikuti TC persiapan ke Jamnas Palembang tahun 2011 mendatang. Sementara sisanya 15 orang hanya sebagai tambahan untuk memenuhi permintaan panitia Jamda Nusa Tenggara Barat,”  tegasnya. “Jadi masalah persiapan, baik dari kesiapan  peserta, perlengkapan dan dana untuk ke Jamda maupun ke Jamnas 2011 sudah siap,”  tambahnya.

Pada kesempatan yang sama Wakil Bupati Lombok Utara H.Najmul Ahyar, SH. MH,  dalam amanatnya pada acara pelepasan peserta Jamda kali ini berpesan agar selalu menjaga kode etik dan janji sebagai seorang pramuka dimana saja berada. ”Adik-adik harus selalu mengamalkan isi dari Tri Satya da Dasa Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari,”  harapnya.

Di akhir amanatnya, Wakil Bupati melepas secara resmi peserta Jambore Daerah dari Kabupaten Lombok Utara untuk diberangkatkan ke Karang Bayan Narmada Lombok Barat. “Semoga menjadi duta terbaik bagi gumi ‘Tioq Tata Tunaq’ Lombok Utara yang masih tergolong muda ini di kancah yang lebih tinggi,” harap Wakil Bupati.

Di tempat terpisah, Ketua Harian Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Lombok Utara Ahmad Abdul Gani, S.Pd  berpesan kepada seluruh peserta yang tergabung dalam Kontingen Lombok utara, “agar selalu menjaga kesehatan, karena jadual kegiatan Jamda sangat padat. Untuk itu, jadual kegiatan harus dipegang masing-masing regu. Pada waktu mengikuti kegiatan, supaya barang-barang berharga seperti Jam, anting, kalung, HP dan lainya, dititip pada Pembina Pendamping, untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan,” harapnya.(ndr)

Minggu, 26 Desember 2010

MUNCULNYA MATA AIR BARU MEMBAWA BERKAH

Kayangan,Lombok Utara - Kemunculan mata air baru di tengah sawah milik Kasmudin Dusun Lokok Senggol secara tiba-tiba membuat warga geger. Pasalnya, ketika terjadi hujan lebat sore hari Sabtu, 18 Desember 2010, Kaslip yang baru pulang dari ngarat sapi, tiba-tiba saja dikejutkan dengan bunyi deruan air yang sangat dahsyat datang dari arah belakang rumahnya. Lalu Kaslip meneliti dari mana sumber datangnya air tersebut,yang  sebelumnya tidak ada. Kejadian ini, kemudian diberitahukan kepada Kasmudin pemilik sawah karena air tersebut asalnya dari sawah miliknya. Baru ke esokan harinya, ketika Nisni berangkat bekerja ditemukan lagi tanah yang
mengalami penurunan sekitar  10  meter tidak jauh dari tempat kejadian.

Kepala Dusun Lokok Senggol Nasrudin ketika dihubungi membenarkan kejadian tersebut. ”Ya, memang benar di tanah sawah milik Kasmudin muncul mata air diikuti penurunan permukaan tanah sedalam 10 meter lebih, tidak jauh dari lokasi mata air yang baru muncul,” terangnya. Dengan kejadian ini membuat warga banyak yang berdatangan yang ingin melihat dari dekat peristiwa langka tersebut dan bahkan ada pula yang mengambil airnya untuk di jadikan obat. ”Ini membawa berkah bagi warga,” urai Nasrudin.

Salah seorang warga dari Dusun Lokok Sutrang Desa Sesait (Gerobak)  membenarkan bahwa dirinya juga pernah datang dan mengambil airnya.”Untuk segala macam obat,” katanya singkat.

Sementara itu, Kepala Desa Pendua ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa, ”kemunculan mata air baru ini membawa berkah bagi penduduk sekitarnya. Nantinya mata air ini akan ditampung kemudian dimanfaatkan untuk pengairan irigasi. Di samping itu bisa digunakan sebagai sumber kehidupan bagi warga masyarakat setempat,” tegasnya.(ndr).

Subak Sambik Belat Adakan Syukuran

Kayangan, Lombok Utara - Tradisi masyarakat Sasak Dayan Gunung bawa dulang ke bedugul ( balai pertemuan P3A ) adalah sebagai bentuk wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya panen para petani. Seperti Subak Sambik Belat Desa Sesait baru-baru ini adakan syukuran  dengan penuh hidmat.

Menurut ketua Panitia syukuran Jumadil mengatakan bahwa, "ada beberapa program yang sudah kami laksanakan tahun ini dan sudah  selesai dikerjakan, diantaranya adalah Pembangunan Damrah di kali Sutrang dan Pembangunan Jalan 2 km yang menghubungkan Dusun Lokok Sutrang dengan Kebun Kunyit, Kebaloan, Melepah, Kelanjuhan, Lokok Ara,Pansor dan Sumur Pande," terang Jumadil.

Tanpak hadir dalam acara ini Djekat anggota DPRD KLU, Camat Kayangan, Pengamat Pengairan, Pemusungan Sesait, para pengurus P3A, dan para undangan lainnya.

Dalam sambutannya Djekat mengingatkan bahwa acara yang digelar Pengurus P3A Subak Sambik Belat ini merupakan wujud syukur kita kepada Allah Swt atas suksesnya program pembangunan di daerah ini. "Bentuk wujud syukur ini, bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti yang kita lakukan saat ini yaitu dengan membawa dulang ke tempat ini ( balai pertemuan P3A )," urainya.Yang penting, jangan kita salah memberikan penafsiran bahwa, dengan membawa dulang ke Bedugul (sebutan untuk Balai Pertemuan P3A) ini, kita artikan dengan penafsiran yang lain,ini adalah bentuk wujud syukur kita kepada Allah Swt,tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Camat Kayangan yang diwakili Kasi PMD Musanip, B.Sc, intinya bagaimana kita mensyukuri tentang program-program yang dilaksanakan oleh Pemerintah lewat  PNPM, yang sekarang ini sudah merambah ke seluruh pelosok. Musanip juga mengingatkan bahwa, "Damrah yang sudah selesai dibangun ini agar dimanfaatkan dan dijaga dengan baik, jangan sampai rusak akibat tangan usil yang tidak bertanggung jawab,"tegasnya.(ndr).

Hiburan Pergantian Tahun Baru Kecamatan Kayangan Ditiadakan

undefinedKayangan, Lombok Utara  -  Pupus sudah harapan keinginan dari Glistan Production yang menginginkan akan diadakannya hiburan Konser Live Musik pada malam pergantian tahun baru 2010 ke 2011 di Kecamatan Kayangan. Pasalnya, permohonan ijin Glistan Production yang ditujukan ke Camat Kayangan, secara serentak di bahas dalam rapat (20-11-2010) dengan anggota Muspika, Kepala Desa Kayangan, Sekcam , para Kasi dan Kasubag di ruang kerja Camat Kayangan.

Dalam rapat yang dipimpin langsung Camat Kayangan ini, sepakat untuk tidak mengijinkan Glistan Production mengadakan hiburan pada malam pergantian tahun baru 2010 ke 2011. Hal ini didasarkan beberapa pertimbangan antara lain ;
1. Pihak Muspika tidak bisa menjamin keamanan acara tersebut, karena acara ini diadakan pada malam hari dan akan dihadiri oleh ribuan orang, sehingga potensi terjadinya keributan sangat tinggi.
2. Lapangan yang akan digunakan adalah lapangan umum Kecamatan Kayangan, baru saja di tanami dengan pohon-pohon penghijauan, dikhawatirkan tanaman tersebut akan terinjak dan rusak.

Menanggapi hal ini, Kapolsek Kayangan Komang Sugatha, setuju untuk tidak mengijinkan hiburan dalam bentuk apapun. Alasannya bahwa dalam rangka menyambut tahun baru, pihak Kepolisian tidak bisa menjamin keamanan. Melihat situasi keamanan yang terjadi sangat rentan terhadap keributan. "Kami tidak bisa menjamin keamanan mengingat jumlah personil kita terbatas, semua kegiatan terpusat di Polres," terang Kapolsek berkumis ini. Selain itu, bahwa lapangan ini baru saja diadakan penghijauan, baru kita merintis. Jadi jangan sampai rusak dengan sia-sia, tambahnya. Hal senada juga di ungkapkan Dan Pos Ramil Kayangan I Gusti Putu Mertayasa, pokoknya saya tidak ijinkan, karena melihat kondisi keamanan di wilayah Kecamatan Kayangan ini sangat rawan, "segala bentuk kegiatan hiburan pada malam pergantian tahun baru, ditiadakan," tegasnya. Sedangkan Kepala Desa Kayangan juga mengatakan tidak setuju di wilayahnya diadakan kegiatan hiburan yang melibatkan orang banyak. Apalagi kegiatan ini diadakan pada malam hari, jadi Kami belajar dari pengalaman sebelumnya, dimana setiap ada acara hiburan selalu terjadi keributan, jelasnya. (ndr).

Peringatan Tahun Baru Islam Berlangsung Hidmat

Lombok Utara - Sebagai tanda syukur kepada Yang Maha Kuasa karena masih diberikan usia panjang, masyarakat Dusun Tukak Bendu Desa Sesait kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara, beberapa waktu lalu memperingati tahun baru Islam

undefinedAcara yang berlangsung di masjid  Baitul Muhlisin Tukak Bendu, tersebut, cukup khidmat karena disemarakkan dengan berbagai lomba tersebut, juga sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun Generasi Bersatu (HUT-GB) yang ke tiga.

“Lomba yang kita gelar  adalah tenis meja, catur dan berbagai jenis lomba lainnya yang diikuti oleh kelompok pemuda se Kecamatan Kayangan”, kata Misyadin, Spd, ketua panitia penyelenggara.

Tampak hadir dalam  acara  peringatan tahun baru Islam 1432 H yang dirangkaikan dengan HUT-GB antara lain, wakil ketua DPRD KLU, Burhan M.Nur, Stap ahli Bupati, Zainul Arifin, St, camat Kayangan, para kepala desa, tokoh masyarakat, pemuda serta undangan lainnya.

Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, SH yang diwakili stap ahli, Zainul Arifin St, dalam sambutannya meminta untuk terus menjalin silaturrahmi sesuai dengan pesan bupati, dimana beliau selalu ingin berada di tengah-tengah masyarakatnya. (ZEN/NDR)

Meningkatan Mutu Pendidikan Perlu Pelatihan

Lombok Utara – Untuk peningkatan percepatan mutu pendidikan dan tenaga didik bagi anak usia dini, di Kabupaten Lombok Utara (KLU) maka diperlukan pelaihan atau diklat.

Demikian ditegaskan, kepala Dikbudpora provinsi Nusa Tenggara Barat yang diwakili stap ahli Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),  Taufiq, Spd pada acara work shop dengan tema peningkatan mutu pendidikan  dan tenaga kependidikan yang berlangsung di aula kantor camat Kayangan, 18/12 lalu.

“Dengan pelatihan tentu dapat sebagai bekal  para guru dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dalam proses belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik dan maksimal sesuai dengan harapan yang kita inginkan”, jelasnya.

Tresnahadi, S.Pt  yang diwakili Sekcam Kayangan, R. Kertamono dalam sambutannya mengatakan, workshop ini sangat penting diadakan, karena dapat menambah wawasan  para guru dalam melaksanakan tugasnya.

“Kepada peserta  agar mengikuti acara ini dengan penuh perhatian agar semua materi yang disampaikan dapat diserap serta diterapkan di lembaga pendidikan masing-masing”, harapnya.
Harapan senada juga disampaikan kepala UPTD Kecamatan Kayangan. “Out put yang dihasilkan

 dalam work shop dapat mengembangkan daya piker dan daya nalar  para guru PAUD, terutama dalam  konsep pembuatan SKH dan mempermudah pemahaman terdap anak didiknya”, kata kepala UPTD Dikbudpora Kayangan.

Aluh Nursehan, A.Md selaku pantia mengatakan,   jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini 55 orang yang berasal dari 25 lembaga pengelola PAUD di Kabupaten Lombok Utara. (NDR)

Jumat, 24 Desember 2010

Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat

Kayangan, Lombok Utara - Pembangunan MCK++ merupakan salah satu program dari kegiatan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat yang dananya bersumber dari multi sumber yaitu dari APBN (DAU/DAK), APBD, BORDA dan dari masyarakat. Kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat ini, baru pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Lombok Utara dan saat ini baru tiga lokasi tempat pembangunannya yaitu di Dusun Kerujuk Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Dusun Lekok Utara Desa Gondang Kecamatan Gangga dan di Dusun tukak Bendu Desa Sesait Kecamatan Kayangan.

Menurut Ketua KSM Pada Nawang Dusun Tukak Bendu Ahmad Sugianto bahwa, "Dana Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat  (SLBM) di Dusun Tukak Bendu ini sejumlah Rp.300.000.000,-(Tiga Ratus Juta Rupiah) sedangkan kontribusi masyarakat dalam bentuk Cash sebesar Rp.2.000.000,-(Dua Juta Rupiah) dalam dalam bentuk tenaga/material sebesar Rp.4.000.000,-(Empat Juta Rupiah) yang dalam pelaksanaannya kemungkinan kontribusi masyarakat akan lebih banyak lagi," urainya.

Lebih lanjut ahmad Sugianto menjelaskan bahwa pemilihan lokasi sebagai tempat pembangunan MCK++ berbasis masyarakat ini dilakukan dengan seleksi kampung yang dilakukan oleh Bali Fokus yaitu Lembaga Mitra BORDA Indonesia yang menjadi pendamping dalam kegiatan ini,jelasnya.

Di namakan MCK++,lanjutnya, "karena dalam bangunan ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah limbah di olah dengan menggunakan teknologi biodigester sehingga limbah yang di hasilkan akan di ubah menjadi gas yang dapat digunakan untuk memasak  ataupun untuk lampu penerangan. Bangunan ini terdiri dari 2 (dua) kamar mandi, 4 (empat) WC, 1 (satu) ruang cuci dan 1 (satu) ruang jaga yang sekaligus dapat dijadikan musholla,"urainya.

Menurut Sekretaris KSM Pada Nawang Misyadin, S.Pd bahwa,  pembangunan MCK++ ini dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat Pada Nawang Tukak Bendu, yang dibentuk oleh warga masyarakat dengan didampingi oleh Fasilitator. Tanah yang digunakan untuk pembangunan MCK++ ini merupakan tanah dusun seluas 216 m2. "Dengan kontribusi masyarakat yang tinggi diharapkan KSM dapat melakukan kegiatan pengembangan. Pengembangan yang diharapkan adalah membangun Kantor Dusun tanpa mengurangi mutu dan volume MCK++," paparnya. Di tambahkannya, bahwa untuk kesinambungan dan perawatan pasca konstruksi masyarakat mengangkat tenaga operator yang diupah dengan menggunakan dana iuran pengguna sebesar Rp.3.000,- (Tiga Ribu Rupiah) per bulan setiap KK. "Adapun jumlah pengguna adalah 195 KK/695 jiwa," urainya dengan penuh semangat.(NDR).

Kamis, 23 Desember 2010

25 Persen Putra Daerah KLU Lulus Tes CPNS

Lombok Utara - Dari 229 jumlah pegawai yang akan di terima di Kabupaten Lombok Utara(KLU), sekitar 25 persen diantaranya yang luslus tes pada 12 Desember lalu adalah putra daerah Dayan Gunung. Sementara sisanya berasal dari luar kabupaten KLU.

Menurut penilain beberapa pemerhati di KLU, yang lulus tes ini murni karena memiliki prestasi tanpa ada pesanan atau lainnya. Buktinya, satupun anak pejabat di KLU yang mengikuti tes tidak ada yang lulus.

“Saya rasa kelulusan ini murni karena mereka berprestasi, dan ini sesuai dengan pesan bupati KLU, H. Djohan Sjamsu, SH, yang setiap kesempatan selalu meminta, agar pada penerimaan pegawai di KLU tidak ada istilah uang itu dan ini, sehingga anak-anak kita bersaing secara sehat”, kata Asyari pada Primadona.

“Kelulusan yang dikeluarkan oleh panitia dari UI ini, saya lihat betul-betul selektif, dan yang lulus adalah anak-anak kita yang memiliki prestasi. Hanya saja kita sebagai putra daearah apakah ihlas menerimanya”, ungkap salah seorang tokoh KLU yang enggan dipublikasikan namanya.

Pendapat lain mengungkapkan, banyaknya yang lulus dari luar daerah Dayan Gunung, barangkali disebabkan masih rendahnya Sumber Daya Manusia yang kita miliki, sehingga kedepan ini perlu ditingkatkan.

“Karena pihak panitia tentunya tidak akan gegabah meluluskan tanpa melihat prestasi yang dimiliki oleh calon pegawai yang mengikuti tes, karena tes yang dijawab oleh peserta diperiksa satu persatu”, katanya.

Terlambatnya pengumuman CPNS di KLU, memang sempat mengundang tanda tanya, namun setelah dikeluarkan pada 22/12, memang tampak banyak peserta tes CPNS yang pasrah dan menyerahkan nasipnya kepada Yang Kuasa.

“Yang penting kita seudah menjalani semua persyaratan yang telah ditentukan, namun barangkali pada tahun ini belum ada nasip, ia kita tunggu tahun berikutnya”, kata Apip salah seorang pelamar pasrah.

Sabtu, 18 Desember 2010

Rinjani Trekking

4 day program: Sembalun Lewang to Senaru

This is a challenging and very rewarding trek with stunning scenery.
Do not underestimate the conditions, as it does get cold up there! Remember to pack
good walking shoes/boots, a torch (preferably head torch), warm jumper/fleece,
long sleeve top, long trousers as well as shorts, light rain jacket, gloves, woolly hat or beanie, towel, hand wipes, 2-3 T-shirts and 2 pairs good thick walking socks. In addition, it is advisable to take your own medication eg, paracetamol and plenty of bandaids/plasters in case of blisters. Most standard medications are available in Lombok at the local Apotek.

Day 1

After registering at the Rinjani National Park office at the top end of the village of Sembalun, you go back to the village centre and begin the trek. We recommend that you do not attempt this trek without the assistance of experienced guides, it can be very dangerous and the park is large and isolated.

The trek begins at the narrow laneway on the left side of the village centre that opens out past the rice paddies. It continues as a steady but easy climb through gently undulating grassland and forest. After about 2 hours walking you reach the Permantuan shelter and can take a short rest or continue to the Tengengean shelter for lunch. After lunch, the climb starts to get steeper over the next hour up to Pada Balong and past some steep gorges. The track climbs steeply from Pada Balong but after around 2-3 hours, you reach the rim of the volcano. The trek proceeds left up along the ridge path to Pelawangan II (2700m), which is the first overnight camping spot high above the smaller volcano and the beautiful lake, Danau Segara Anak that is 6 km wide. The views from this spot are amazing. This smaller volcano, Ganung Baru, only appeared about 200 years ago and is still experiencing minor eruptions. An early night is advisable, as you need to rise at about 2.30am to begin the 3am walk to the Summit of Rinjani (3726m).

Day 2

The climb to the summit is very taxing and very cold. You will need to wrap up warmly and take your head torch, gloves, light raincoat, camera and water etc with you in a small backpack. The group will head off at 3am in order to make the summit in time for sunrise around 6am. It takes about one hour up the very steep gravely path to meet the high ridge that takes you steadily towards the summit. You can experience magnificent views when the moon is full over the lake and you may be able to see some glowing larva from the smaller volcano. After about 1 – 1.5 hours, the real summit looms above you. The trail gets much steeper until you finally reach the last 350m of very steep gravel. It can be a scramble on all fours over about an hour to get to the top. On a clear day, the views are magnificent. You will be taking in the early morning sunrise and watching the world awake from above. Allow about 2 hours to get back down to the base camp for a well-deserved breakfast.

The next part is about an hours rest and then begins the steep and rocky boulder hopping descent to the lake, often going through the clouds. This can take 2 -3 hours and is really tough on your legs. A walking stick can help but this is where good footwear is necessary. The last 45 minutes is a relatively easy walk down to the lakes edge where you can set up camp and have lunch. After lunch, it is time for a swim in the lake and/or time to ease those aching legs and shoulders in the magnificent hot spring pools and waterfall 10 mins from the lake camping spot. The temperature is around 38 degrees and feels like heaven after the tough climbing and walking you have done to get to this point. A long dip here will revive the weariest traveller.

The rest of the day is your own, to rest and recuperate in readiness for the next 2 days walking. All enjoy dinner, before the night’s rest.

Day 3

Indulge in a lazy sleep in, followed by breakfast. If you wish, you can have another dip in the hot springs and lake. After lunch, you begin the enjoyable but steep climb back out of the lake area to 2640 m, which takes about 2 hours. Take time to ponder your final spectacular views of the lake and Rinjani summit before beginning the steady descent past Pos III into the forest camping spot at Pos II (1500m). You will experience beautiful photo opportunities as the sun sets over West Lombok.

Day 4

Wake up to the sounds of the tropical rainforest and after a hearty breakfast begins the easy descent to Senaru. This is an enjoyable walk over 4 hours through the lush forest. If you are lucky, you may spot the timid black monkeys as well as the numerous grey bearded monkeys who are at most camping spots on the trek looking for scraps. From the park entrance, it is an easy 20-minute walk back to the village passing coffee, cocoa and banana plantations. Then you will find yourselves in the picturesque mountain village of Senaru. Here, you can relax, enjoy a local coffee and reminisce about your incredible journey before making your plans of what to do next on this incredible island!

http://rinjanispot.blogspot.com, http://primadonalombok.blogspot.com. Email: hardykrugerrinjani track.gmail.com, ariprimadona@gmail.com

Koslata NTB Evaluasi Program Penanggulangan Bencana

Lombok Utara - Program penanggulan resiko bencana di 10 desa di Kabupaten Lombok Utara yang dilaksanakan LSM Koslata NTB, Sabtu 18/12, bersama puluhan CO dan Tagana selama satu tahun ini dievaluasi secara partisipatif.

Kegiatan evaluasi partisipatif komunitas yang berlangsung di aula Pemda Desa Senaru Kecamatan Bayan tersebut, selain dihadiri oleh Direktur Koslata, Ahmad Djunaidi, SH, juga tampak hadir beberapa kepala desa, para CO, dan undangan lainnya.

“Tujuan kita ingin mengetahui capaian kegiatan selama satu tahun, mulai dari tahapan, proses maupun hasil dari kegiatan. Selain itu kita juga mengidentifikasi hambatan dan kendala-kendala selama kegiatan berlangsung serta tergalinya rekomendasi perbaikan pelaksanaan kegiatan kedepan”, jelas Direktur Koslata-NTB, Ahmad Djunaidi SH.

Sementara tahapan kegiatan yang dilaksanakan diawali dengan sosiliasasi program yang diikuti oleh 50 orang dari 10 desa yang dilanjutkan dengan pementasan seni tradisional yang tahap pertama dilakukan di Desa Jenggala Kecamatan Tanjung.

Setelah sosilisasi, kemudian dilakukan pendampingan oleh CO di 10 desa yang ada di lima kecamatan di KLU, dilanjutkan dengan training dan analisa kerentenan-kerentanan kapasitas aecara partisipatif.

“Dari hasil ini baru kita lakukan Musyawarah Desa dan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) dan training emergency respon yang tujuannya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengendalian bencana”, kata Ahmad Djunaidi.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan lokakrya, pembuatan papan informasi dan hearing ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) KLU dan kegiatan-kegiatan lainnya. “Khusus untuk pelaksanaan kegiatan di sekolah, kita sudah lakukan analisa ancaman bencana sekolah, lokakarya dan hearing ke Dikbudpora KLU”, jelasnya.

Dalam sesi dialog. Muncul beberapa kendala yang dialami oleh beberapa CO, seperti ancaman bencana belum banyak yang mucul dalam merumuskan perencanaan pembangunan di tingkat desa, dan tidak semua desa memiliki data yang lengkap serta masih adanya pemerintah di tingkat desa yang kurang merespon kegiatan ini, sehingga terkesan dalam pelaksanaan kegiatan berjalan sendiri.

Dan untuk mengatasi kendala ini, semua CO sepakat agar program penanggulangan bencana terus berlanjut serta perlu dilakukan pendekatan dengan pemerintah di KLU. Dan pada malam ini digelar juga kesenian tradisional yaitu Cupak Gurantang. (M.Syairi)

Jumat, 17 Desember 2010

PNPM-MP DI DESA KAYANGAN

Kayangan,Lombok Utara - Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri di Desa Kayangan sebenarnya sudah di mulai sejak 2 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2008, sebelumnya pada tahun 2007 dinamakan PPK Mandiri. Inilah yang menjadi cikal bakal PNPM-MP. Kegiatan PNPM-MP di Desa Kayangan selama ini di titikberatkan pada penguatan ekonomi masyarakat miskin dan pembangunan prasarana fisik.

Pada tahun 2010, Desa Kayangan memperoleh dana dari PNPM-MP sebesar Rp 185.753.700,- diarahkan untuk pembangunan fisik berupa pembuatan talut yang tersebar di 6 dusun dengan panjang 1,209,5 meter. Dana tersebut sudah termasuk DO UPK dan DO TPK, Ungkap Abdurrahim Jumaidi Ketua TPK Desa Kayangan yang kurang lebih 3 tahun menjadi Ketua TPK di Desa Kayangan.

Menurut Ketua TPK, selain pembangunan fisik tersebut, kami juga telah mencairkan dana bagi kelompok ibu-ibu yang dinamakan SPP ( Simpan Pinjam Kelompok Perempuan ). Pada tahun ini dana yang kami salurkan berjumlah Rp.97.000.000,- terdiri dari 9 kelompok dengan jumlah anggota 97 orang. Jadi masing-masing anggota memperoleh pinjaman Rp.1.000.000,- dengan masa angsuran 10 bulan.

Diharapkan kepada semua anggota kelompok SPP agar memenuhi kewajibannya sesuai dengan penentuan tanggal pencairan dana, karena dengan pengembalian tepat waktu akan menjadi barometer untuk memperoleh pinjaman SPP dan bantuan dana fisik pada tahun yang akan datang, demikian harap ketua TPK Desa Kayangan.(Erc).

Kamis, 16 Desember 2010

Sosialisasi Rencana Tata Ruang Wilayah KLU

Kayangan, Lombok Utara - Sosialisasi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara, untuk wilayah Kecamatan Kayangan telah berlangsung baru-baru ini di aula Kantor Camat Kayangan. Hadir dalam pertemuan tersebut adalah seluruh Dinas Instansi tingkat Kecamatan Kayangan, Kepala Desa, BPD, LPM, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, se Kecamatan Kayangan, dan karyawan Kantor Camat Kayangan.

Dalam sambutannya, Camat Kayangan yang diwakili Sekcam Raden Kertamono, mengharapkan  kepada seluruh peserta yang hadir agar mengikuti acara ini dengan penuh seksama dan nantinya bisa kita pahami. Turut hadir pada acara ini tiga narasumber dari Bappeda, Ekonomi pembangunan setda KLU dan dari PU Kimpraswil KLU.

Pada kesempatan itu Subahan Hadi dari Bappeda memaparkan seputar maksud dan tujuan penyusunan RTRW KLU. Menurut beliau, maksud penysunan RTRW ini adalah untuk mengatur suatu ruang supaya tidak saling tumpang tindih antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain. Dengan demikian, pada intinya adalah pemamfaatan lahan yang ingin digunakan untuk menempatkan pembangunan sarana dan prasarana yang menjadi kebutuhan Pemerintah Daerah KLU,jelasnya. Selanjutnya, Subahan Hadi juga mejelaskan bahwa dalam menyusun RTRW ada tiga filosofi yang harus ada, yaitu Perencanaan Tata Ruang, Kedua Pemamfaatan tata Ruang dan Ketiga Pengendalian dari pemanfaatan tata Ruang itu sendiri.

Lebih jauh Subahan Hadi menjelaskan bahwa masalah-masalah yang dihadapi dalam menyusun RTRW antara lain,

a. Perubahan fungsi status penggunaan lahan sudah bergeser.Misalnya Pertanian banyak di alih fungsikan menjadi daerah pemukiman
b. Ketimpangan distribusi penduduk sehingga mengakibatkan ketersediaan tenaga kerja jauh menurun, dikarenakan SDM yang tersedia masih    rendah.
c. Sumber Daya Alam yang ada belum oftimal di manfaatkan.
d. Keterbatasan pelayanan Infrastruktur.

Sementara itu, narasumber dari Bagian Ekonomi  Pembangunan Setda KLU dan dari Dinas PU Kimpraswil hanya menjelaskan seputar bagaimana pengurusan ijin bagi masyarakat yang ingin mengurus ijin status penggunaan tanah dan IMB.(ndr).

 

Rabu, 15 Desember 2010

Mount Rinjani a Potential Geoturism

Situated in the Nouth Lombok, Nouth Lombok, and Midle Lombok regency with 3.726 meters above the sea surface, Mount Rinjani is a potential geotourism. This volcano has a caldera panorama, a green Segara Anak lake, peak, crater, waterfall, hot spring, cave, history of explosion, and a new lava flow.

Mount Rinjani

Some mountain climber said that climbing mount Rinjani is “the five star tracking”. According to those who has climb this mountain said that if this mountain is a hotel, it is a top class hotel, a five star hotel. There are three official climbing tracks up to the peak. They are the Senaru and Torean tracks from the North Lombok, and the Sambalun track from the East Lombok regency.

Those three tracks has their own characteristics that detrmain the climbing objective. The most popular track and the mosly used by the foreign climber is the Senaru track. It is related to the easy acces to this site. In addition, this track has the same route with Senggigi beach. The Senaru village is the gate to this site. By taking this track we can enjoy other tourist object such as; the oldest Mosque in Lombok Island, The Bayan traditional village, and both Sendang Gile waterfall and Tiu Kelep waterfall.

There are tens of decent inns in this village. In addition, there are also some adequate climbing services. Nowadays, Mount Rinjani that become the part of the Mount Rinjani National Park is managed by an institution that involved the government, private, local people and some tourism people under the Rinjani Tracking Management Board (RTMB) name. Being managed by the RTMB, Rinjani rechieved some national and international award e.g the World Agency Award in 2004 and Tourism for tomorrow Awards (2006/2008).

Having a difficult track to climb, the tourist that visit mount Rinjani are the tpurist who has special interest. It takes 8 to 12 hours to reach the peak of this mountain both by using the Senaru or the Sembalun track. Located at 8º25” of altitude and 116º28” of latitude, this mountain becomes a favorite for the Indonesian climbers for its beautiful sceneray. Having about 41,330 acres wide, this mountain is situated in the Mount Rijani National Park.

The forest area in this mountain includes in the heterogen type, and also homogen type in some part of it. We can find the kinds of oak trees, Beringin (Ficus superb), Garu (Dysoxylum sp), Bajur, as well as the local farm area planted by vegetable such as potato, chili, cabage, and onion on 1000 to 2000 meters above the sea level height. We can find more mountain pine (Casuarina junghuniana) trees on about 2000 to 3000 meters above the sea level height. Up to the height of 3000 meters above the sea level we can find nothing but the grass family plants and the edelweiss, the eternal flower.

Segare Anak is the most exotic spot at mount Rinjani. Segare means ‘Sea’ and Anak means ‘a child’. This lake is formed vulkanicly by the explosion of mount Rinjani. The local named it segare or ‘sea’ because of its blue color of thje water, the saem as the sea. Located on 2800 meters above the sea level, there are some varians of fish and others flora and fauna live in it. The gold fish, the “mujaer”, and the harper are the dominant inhabitants of this lake. The water of Segara Anak has sulfuric smells, the temperature are different from one place to another.

Segara Anak is 1.100 accres wide, 160-230 deep. There is anew volcanic mountain in the center of this lake. It is an active volcano, and it grows bigger. The local believe that the water of Segara Anak merically cure deseases. Further, the local worship the benda-benda sakti here. There is a smlall new mountain named Gunung Baru jari (new mountain) near the Segara Anak Lake.

Altough there are a track to the peack of the mountain, few people could reach it. Probably it is because the mountain produce gas as it still grow. In adition to enjoying the scenery while fishing at the Segara Anak lake, you can explore some cane such as Pengantin cave (the Bride cave), Susu cave (the Milk cave), Manik cave, and its hot spring, or the local call it Aik Kalak in Sasak language.

Tracking

If you want to climb Rinjani mountain, you can contact "Rinjani Master Trekking" Trekking Organizer : Mr. Hardy Kruger Adress : Jl. Senaru – Sindanggila Water Fall Senaru-Bayan- West Lombok – NTB, Post Code 83354 Mobil Phone: +628175750585 Email : ariprimadona@gmail.com

Madu Lebah, Komoditi Yang Tak Tersentuh Maksimal

Oleh : Tarpiin & M. Syairi
Lombok Utara terkenal dengan kekayaan potensi Sumber Daya Alam (SDA), salah satunya madu lebah alami atau lokal atau sering disebut dalam bahasa latinya Apis cerana, Ironinya hingga saat ini madu lebah yang terdapat di Gumi Dayan Gunung masih belum mengemuka di dunia pasar, bahkan cendrung terlupakan. Lantas seperti apakah kondisi kelompok petani lebah madu di Kabupaten Lombok Utara (KLU) povinsi Nusa Tenggara Barat, sejak dulu hingga kini?
Berikut penelusuran penulis di Kabupaten Lombok Utara (KLU) atau lebih identik dengan sebutan Dayan Gunung dengan luas wilayah mencapai 809,53 km2 dan jumlah penduduk tidak kurang dari 207.998 jiwa. Komuditi unggulan daerah yang baru di tetapkan menjadi daerah otonomi tanggal 21 Juli 2008 ini ada di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan hingga kelautan perikanan, disamping sektor pariwisata sebagai salah satu aset terbesar bagi KLU.
Khusus komoditi di sektor perkebunan, komoditi madu lebah di Lombok Utara kondisinya sangat memungkinkan untuk di jadikan salah satu produk unggulan daerah, terbukti banyaknya kelompok petani madu yang dapat di katakan menjamur di lima kecamatan di KLU. Sebut saja salah satu kelompok petani madu Peternak Madu Mandiri Teladan (Permata) Desa Rempek Kecamatan Gangga KLU. Kelompok ini merupakan gambaran kecil dari beberapa kelompok lainnya di desa terkait hingga beberapa kecamatan lainnya.
Para peternak madu yang tergabung dalam beberapa kelompok ini juga bukan hanya sekedar kelompok kagetan belaka atau hidup ketika ada program dari pemerintah saja, tetapi patut di banggakan karena sebagian besar merupakan profesi yang di tinggalkan dari para nenek moyang atau leluhur sebelumnya.
Meski demikian seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, profesi ini ternyata tak dapat menjadi penopang atau menjadi jaminan kesejahtraan masyarakat atau para anggota kelompok tersebut. Minimnya pembinaan dari pemerintah terkait serta berbagai kendala lainnya seperti akses pasar, labling (lebel atau kemasan) hingga peningkatan kapasitas kesejahtraan kelompok menjadi kendala medasar sehingga komuditi satu ini belum mampu menjadi komoditas unggulan yang dapat go publik.
Terbukti hingga saat ini tak pernah kita melihat atau mendengar sebutan madu asli Lombok Utara seperti yang biasa kita dengar dan temukan misalnya madu asli Sumbawa. Pada hal kwalitas madu yang di hasilkan para peternak ini tidak di ragukan lagi dan dapat di pastikan mampu bersaing di akses pasar asalkan di kelola dengan maksimal oleh pemerintah atau pihak terkait lainnya.
Ruspendi, Ketua Peternak Madu Mandiri Teladan (Permata), Desa Rempek, Gangga, KLU yang juga sekaligus Sekretraris Forum Komunikasi Desa Mandiri Rempek, misalnya saat di temui belum lama ini dengan penuh ramah tamah dan nuansa kekeluargaan mempersilahkan untuk duduk di sebuah berugak sederhana, “ beginilah suasana kita di tengah hutan, sepi, “ katanya membuka perbincangan.
“Kita disini memiliki sekitar 4 kelompok madu dengan jumlah anggota yang bervariatif mulai dari 10 orang hingga 20 orang, bahkan ada juga kelompok tani (gapoktan) yang juga di fungsikan sebagai kelompok petani madu, tapi masih banyak juga yang memang murni berprofesi sebagai kelompok petani madu.
Karena keterbatasan biaya dan belum adanya pembinaan satu kelompok hanya mampu memiliki sekitar 5 stub (kotak) yang di buat dari pohon kelapa dengan berswadaya, satu stub biasanya menghabiskan Rp 70 ribu, tapi sebagian besar kelompok yang memang sebelumnya terbentuk dengan berswadaya kini banyak yang tidak eksis lagi alias mati suri, selain memang persoalan diatas juga karena pembinaan pun pengelolaan manajemen kelompok yang belum mampu dilakukan para anggota,“ tuturnya menyanyangkan.
Selain kendala tersebut para petani madu juga sering dihadapkan dengan berbagai penyakit atau hama yang kerap kali mengganggu madu lebah seperti semut merah (semangah bahasa sasaq Dayan Gunung-red), semut hitam (teres sirem), hingga hama yang meyerupai kupu-kupu berwarna itam besar dan menghisap madu yang biasanya menyerang pada malam hari, “ jelasnya.
Untuk kelompok Permata sendiri memilki anggota 9 orang dengan jumlahstub sekitar 70 unit yang di buat secara swadaya kelompok. “ Kitatargetkan kelompok Permata memilki 1000 stub, kita juga sayag bersyukur semangat para anggoat kelompok untuk terus mengembangkanpropesi yang di tinggalkan para orang tua terdahulu masih terjagan dengan baik meski hingga saat ini kita sama sekali belum pernah merasakan pembinaan dari pemerintah terkait, “ sambungnya.

Lantas berapakah produksi madu yang dapat dihasilkan kelompok petani madu?, “ satu kelompok dapat meghasilkan 20 hingga 30 botol madu lebah asli dalam sekali panen, sedangkan panen biasanya dilakukan sekali sebulan, jumlah produksi madu juga sangat di tentukan cuaca atau musim bunga atau buah - buhan setempat. Bisanya untuk satu stub dapat menghasilkan 1,5 hingga 2 botol madu murni, “ jelasnya.
“Akses pasar hingga saat ini belum di miliki para anggota kelompok sehingga sistim penjualan dilakukan atar teman bahkan harganya juga sangat murah sekitar Rp 50 ribu bahkan dapat kurang dari harga tersebut, karena biasanya yang membeli adalah teman sekitar atau kerabat lainnya, sehingga sistem penjulanan juga belum dapat di kelola sama sekali sehingga sangat berpengaruh terhadap pengasilan ekonomi para anggota kelompok. Kita berharap ada perhatian serius dari pemerintah untuk mengatasi persoalan para anggota kelompok, “ tambah Ruspendi penuh harap.
Pantauan penulis di lokasi juga banyak terlihat stub yang di tinggalkan madu lebah atau kloninya karena tak mampu di rawat atau di peliharan dengan baik oleh para anggota kelompok, selain itu di karenakan kwalitas stub yang di buat anggota kelompok yang tidak standar dan lebih cendrung menggunakan bahan baku seadanya. Meneropong Komuditas Unggulan di KLU (bagian 2 habis) Minim Anggaran
Minimnya anggaran dan keterbatasan tenaga untuk melakukan pembinaan terhadap kelompok petani lebah madu di akui Kasi Produksi dan Pengembangan Usaha Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Kehutanan KLU, M. Zaenudin saat di temui beberapa waktu lalu. “ Kita masih terkendala dengan anggaran sehingga pembinaan dan
pengembangan kelompok tani madu lebah di KLU belum dapat di lakukan dengan maksimal selain itu kita masih terbatas tenaga, “ jelasnya. “Insya Allah untuk tahap awal kita akan melakukan pembinaan terhadap dua kelompok petani madu lebah, sedangkan untuk tahap berikutnya kita akan usulkan 5 kelompok atau lokasi untuk proses pembinaan dan pengembangan ditiap kecamatan. Selain persoalan anggaran minimnya publikasi juga memjadi salah satu penyebab utama sehingga madu lebah Lombok Utara belum mampu bersaing dan muncul di dunia pasar, “ tambah Zaenudin.
Sedangkan data yang berhasil di himpun dari dinas terkait saat ini jumlah kelompok petani madu lebah di KLU sebanyak 30 kelompok yang tersebar di lima kecamatan dengan hasil produksi madu per satu kelompok mulai dari 156 botol hingga 1.635 botol madu per tahunnya. Sedangkan jumlah anggota kelompok dari 10 orang hingga 20 orang persatu kelompok. (*)

Selasa, 14 Desember 2010

“PNPM” Utamakan Usulan Pembangunan Skala Prioritas

Lombok Utara - Dalam mengusulkan pembangunan yang didanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) harus mengutamakan skala prioritas. Artinya pembangunan yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat di tingkat desa.

Harapan tersebut disampaikan Camat Bayan R. Trsnawadi, S.Sos Sabtu 11/12, yang diwakili Kasi Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Kecamatan Bayan, Darmanom, S.Sos, pada acara pembukaan Musyawarah Antar Desa (MAD) yang berlangsung di aula kantor camat Bayan Kabupaten Lombok Utara.

“Dalam mengusulkan program pembangunan harus mengutamakan skala prioritas, agar pembangunan yang didanai PNPM dapat bersinergi dengan program pembangunan yang didanai pemerintah daerah KLU”, pintanya.

Skala prioritas pembangunan yang dilaksanakan Pemda KLU pada tahun pertama ini ada tiga, yaitu pembangunan infrastruktur jalan, pengadaan listirik dan perpipaan air bersih. Dan ketiga skala prioritas ini hasilnya sudah mulai Nampak.

Menyoroti hasil monitoring yang dilakukan oleh PJOK ditingkat kecamatan Bayan, menurut Darmanom, pembangunan yang didanai PNPM hasilnya sudah cukup bagus, dan pada tahun berikutnya perlu lebih ditingkatkan lagi. “Dan bagi Tim Pengelola Kegiatan (TPK) dalam melaksanakan program harus sesuai dengan desain draf, dan jangan sampai dinterfensi oleh siapapun”, tegasnya.

Ketua Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD) R. Jambianom, dalam kesempatan tersebut meminta kepada semua pengurus TPK dalam mengelola PNPM agar mengutamakan azas transparansi atau keterbukaan. “Jangan sampai ada penilain bahwa program yang dijalankan hanya menguntungkan segelintir orang. Penilaian itu muncul bila para pengelola tidak terbuka kepada semua pihak. Jadi kedepankanlah azas transparansi”, katanya.

Asrin Tombili, S.Sos, Fasilitator Kecamatan (FK) Bayan dihadapan ratusan peserta mengungkapkan, MAD prioritas usulan dan perengkingan harus kita laksanakan sesuai dengan mekanisme yang sudah diatur, karena tahapan demi tahapan tidak bisa kita lewati, karena itu merupakan salah satu dari ruh program. “Dan jika semua tahapan itu bisa kita selesaikan bulan Desember ini, Insya Allah Surat Penetapan Camat (SPC) akan bisa cepat keluar, dan paling tidak bulan januari 2011 mendatang kita sudah mulai melaksanakan program yang diusulkan”,ungkapnya.

Lebih lanjut Asrin menegaskan, pada tahun 2012 mendatang, tidak ada lagi perencanaan. Dan semua program akan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des). “Perlu diketahui RPJM-Des itu bukan kebutuhan dari PNPM, akan tetapi itu adalah kebutuhan dari desa masing-masing, sehingga dalam penyusunannya fasilitator kecamatan hanya mendapingi serta memberikan pendanaan untuk penyusunannya. Dan dana untuk kegiatan RPJM-Des ini, khususnya di Kecamatan Bayan sudah disiapkan sebesar Rp. 32,5 juta”, jelasnya.

Sementara Nurul Hidayati, Fasilitator PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (GSC), pendanaannya pada saat ini cukup menegangkan dan berada pada titik rawan. Karena pendanaan tahun 2010 harus sudah terserap semuanya pada 20 Desember mendatang. “Dan informasi akhir tentang pendanaan PNPM GSC kita akan tunggu pada 15 Desember ini. Dan bila tidak ada titik terang, maka pendanaannya akan mundur hingga Maret 2011”, katanya.

“Memang beberapa hari belakangan ini banyak sms yang masuk menanyakan pendanaan PNPM GSC, tapi saya belum bisa menjawab sebelum tanggal 15 bulan ini. Dan bagi TPK yang sudah melakukan pelelangan atau penenderan program harap bersabar dulu, mudah-mudahan dananya bisa dicairkan secepatnya”, harap Nurul Hidayati.

Acara MAD selain didisi dengan dialog, juga dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk melakukan perengkingan serta memilih pengurus Badan Pengewan Unit Pengelola Kegiatan (BP-UPK) dan Tim perengkingan pada Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP). Sementara yang terpilih sebagai BP-UPK Kecamatan Bayan antara lain, ketua, Nurbakti, S.Ag, Sekertaris, R. Singawati dan bendahara, Ratmana. Dan untuk tim perengkingan SPP masing-masing tiga orang dari BKAD dan dua orang lainnya dari perwakilan perempuan, yaitu B. Indranten dan Sriwati.

Ratusan Jerigen Diikat Tali Menanti Mitan Bersubsidi

Lombok Utara - Ratusan Jerigen yang diikat dengan tali tampak menjadi pemandangan di depan aula kantor camat Bayan Kabupaten Lombok Utara. Sementara warga sudah mulai mengantri sejak pukul 08.00 wita menunggu mobil yang membawa minyak tanah (Mitan) bersubsidi.

“Dinas Perisdustrian dan Perdagangan (Deprindag) Lombok Utara menyediakan 5000 liter mitan bersubsidi untuk masyarakat miskin yang dibagi kepada 1000 warga yang ada di tiga desa yaitu desa Anyar, Karang Bajo dan desa Senaru. Dan desa-desa lainnya akan menyusul”, tutur Rusmiatun, Sekcam Bayan, ketika ditemui diruang kerjanya 11/12.

Tujuan oprasi pasar murah mitan ini, khusus untuk membantu warga miskin dengan sistim pembagian kupon yang masing-masing mereka memperoleh 5 liter dengan harga Rp. 3000/liter. “Pemberian kupon itu dimaksudkan agar masyarakat tidak berebutan”, kata Kasi PMD Kecamatan Bayan, Darmanom, S.Sos.

Ketika ditanya soal adanya koversi mita ke gas, Rsumiatun mengakui, bahwa kompor gas sekarang ini masih sulit diterima oleh masyarakat, karena mereka sering melihat di Televisi tentang banyaknya kompor gas yang meledak hingga menyebabkan korban jiwa. “Ini memang pernah disosialisasikan, hanya saja masyarakat tidak bisa menerimanya”,jelas Rusmiatun.

Beberapa warga terutama yang berasal dari luar desa Anyar mengeluh, karena oprasi mitan bersubsidi ini hanya bisa diperoleh di depan kantor camat. Sementara warga yang berasal dari luar seperti dari Desa Senaru dan Karang Bajo, harus mengeluarkan biaya tambahan yaitu biaya transfortasi.

“Kalau tujuannya membantu masyarakat, mobil yang mengangkut mitan harus langsung ke desa tujuan, bukan parkir di depan aula kantor camat. “Untuk kesini saja kami harus mengeluarkan biaya transfortasi sampai Rp. 20.000/orang, belum lagi ditambah dengan harga mitan yang lima liter Rp. 15.000. Jadi kedepan ini perlu dipikirkan oleh pemerintah. Jangan dengan alasan membantu, tapi warga harus mengeluarkan biaya tambahan”, harap puluhan warga yang berasal dari luar Desa Anyar.

Ritual Pembersihan Pusaka di Prawira ‘’Disembeq’’ dengan Darah Kambing Bercampur Kelapa

Setiap lima tahun sekali keluarga R. Indra Jaya (almarhum) menyelenggarakan ritual penyiraman pusaka di Dusun Prawira, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Acara itu dihadiri keluarga dan kerabat bahkan dari pejabat instansi terkait. Ragam jenis pusaka dibersihkan dengan air bercampur jeruk nipis dan kelapa yang sudah diparut bercampur dengan darah kambing. Campuran darah kambing itu kemudian disembeq atau dioleskan pada tempat penampungan benda pusaka itu.

HAMPIR setiap hari wisatawan yang datang ke hotel The Oberoi dan hotel yang lain di Medana, Kecamatan Tanjung datang ke Dusun Prawira yang lokasinya tak jauh dari Medana. Di tempat ini tersimpan sejumlah pusaka atau benda peninggalan milik R. Indra Jaya (almarhum). Pusaka itu disimpan cukup rapi di sebuah tepat yang disebut cengan Bale Gede atau rumah besar.

Benda pusaka itu jumlahnya cukup banyak, diperkirakan berusia seratus tahun lebih. Seperti hotbah Jumat zaman dulu, lontar yang menceritakan sejarah berdirinya Desa Sokong tempo dulu. Juga kain tenun yang disebut dengan grantung, rambut wanita, sejumlah permata dan beberapa jenis pusaka yang masih tercimpan dengan rapi.

Satu persatu benda pusaka itu dikeluarkan dari kotak kayu ukuran panjang 30 cm dan lebar 20 cm. Benda itu kemudian dibersihkan oleh pemangku makem Desa Sokong H. Sukarti dengan air yang campur jeruk nipis, dengan dibantu sejumlah warga. Setelah itu pusaka tersebut dimamsukkan ke dalam pembungkusnya kemudian dioleskan dengan darah kambing bercampur dengan kelapa. Setelah dibersihkan semua pusaka itu lalu dipindahkan ke lemari kaca yang ukurnnya lebih besar dari kotak kayu itu.

‘’Setiap lima tahun sekali pusaka ini kita bersihkan. Ini sesuai yang dilakukan oleh leluhur kami. Keluarga takut tak menyadakan ritual ini,’’ tutur R. Mustiawan (56), mangku Dusun Prawira yang juga salah seorang keluarga R. Indra Jaya (almarhum), Senin (13//12) kemarin usai ritual itu berlangsung.

Keberadaan sejumlah pusaka di Prawira ternyata menjadi daya tarik bagi wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Lombok Utara. Menurut Mustiawan mereka tertarik dengan pusaka itu karena usaianya rata-rata sudah seratus tahun lebih, selain itu ada beberapa pusaka yang memiliki daya tarik tersendiri. Seperti kain grantung, cukup banyak yang ingin membeli tapi tak diberikan.

Setiap membersihkan pusaka, katanya harus menyembelih kambing sebagai syarat yang berlaku sejak leluhurnya. Penetapan hari ritual tidak boleh sembarangan hanya pada Senin, Kamis atau Jumat. Di luar hari yang tiga ini pantang dilakukan ritual tersebut. Kendati banyak yang ingin membeli beberapa pusaka itu, keluarga R. Indra Jaya (almarhum) tetap mempertahankan.

Menurut Datu Tresna Bhakti benda pusaka ini harus tetap dilestarikan apalagi bisa dijadikan daya tarik bagi wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Lombok Utara. ‘’Ini aset yang harus dilestarikan,’’jelasnya. (sam)

Senin, 13 Desember 2010

KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA LOMBOK UTARA LAKSANAKAN TRAINING CENTER BAGI PESERTA JAMDA 2010 DAN JAMNAS 2011

Kayangan,KLU - Pelaksana Harian Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Lombok Utara Akhmad Abdul Gani,S.Pd, membuka secara resmi dimulainya pelaksanaan Training Center (TC) bagi peserta Jambore Daerah 2010 dan Jambore Nasional 2011. Hadir dalam acara ini, Panitia  TC (DKC), Pengurus Kwarcab, hadir pula orang tua para peserta. Acara pembukaan TC ini berlangsung di Aula Gedung Dikbudpora Kabupaten Lombok Utara.

"Pelaksanaan TC ini direncanakan berlangsung selama 4 kali pertemuan setiap minggu sampai dengan menjelang pelaksanaan Jambore Daerah," Ungkap Ketua Harian Kwarcab Lombok Utara Akhmad Abdul Gani,S.Pd. mengawali sambutannya.

Selanjutnya, Beliau mengatakan bahwa, peserta yang berhak mengikuti TC ini adalah mereka yang lolos dari Jambore Ranting masing-masing daerah dan Jambore Cabang. Sehingga untuk peserta Jambore, baik Jambore Daerah mapupun Jambore Nasional dari Daerah KLU nantinya akan mewakili Kabupaten Lombok Utara pada Jambore Nasional sekitar bulan Juli 2011 di Bumi Perkemahan Palembang  Propensi Sumatera Selatan,urainya.

Diakui oleh Ketua Kwarcab yang elegan ini bahwa, jumlah peserta yang mengikuti TC untuk persiapan Jamda dan Jamnas ini, adalah berasal dari seluruh Kwarran yang ada di wilayah Gumi ” Tioq Tata Tunaq” berjumlah 34 orang peserta,yang terdiri dari Kwarran Bayan 6 orang peserta, Kwarran Kayangan 6 orang peserta, Kwarran Gangga 6 orang peserta, Kwarran Pemenang 6 orang peserta dan perwakilan Kwarcab KLU 4 orang, dengan perbandingan 3 putra dan 3 putri, jelasnya.

Pada kesempatan itu juga, Ka.Kwarcab KLU mengharapkan kepada seluruh panitia dari DKC yang terlibat dalam pelaksanaan TC ini, agar melaksanakan kegitan dimaksud dengan penuh rasa tanggungjawab. Berikanlah adik-adik peserta ini bekal tentang teknik kepramukaan yang nantinya bisa di jadikan acuan dalam mengikuti berbagai kegiatan Jamda maupun Jamnas, harapnya.

Secara khusus Ka.Kwarcab berpesan kepada orang tua para peserta yang hadir pada saat itu,agar memberikan ijin kepada putra putrinya dalam mengikuti Jamda maupun Jamnas. Karena keterlibatan orang tua peserta adalah sangat penting, karena semua bekal peserta selama TC sampai dengan pelaksanaan Jamda maupun Jamnas nantinya menjadi tanggungan orang tua peserta. Sedangkan yang ditanggung pihak Kwarcab adalah  hanya perlengkapan Jamnas tahun 2011 mendatang.

Sementara itu, Ketua DKC yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Jamda Zulkisman mengatakan bahwa pelaksanaan TC ini akan berlangsung selama 4 kali pertemuan setiap minggu, yaitu dari tanggal 25 September 2010 sampai dengan pelaksanaan Jambore Daerah tanggal 23-27 Nopember 2010 baru lalu di Karang Bayan Kecamatan Lingsar  Narmada.

Pada kesempatan itu juga, Zulkisman membagi tugas kepada masing-masing anggota panitia sesuai dengan bidangnya. Jadi masing-masing anggota panitia akan bertugas memberikan materi sesuai dengan keahlian masing-masing, tegasnya.(ndr)

Utamakan Profesionalisme Dan Pengabdian

KLU - Dalam penerimaan calon pegewai negeri sipil (CPNS) di Kabupaten Lombok Utara, disamping mengutamakan putra daerah juga pelu calon pegawai yang profesionalisme dan pengadiannya di masyarakat serta mumpuni dibidangnya masing- masing.

Harapan tersebut dikemukakan Kepala Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU), Muhammad Katur, ketika ditemui Koran Berita, Jum’at 10/12 kemarin di ruang kerjanya. Menurutnya, khusus bagi guru, panitia perlu melihat lama pengabdiannya di lembaga pendidikan tempat mereka mengabdi. “Banyak guru kita yang mengabdi puluhan tahun, namun belum juga diangkat menjadi pegawai negeri, dan ini perlu menjadi perhatian utama di KLU”, pintanya.

Menyoroti banyaknya pelamar CPNS di KLU hingga mencapai 7 ribu lebih, M. Katur memberi solusi, yang diluluskan menjadi pegawai nantinya, adalah yang memenuhi kriteria yaitu mampu membangun KLU yang lebih baik kedepan. “Memang kemarin banyak yang mengurus KTP dari luar KLU, namun jangan sampai terjadi kita berteriak hentikan many politik, tapi kita sendiri yang mengidolakan atau melakukannya. Karena ada saya dengar calon pegawai yang berani bayar sampai Rp. 50 juta lebih, dan ini perlu kita hindari”, katanya.

Dan bagi guru, silahkan melamar sesuai dengan prosudur yang berlaku, namun jika ada yang minta uang itu dan ini, jangan sampai ditanggapi. “Sebab kalau sudah mengeluarkan duit, kemudian tidak lulus, jangan sampai menangis atau menyesal. Jadi saran saya janganlah ada duit-duitan dalam penerimaan CPNS ini di KLU”, tegas M. Katur.

Pendapat senada juga pernah diungkapkan oleh Bupati KLU, H. Djohan Sjamsu SH. “Saya tidak mau dengar kalau pada penerimaan CPNS di KLU ada anak kita yang dimintai uang. Berikanlah mereka peluang untuk melamar CPNS dan bersaing secara sehat”, katanya.(ari)

Arti dan Makna Simbol Pada Lambang KLU


Uraian makna logo secara lengkap dan implikasinya bagi pemakainya adalah sebagai berikut :

A. Makna Simbol :

1.    Gunung Rinjani berwarna coklat merepresentasikan beberapa sibol yang melekat pada masyarakat          Lombok Utara khususnya dan Lombok (sasak) pada umumnya, sebagai berikut :
a.    Rinjani sebagai pusat kosmos yang merupakan orientasi kosmologis masyarakat Sasak pada umumnya dengan menyebutnya sebagai “daya”. Pusat kosmos dalam konsep masyarakat Sasak merupakan pusat kekuatan magnit bumi dan pusat kekuatan spiritualitas sehingga seluruh arah (dalam konteks peradaban) diorientasikan ke arahnya, misalnya dalam orientasi penataan ruang.
b.    Rinjani sebagai simbol ekologis disebut sebagai pasak gumi yang menjamin keharmonisan kehidupan dalam kelestarian dan keseimbangan lingkungan.
c.    Rinjani sebagai kebanggaan masyarakat Lombok Utara sebagai salah satu gunung berapi aktif yang termasuk dalam kategori tertinggi di Indonesia.
d.    Warna coklat pada gunung rinjani merupakan keaslian warna tanah dan segala mineral yang dikandungnya menggambarkan kekokohan.

2.    Bangunan Masjid Kuno Bayan berwarna merah menggambarkan integritas peradaban masyarakat Lombok Utara dengan penjelasan sebagai berikut :
a.    Bangunan Masjid Kuno Bayan menggambarkan tonggak peradaban masyarakat Lombok Utara yang dibangun berdasarkan kesadaran kosmos, kesadaran sejarah, kesadaran adat dan kesadaran spiritual.
b.    Konstruksi Masjid Kuno Bayan terdiri dari kepala, badan dan kaki, menggambarkan dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah yang merupakan satu kesatuan dalam entitas kosmos masyarakat Lombok Utara.
c.    Masjid Kuno Bayan, merupakan salah satu warisan budaya yang harus dipelihara sebagai situs cagar budaya yang berkontribusi dalam National Heritages.
d.    Warna merah pada stilisasi bangunan masjid kuno bayan menunjukkan keberanian untuk menegakkan jati diri sebagai masyarakat budaya yang dibangun berdasarkan religiusitas yang kuat.

3.    Lingkaran yang berwarna putih merah dan hitam menggambarkan kondisi sistem sosial masyarakat Lombok Utara yang dibangun secara fungsional dengan penjelasan sebagai berikut :
a.    Lingkaran melambangkan keutuhan masyarakat dalam dinamika yang tinggi namun tetap bertumpu pada poros yang satu.
b.    Lingkaran juga melambangkan dinamika musyawarah masyarakat Lombok Utara yang mengakomodasi seluruh komponen masyarakat secara proporsional.
c.    Warna putih, hitam dan merah diambil dari warna tiang sekenem yang digunakan dalam Upacara Gawe Ayu. Setiap warna menggambarkan kedudukan fungsional orang yang duduk pada tiang yang bersangkutan yaitu : warna putih untuk tokoh agama, warna hitam untuk tokoh adat dan warna merah untuk unsur pemerintah.
d.    Kedudukan warna putih sebagai lingkar dalam karena paling dekat dengan inti yang menguasai kosmos. Umumnya para tokoh agama dalam masyarakat Sasak tradisional diyakini sebagai orang yang menguasai kosmos. Warna hitam fungsi adat sebagai penunjang dalam sistem kosmologi Sasak, terutama di Lombok Utara. Lembaga adat, pranata adat keseluruhannya diorientasikan untuk menjamin keharmonisan kosmos. Warna merah diletakkan pada lingkar paling luar karena secara fungsional komponen pemerintah memang berfungsi operasional dan menangani aspek-aspek teknis pragmatis dalam membangun tatanan masyarakat Lombok Utara.

4.    Bintang bersegi lima melambangkan masyarakat Lombok Utara adalah masyarakat yang religius (berke -Tuhan- an Yang Maha Esa) , dalam bingkai Ideologi Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5.    Padi dan Kapas yang terikat menggambarkan kesejahteraan yang dituju oleh masyarakat Lombok Utara yaitu kesejahteraan yang berkeadilan, dengan penjelasan sebagai berikut :
a.    Bulir padi berjumlah 21 menggambarkan tanggal 21 yaitu tanggal pengundangan berdirinya Kabuaten Lombok Utara.
b.    Tali ikatan berjumlah 7 putaran menggambarkan bulan ke 7 yaitu bulan Juli bulan pengundangan berdirinya Kabupaten Lombok Utara.
c.    Bunga kapas berjumlah 8 kuntum menggambarkan tahun 2008 tahun pengundangan berdirinya Kabupaten Lombok Utara.
d.    Tanggal 21 Juli 2008 ditetapkan sebagai hari lahirnya Kabupaten Lombok Utara yang diperingati setiap tahun.

6.    Sesanti “Tioq Tata Tunaq” merupakan cerminan kepribadian dan semangat kerja masyarakat Lombok Utara dengan penjelasan konsepsional sebagai berikut :
a.    Tioq berarti tumbuh yang bermakna bahwa masyarakat Lombok Utara menerima anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai modal dasar yang harus disyukuri dan dipertanggungjawabkan. Segala sesuatu yang ada melekat pada diri seseorang maupun diluar diri seseorang yang menunjang kehidupan adalah anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tumbuh pada lahan Rahman Rahim – kasih sayang Nya. Tidak mungkin adanya sesuatu tanpa kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa, walaupun
b.    Tata berarti atur dalam konteks ini bermakna mengelola kehidupan dan segala sumberdaya yang dianugerahkan oleh Tuhan dengan bertanggungjawab kepada Tuhan dan generasi mendatang serta diorientasikan untuk membangun kesejahteraan bersama. Tata juga mengandung makna sistem yang dibangun untuk membangun harmoni antara manusia dengan sesama, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan.
c.    Tunaq berarti menyayangi, memelihara, mendayagunakan secara maksimal, tidak menyia-nyiakan seluruh potensi dan sumberdaya yang dianugrahkan baik yang melekat pada individu maupun sumberdaya budaya, sosial dan sumberdaya alam.

B.    Pilihan dan Makna Warna  :

Pertimbangan pilihan warna disamping memperhatikan aspek-aspek filosofis warna, juga memperhatikan irama dan keserasian warna serta kesan keseluruhan dalam sebuah logo.

1.    Pilihan Warna :
a.    Pilihan warna berdasarkan warna yang banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat Lombok Utara.
b.    Warna-warna tersebut diatur dalam komposisi senada yang berkaitan satu sama lain sehingga membangun satu keutuhan yang kompak.
c.    Warna dasar dipilih yang memiliki kekuatan tetapi tidak menyerap warna lain, dalam hal ini warna hijau tidak digunakan oleh Kabupaten / Kota lain di NTB sehingga menonjol, memiliki filosofi yang kuat sesuai dengan karakter geografis Lombok Utara dan tidak menyerap kekuatan warna lain sehingga warna lain dalam logo itu tetap muncul.
2.    Makna Warna :
a.    Warna Merah dan putih pada nama Kabupaten Lombok Utara melambangkan bendera merah putih.
b.    Warna hijau pada latar logo melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
c.    Warna hitam di dalam lingkaran berarti keajegan, kekuatan serta kearifan lokal.
d.    Warna coklat pada gunung Rinjani adalah warna asli tanah dan mineral yang dikandungnya, yang melambangkan kekokohan.
e.    Warna merah pada masjid kuno Bayan melambangkan keberanian untuk menunjukkan dan mengukuhkan jati diri kebudayaan masyarakat Lombok Utara, keberanian untuk menghadapi peradaban dan keberanian untuk menegakkan nilai-nilai religiusitas dan tradisionalitas dalam peradaban masyarakat modern.
f.    Warna Hitam, merah dan putih pada lingkaran melambangkan 3 unsur kepemimpinan dalam masyarakat yaitu kepemimpinan agama, adat dan pemerintah
g.    Warna kuning berarti keagungan.

C.    Makna keseluruhan :
Berdasarkan uraian makna yang terinci di atas, maknakeseluruhan lambang / Logo Kabupaten Lombok Utara adalah :
1.    Masyarakat Lombok Utara adalah masyarakat yang setia dan patuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.    Masyarakat Lombok Utara adalah masyarakat yang memiliki integritas kepribadian yang dilandasi tradisi, reliligiusitas dan kesadaran kosmos sebagai modal dasar untuk membangun kesejahteraan bersama dalam lingkaran tatanan dan pranata sosial yang ditaati bersama.

Jumat, 10 Desember 2010

Rapat Koordinasi Internal Pertama Camat Kayangan

Kayangan, Lombok Utara - Untuk pertama kalinya Camat Kayangan Tresnahadi, S.Pt mengadakan rapat koordinasi internal  yang dihadiri Sekcam Kayangan, yang juga  masih baru R. Kertamono, para Kasi dan Kasubag di lingkup Kantor Camat Kayangan baru-baru ini.

Pada kesempatan itu Camat Kayangan menyampaikan beberapa hal menyangkut masalah hasil rapat koordinasi tingkat Kabupaten yang di pimpin langsung Bupati KLU DJohan Sjamsu. Dalam rapat tersebut, Bupati KLU Djohan Sjamsu mengingatkan kepada seluruh pimpinan SKPD agar realisasi anggaran di setiap SKPD segera menyeseuaikan program pembangunan yang ada, sehingga target realisasi APBD akhir tahun tercapai 100%.

Dalam pada itu, Camat Kayangan yang baru beberapa hari bertugas, juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan tugas dan fungsi sebagai aparatur pemerintah dalam hal pelayanan terhadap masyarakat.Dalam kesempatan itu pula beliau meminta kepada Sekcam, para Kasi dan Kasubag agar, dalam menjalankan tufoksinya selalu menjiwai sikap Ing Ngarso Sung Tulodo  terhadap bawahannya.

Terkait dengan penegakan disiplin aparatur, juga telah di sepakati bahwa jam 7,30 wita seluruh karyawan baik yang PNS maupun yang non PNS sudah berada di kantor. Termasuk juga beberapa penekanan yang sifatnya intern menyangkut tufoksi dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. (ndr)

Kamis, 09 Desember 2010

Melongok Perkawinan Bangsawan Adat Bayan

‘’Sorong Serah Aji Krama’’ dengan 11 Ekor Sapi dan 44 Buah Tombak

Perkawinan adat Bayan di Kabupaten Lombok Utara (KLU) memiliki keunikan yang tidak ditemukan di daerah lainnya. Apalagi yang menikah itu, berasal dari keluarga bangsawan. Mereka punya tradisi khusus yang masih terpelihara secara lestari hingga saat ini. Apa saja keunikannya?

PERKAWINAN Dende Peniwarni, SE (43) dengan Slamet Riady, S.IP (45), sebenarnya sudah berlangsung tujuh tahun lalu. Pada saat itu, perkawinan keluarga bangsawan ini, hanya berupa akad nikah secara muslim. Tujuh tahun masa perkawinannya, pasangan ini sekarang sudah dikarniai tiga orang anak. Namun demikian, tenggang waktu pernikahan yang cukup lama, tidak serta merta mengabaikan pernikahan secara adat yang sudah berlangsung secara turun temurun.

Prosesi secara adat itu, baru bisa berlangsung Sabtu (28/11) lalu. Prosesinya dikenal dengan sorong serah aji krama adat yang artinya menyerahkan sejumlah material kepada mempelai wanita. Pada prosesi adat ini, pengantin pria menyerahkan sejumlah material yang ditetapkan dalam adat. Yakni 11 ekor sapi, 44 buah tombak, kain putih sebanyak 44 lembar masing-masing ukuran 1 meter. Selain itu, ada juga material lainnya yang melengkapi. Diantaranya beras, sejumlah uang dan beberapa bahan keperluan lain yang ditetapkan dalam perkawinan adat Bayan.

Penyerahan seserahan kepada keluarga perempuan itu berlangsung di kampu (rumah tempat berlangsungnya ritual adat Bayan). Dende Peniwarni yang dikonfirmasi menjelaskan, saat dipersunting oleh suaminya pada 1 Juni 2003 lalu ia setuju kapan saja diadakan upacara perkawinan adat asalkan dipenuhi tuntutan adat Bayan. Seperti gayung bersambut tuntutan itu disanggupi oleh Slamet Riady, karyawan BPM KLU. Kegiatan itu berlangsung di Bayan Timur, Desa Bayan Beleq.

‘’Kapan mampu bayar adapt, itu tidak dipaksakan. Yang kawin belakangan juga diberlakukan adat yang sama,’’jelas Dende Peniwarni, karyawan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) KLU ini.

Saat acara itu berlangnsung, banyak kerabat dan keluarga Dende Peniwarni dan Slamet Riady menyaksikan ritual itu. Prosesi ritual itu berlangsun sesuai dengan yang direncanakan. Sebelas ekor sapi dan bahan lainnya yang diserahkan ke kampu dibawa sejumlah warga dipimpin oleh pembayun atau utusan pihak laki bersama sejumlah rombongan.

Tokoh adat Bayan R.Asjanom menerangkan kegiatan ini merupakan proses adat perkawinan di Bayan yang masih dipertahankan sampai kini. Menurut Asjanom, jika yang bersangkutan belum membayar tampah wiring (seserahan seperti 11 ekor sapi) mereka belum bisa mengikuti ritual di kampu.

Jika misalnya ritual ada tak bisa dilaksanakan, Saidah selaku pembayun menjelaskan dedosan atau denda yang dikenakan. Dalam perkawinan adat jika ada pelanggaran yang dilakukan, perempuan yang selarian akan dihitung berapa kali yang dilewati saat ia meninggalkan rumah.

Tiap dusun di Bayan besarnya dedosan berbeda. Yang menentukan dedosan bukan orang tua perempuan melainkan oleh keluarganya sesuai ketentuan adat setempat. Menurut R. Sawinggih syarat perkawinan adat Bayan memang berat, sehingga kawin cerai jarang terjadi. ‘’Bisa dibandingkan dengan di tempat lain, di Bayan jarang ditemukan laki-laki sering kawin. Ini karena adat yang kuat,’’jelas Sawinggih. (sam)Suarantb

“Rentenir” Ikut Berperan Memiskinkan Masyarakat

“Sekarang Minjam besok nyetor”, itulah pemandangan sehari-hari di masyarakat yang meminjam di beberapa rentenir yang berkedok lembaga keuangan. Dan rentenir ikut berperan serta memiskinkan masyarakat.

“Mau minjam di Bank harus memiliki agunan dan sulit mengurus administrasi, minjam di Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP) yang digelontorkan pemerintah melalui program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) harus punya kelompok. Tapi kalau minjam di rentenir tanpa agunan dan persyaratan”, ungkap puluhan ibu rumah tangga.

Tidak heran, bila masyarakat mengenal adanya Bank pagi, siang, sore dan bank malam. Karena setiap pagi, siang, sore, dan malam, beberapa orang yang mengaku dari lembaga keuangan ini berkeliaran menagih setoran sekaligus mencari nasabah.

Mengapa tidak meminjam di lembaga keuangan yang sudah resmi? “Sulit pak, karena kami tidak memiliki agunan dan kelompok, sehingga salah satu alternatif dan jalan pintas, ketimbang usaha kami tidak jalan, ia harus minjam di renternir, walau resikonya harus nyetor setiap hari”, kata beberapa ibu rumah tangga.

Apakah anda mendapat keuntungan dari usaha yang anda jalankan? “Jangankan untung, kembali modal saja sulit, karena setiap hari hasil dagangan kami harus disetorkan ke rentenir. Jadi sebenarnya kami berharap dapat untung malah jadi buntung”, katanya.

Jawaban seperti ini kita akan peroleh hampir pada setiap ibu-ibu yang meminjam di bank harian. Dan inilah salah satu penyebab naiknya angka kemiskinan di tengah-tengah masyarakat. “Memang sekarang banyak program yang dilaksanakan pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan. Namun selama para rentenir lintah darat ini tidak dihentikan, maka program penurunan angka kemiskinan dan pengangguran ini akan berjalan sia-sia”,kata Rudi, salah seorang tokoh yang sedikit pokal.

Kepada pemerintah Lombok Utara, sudah saatnya bergerak memerangi para rentenir yang ikut berperan serta memiskinkan masyarakat. Jangan diam, ambillah tindakan yang tegas, jika betul-betul mau melihat masyarakatnya hidup sejahtera.

Selasa, 07 Desember 2010

Jalan Desa Bayan Berlubang dan Rawan Kecelakaan

Bayan, Lombok Utara - Berlubang dan rawan kecelakaan, demikianlah kondisi jalan desa Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, yang menghubungkan beberapa dusun yang ada di Desa Bayan. Kendati sudah diusulkan berkali-kali, namun hingga kini tak juga mendapat perhatian dari pemerintah.

Demikian diungkapkan kepala dusun Teres Genit Desa Bayan, Sukrati ketika ditemui dikediamannya, Selasa 6/12 siang ini. Menurutnya, jalan sepanjang 7 km dari depan kantor desa Bayan menuju ke beberapa dusun, seperti dusun Sembulan, Dasan Baru, Mandala, Teres Genit, Dasan Tutul dan dusun Nangka Rempek, memang sudah lama rusak dan sudah berkali-kali diusulkan ke pemerintah untuk diperbaiki, tapi belum ada respon sampai hari ini.

“Perbaikan jalan ini sudah kami usulkan ke pemerintah, tapi tak ada responnya. Sementara semakin turun hujan, akan semakin rusak parah. Padahal beberapa dusun ini merupakan pusat pertanian dan perekonomian masyarakat desa Bayan”, tuturnya sedih.

Hasil unggulan beberapa dusun tersebut antara lain, kelapa, panili, coklat, pisang dan padi. Dan semua hasil unggulan ini harganya turun drastis. “Kalau jalannya tetap seperti ini, kapan masyarakat bisa hidup sejahtera”, kata puluhan warga setempat.

Lebih lanjut Sukrati mengatakan, bahwa sekarang di Dusun Teres Genit sedang dibangun dua lokal SPDT setingkat SLTP. “Karena jalan yang rusak, pembangunannyapun sempat terhenti, karena mobil yang mengangkut bahan bangunan tidak berani melalui jalan yang berlubang ini, karena hawatir akan kecelakaan. Kalau ada mobil yang mau ngangkut bahan, ongkosnyapun dua kali lipat dari biasanya”, jelas Sukrati.

Sukrati memberi contoh, seperti harga pasir per truk berkisar Rp. 180-200 ribu. Namun jika dibawa ke tempat pembangunan SPDT harganya naik menjadi Rp. 300 ribu per truk. “Karena kondisi bangunan yang harus tetap dikerjakan, ia tidak ada kata lain harus kita beli”, tambahnya.

Warga berharap kepada pemerintah, untuk kiranya dapat melihat kondisi jalan yang berlubang, serta perlu dibuatkan got miring atau saluran dranase yang memadai. “Jadi kalau pemerintah bercita-cita meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka yang utama dan pertama dibangun adalah infrastruktur jalan. Karena omong kosong, pemerintah berpidato disana-sini ingin mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, tapi infrastrutur jalannya tidak diperbaiki”, pungkas puluhan warga setempat.

MI-MT Panggung Kekurangan Ruang Kelas

Panggung, Lombok Utara - Madrasah Ibtidaiyah Maraqitta’limat (MI-MT) Dusun Panggung Desa Selengen Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara kekurangan ruang belajar.

Demikian dikatakan Kepala MI-MT Panggung, Mustain, Spd, ketika ditemui Senin 6 Desember, di ruang kerjanya. Menurutnya, MI-MT, masih kekurangan 3 ruang kelas belajar. “Kelompok belajar di MI-MT ini ada empat kelompok, namun ruang kelas yang tersedia hanya 2 kelas. Jadi masih kekurangan 3 lokal dengan kantor guru”, katanya.

Jumlah siswa MI-MT Panggung dari kelas I-IV sebanyak 60 siswa dan guru 7 orang. Dan kekurangan ruang belajar ini tidak mengendurkan semangat mereka untuk terus mendidik generasi penerus bangsa.

Mustain mengaharapkan kepada pemerintah, baik pusat, maupun daerah untuk bisa membantu pembangunan lokal, sehinggga apa yang menjadi tujuan pendidikan yaitu meningkatkan sumber daya secara merata dapat terwujud.

Sabtu, 04 Desember 2010

KRPD Kritik Kinerja DPRD KLU

Lombok Utara - Sejumlah anggota koalisi rakyat paer daya (KRPD) mengkritik kinerja anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU) dalam aksi demo yang berlansung di Kantor DPRD setempat, Rabu (1/12) kemarin. Mereka menuntut keseriusan wakil rakyat itu memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Lombok Utara.

Dalam penyampaikan aspirasinya, KRPD menyoroti beberapa masalah. Misalnya, pengadan sepeda motor anggota DPRD sebanyak 22 unit yang dinilai memboroskan keuangan daerah. Rencana studi banding istri anggota Dewan (Iswara) dianggap  merupakan kegiatan sia-sia dan tak ada manfaatnya bagi masyarakat. Pembentukan pansus lambang daerah juga dinilai pemborosan anggaran.

KRPD terdiri atas sembilan elemmen masyarakat di KLU seperti Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman), Himpunan Mahasiswa Lombok Utara (Himlu), Parlement Watch KLU, Alinasi Masyarakat Peduli KLU, FS-NTB, Gerakan Pemuda Peduli Torean,
Forum Pemuda Sukadana, Forum Solidaritas Pemuda Bayan dan Pekerat Ombara.

Juru bicara KRPD R. Agus menegaskan kunjungan kerja yang dilakukan anggota DPRD KLU mmenghabiskan anggaran daerah dan tak pernah disosialisasikan. Buktinya, ujar Agus belum diketahui berapa banyak perda inisiatif yang dihasilkan Dewan tak diketahui banyaknya.

Menanggapi sorotan itu, Ketua DPRD KLU Mariadi,S.Ag menyatakan pengadaan 22 buah sepeda motor untuk anggota DPRD lebih pada azas manfaat. Mengingat kondisi geografis daerah ini banyak berbukit, sehingga diperlukan sepeda motor sebagai sarana transportasi anggota DPRD KLU. Seperti jalan ke Leong, Kecamatan Tanjung, katanya  sulit dilalui kendaraan roda empat, sehingga dibutuhkan kendaraan roda dua.

Sementara menanggapi rencana studi banding anggota  Iswara, Mariadi menjelaskan tak ada program mereka ke luar daerah. ‘’Hanya diberikan wawasan tentang tugas seorang istri anggota Dewan,’’ katanya. Dana untuk Iswara sebesar Rp 100 juta merupakan dana hibah dari pemerintah KLU dan mereka gunakan untuk membantu kepentingan masyarakat.

Menyinggung tentang pansus lambang daerah, Mariadi menyatakan tak ada niat    merubah lambang yang ada, kecuali beberapa warna yang ada pada lambang daerah. Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD KLU Burhan M. Nur. Kata dia pansus lambang daerah sudah bekekrja, mereka minta perpanjangan waktu untuk minta referensi dari beberapa kalangan.

Menurut Mariadi pembangunan dua kantor itu bersifat sementara untuk kantor  Bupati dan DPRD. Kantor itu  dibangun menggunakan dana alokasi khusus (DAK), kalau tak dikerjakan dananya ditarik ke pusat.

“Wartawan” Agar Berada Dikoridor Yang Benar

Lombok Utara,  - Salah satu program yang perlu dijabarkan dalam rencana kerja Persatuan Wartawan Indonesia  (PWI) Kabupaten Lombok Utara adalah bagiamana mengawal profesi wartawan agar senantiasa berada di koridor yang benar dan semakin professional dibidangnya.

Hal tersebut dikemukakan Ketua Cabang PWI provinsi Nusa Tenggara Barat, H. Ismail Husni, pada acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PWI KLU yang berlangsung di aula kantor bupati 2/12.  Menurut Ismail Husni, untuk menjadi wartawan yang professional paling tidak ada tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang wartawan, yaitu kesadaran, pengetahuan dan keterampilan.

Lebih lanjut Ismail Husni yang juga pemimpin umum redaksi Harian Lombok Post menjelaskan, bahwa sejak kemerdekaan pers 11 tahu silam, evoria di Indonesia semakin luar biasa, sehingga siapapun bisa menjadi wartawan dan dilindungi oleh undang-undang. “Hanya persoalannya tidak lantas serta merta, seseorang yang karena memilih menjadi wartawan, mampu berada di profesi itu”, tegasnya.

Sementara Wakil Bupati Lombok Utara, H. Najmul Ahyar, SH.MH, dalam kata pembukaannya mengungkapkan, bahwa siapapun yang mengusai informasi dan teknologi, maka ia akan mampu menguasai dunia.

Acara rakerda PWI KLU ini diisi juga dengan seminar dengan menampilkan pemateri DR. HM. Syukri, M.Hum, sekertaris Pasca sarjana program magister Universitas Mataram.

Program kerja yang disusun antara lain, penguatan kelembagaan, organisasi dan hukum serta anggaran PWI KLU. Hadir dalam acara ini antara lain Humas dan Protokol KLU, Drs. H.Ahmad Sudjanadi, Ketua PWI KLU, Algas, para wartawan cetak dan elektronik.

Link