Jumat, 21 Februari 2014

SDN 4 Selengen Terus Berbenah

Kayangan,(Gema Pantura FM),-- Banyak Cara yang ditempuh
sekolah dalam memoles dirinya. Seperti halnya SDN 4 Selengen yang letaknya di Dusun Tangga Desa Selengen sekitar 18 km kearah tenggara dari ibukota Kecamatan Kayangan.

Sekolah yang baru devinitif pada tahun 2012 dibawah kepemimpinan Murdin,S.Pd ini, telah mampu membawa perubahan yang signifikan. Pasalnya, sejak dipercaya menjabat Kepala SDN 4 Selengen itu, Murdin dalam melaksanakan tugas memajukan sekolahnya selalu mengedepankan semangat kebersamaan dan gotong royong.Semangat inilah yang terus di pupuknya, sehingga tidak heran sekolahnya tiap tahun mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah KLU.

Murdin menyebut, perhatian Pemda terhadap sekolah yang dipimpinnya itu berupa bantuan dua buah RKB pada tahun 2012, satu buah perpustakaan, satu RKB dan dana rehab 4 ruang kelas dan satu ruang UKS pada tahun 2013. Dengan adanya dana bantuan tersebut, pihaknya mengaku bisa memoles wajah sekolah yang sebelumnya masih menyatu dengan perkampungan Dusun tradisional Tangga itu, menjadi yang lebih baik.

Murdin yang asal Karang Tal Desa Kayangan ini mengaku bahwa setiap melakukan perencanaan pembangunan untuk kpentingan sekolah, dirinya selalu melibatkan masyarakat atau wali murid melalui Komite Sekolah. Sehingga apa pun yang menjadi program yang direncanakan tidak terlepas dari persetujuan Komite.

Wajah SDN 4 Selengen yang hanya memiliki 3 guru negeri termasuk Kepala Sekolah dan 8 guru honorer saat ini tidak kalah dengan SDN lainnya yang ada di Kayangan. Walau letaknya terpencil dan cukup jauh dari keramaian, namun dalam hal memajukan sekolah tidak kalah dengan yang terlebih dahulu ada.Termasuk dalam bidang akademik, juga patut diperhitungkan.Buktinya, pada tanggal 11 Januari 2014 lalu salah seorang siswinya bernama Dende Anggita Aulia adalah terbaik satu dalam OSN lomba pidato tingkat SD/MI se - Kecamatan Kayangan.

Kemudian di bidang fisik, SDN 4 Selengen ini juga kini tengah membangun gapura dengan dana pengembangan dari rehab tahun lalu sebesar 15 juta rupiah lebih.Sehingga Murdin yang mulai menjabat Kepala Sekolah sejak tanggal 18 Januari 2012 ini berencana kedepan akan programkan pembangunan tembok keliling dan wc untuk siswa dari dana DAK yang didapatkannya pada tahun 2014 ini.”Ini yang menjadi PR yang harus kami lakukan,”janjinya.(Eko)

Senin, 10 Februari 2014

Lomba Hasta Karya Tingkat Kabupaten diraih Tutik Susilawati dari Santong

Santong,(Gema Pantura FM),-- Siswi MTs ABQ Nahdlatul Wathan Santong Tutik Susilawati Heriawani (14) anak pasangan Sukati dan Rukinah adalah juara 1 lomba Hasta Karya tingkat Kabupaten Lombok Utara tahun 2013 lalu.

Berpenampilan sederhana dan pendiam, siswi kelas XI MTs ABQ NW Santong ini disegani teman sebayanya di sekolah. Modal inilah yang membuat dirinya selalu menyabet juara pada setiap kali mengikuti lomba serupa lainnya..

Dibalik sikapnya yang ramah dan mudah akrab dengan siapa saja, Tutik rupanya memiliki bakat seni yang luar biasa. Sehingga tidak heran dengan bakat seni yang dimilikinya itu bisa membawa nama harum sekolahnya.Bakat seni yang dimiliki itu pula, siswi asal Santong dari lingkungan keluarga sederhana ini juga mampu menjadi kebanggaan orang tuanya.

Untuk mengembangkan bakat seni dalam berhasta karya, Tutik selalu diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai even yang ada, baik ditingkat kecamatan maupun ditingkat kabupaten.Sehingga prestasi terakhir yang diraih siswi yang bercita-cita ingin menjadi Polwan ini sebagai juara 1 lomba hasta karya tingkat Kabupaten Lombok Utara antar pelajar MTs yang di gelar di Gondang pada tahun 2013 lalu.

Selain prestasi dibidang seni hasta karya tersebut, siswi yang dikenal guru dan teman sebayanya yang murah senyum ini, ia juga sebagai salah satu peserta yang mewakili KLU dalam Jamdatu (Jambore Antar Waktu) di Bima beberapa waktu lalu.Sehingga dengan keikutsertaannya itu, oleh Pemda KLU, dirinya diberikan beasiswa untuk siswa berprestasi. Karena memang yang boleh menjadi peserta Jamdatu itu adalah siswa yang berprestasi di sekolahnya.

Siswi pemilik wajah ayu ini, disamping memiliki prestasi membanggakan tersebut, ia juga aktif mengikuti kegiatan eskul di sekolahnya, seperti pramuka, paskib, UKS, L2A dan aktif pula dalam bidang seni baca Al-Qur’an yang di gelar setiap malam Jum’at di Diniyah Santong Timur di bawah asuhan Ust.Abd.Rauf.(Eko)

Menderita Tumor, Nasir Butuh Perhatian Pemerintah

Kayangan,(Gema Pantura FM),-- Adalah Nasir (47) warga Dusun Sumur Pande Tengah Desa Sesait Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara, merupakan penderita Tumor sudah puluhan tahun di deritanya.Tumor yang bercokol di paha kaki kanannya tersebut hingga saat ini besarnya seperti sarang lebah bergelantungan.
Nasir yang sudah memiliki keturunan 2 orang asal Suradadi Lombok Timur ini mengaku mulai tinggal di Sumur Pande Tengah Desa Sesait yang terkenal dengan motto Merenten itu sejak tahun 1989, dengan alasan ikut istri yang juga keponakan salah seorang politisi partai Golkar DPRD KLU Djekat.

Nasir menuturkan, penyakit yang di deritanya sejak puluhan tahun silam itu, menurut keterangan dokter spesialis tulang di kota Mataram, ketika memeriksakan diri tahun 2009 lalu, oleh dokter dinyatakan bahwa dirinya mengidap penyakit tumor. Lalu ia disarankan merujuknya ke Surabaya. Karena terbentur masalah tidak ada biaya, katanya, dirinya lebih memilih untuk tidak berangkat.Akhirnya hingga saat ini, ia hanya pasrah saja menerima nasibnya.

Selanjutnya Nasir bertutur hal ihwal penyakit tumor yang menimpa dirinya. Berawal dari Malaysia, ketika pulang kerja biasanya naik mobil. Saat itu hari sedang hujan lebat. Ketika turun dari mobil mereka langsung lari berebutan dengan teman-temannya. Nah saat itulah (2004) nasib malang menimpanya, Nasir terjatuh sehingga mengakibatkan mangkok tulang lututnya terlepas. Kemudian dibawa ke rumah sakit (hospital) .Oleh dokter di Malaysia, katanya harus di potong kakinya.Tapi Nasir tidak mau, lantas minta di pulangkan saja ke Indonesia.

Diceritakannya, walau dalam keadaan sakit yang serius, dirinya terus di pulangkan ke Negara asalnya Indonesia. Di Indonesia pun perawatan di lanjutkan dengan merujuk ke Klinik Biomedikal Mataram. Oleh pihak Klinik tersebut menyarankan agar merujuk ke Surabaya. “Lagi-lagi masalah biaya yang menjadi kendala sehingga batal di rujuk ke Surabaya,”urai Nasir.

Awalnya penyakit yang diderita Nasir biasa saja tidak ada cirri-ciri akan membesar seperti sekarang hingga mencapai diameter 90 cm.Sebenarnya dia mengaku tidak bisa bangun dan beranjak dari tempat tidurnya, tapi karena semangatnya yang tinggi untuk tetap bertahan hidup, maka hal itu tetap dilakukannya setiap hari. Lebih-lebih dirinya adalah satu-satunya tulang punggung keluarga yang menjadi harapan dan tumpuan keberlangsungan hidup menafkahi keluarganya.

Selama lebih puluhan tahun mengidap penyakit tumor yang dideritanya tersebut, Nasir terus berharap ada uluran tangan dari Pemerintah Daerah dalam hal ini kesehatan maupun dinas lainnya untuk membantu meringankan beban solusi nasib yang menimpa dirinya. Karena tidak ada kemampuan untuk berobat itulah sehingga keadaan penyakit tumor yang menyerang dirinya, mulai dari lutut hingga pangkal pahanya itu semakin lama semakin membesar dan keras seperti batu.

Namun yang patut di acungi jempol yang terdapat pada diri Nasir yang walaupun selama hampir 10 tahun lebih menanggung derita tumor tersebut adalah semangatnya yang tinggi untuk tetap bekerja menghidupi keluarganya dengan bermodalkan sebagai tukang jahit.

Diakuinya, selama ini dia hanya bisa pasrah menerima nasibnya, yang setiap hari hanya mampu tidur, bangun dan mendekam di kamar tidurnya.Sesekali ia keluar dan duduk di berugak saka empat miliknya dengan bantuan tongkat. Sehingga siapapun yang melihatnya pasti miris dan terharu.

Kepala Dusun Sumur Pande Tengah Sedim mengaku sangat sedih dan prihatin melihat penderitaan warganya yang hampir puluhan tahun ditimpa musibah tersebut.Sehingga Sedim yang sudah 2 periode menjabat ini berharap agar semua pihak terutama pemerintah daerah bisa membantu mencari jalan keluarnya.

Senada dengan Sedim, Waji Ahmad Sesait salah seorang keluarga terdekat Nasir juga berharap pemerintah daerah memperhatikan hal ini. Walau keadaan sakit seperti itu, Nasir memiliki dedikasi dan semangat tinggi untuk bekerja menghidupi keluarganya dengan menjahit. “Mohonlah Pemerintah Daerah terutama dinas terkait memperhatikan hal ini,”harapnya. (Eko)

Link