Kayangan, Lombok Utara - Hujan disertai Petir Rabo sore hari (22/12) minnggu lalu, menyisakan kepedihan bagi warga Lengkukun Desa Kayangan, Maryati (32). Warga tersebut disambar halilintar hingga membuat sekujur tubuhnya menderita luka parah, terlihat pada wajahnya hitam lebam, terkena saat korban tengah asyik menggunakan handphone di ruang dapurnya.
Peristiwa terjadi pukul 17.30 wita, berawal dari hujan deras yang turun disertai petir dan gemuruh yang sejak dua hari sebelumnya hujan tidak kunjung berhenti. Rumah dengan lima kamar milik Rusdin, SE (Almarhum) suami korban, tidak mengalami kerusakan yang berarti, hanya saja setelah dicek barang elektronik berupa receiver digital yang tidak berfungsi.
Sore itu, korban sendiri berada di dapur. Meski mendengar bunyi gemuruh dan hujan deras, korban tetap berada di ruang dapur karna harus memasak untuk persiapan makan malam. Kilat yang menyambar-nyambar sempat mengagetkan korban. Bersamaan dengan itu korban tengah mengangkat hand phone menjawab panggilan masuk. Namun naas, pada saat kilatan keras disertai ledakan dashyat terjadi, seketika itu pula tiba-tiba korban tidak sadarkan diri. Korban sadar ketika sudah berada di ruang darurat Puskesmas Kayangan yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat kediamannya.
Muka dan lehernya terlihat merah kehitaman, luka serius yang dialami korban hanya terkena pada bagian tidak terlindung pakaian. Tidak berapa lama korban siuman dan sadar. Ternyata dirinya berada di ruang perawatan Puskesmas yang tengah menjalani perawatan. Setelah dirasakan kesehatannya agak membaik. korban diizinkan untuk pulang sambil berobat jalan. Setibanya di rumah korban sempat melihat ruangan rumah. Korban tidak menjumpai ada kerusakan yang berarti di kamar rumahnya. Demikian pula di dapur korban, juga tidak ditemukan barang yang berserakan.
"Kejadiannya begitu cepat," jelas Maryati mengawali pembicaraannya. ''Untung saja sore itu anak saya tidak berada di dekat saya, sehingga tidak ikut menjadi korban,'' jelas Maryati yang masih menjalani perawatan..
Petir yang menyambar korban diperkirakan melalui arus signal pesawat Hand Phone. ''Kebetulan, saya lagi mengangkat HP tiba-tiba saya seperti ksetrum,” jelas Maryati mengulangi pernyataannya. Sejauh ini belum bisa disimpulkan apakah Hand Phone yang tengah digunakan menjadi pemicu malapetaka kejadian tersebut.
Sementara itu, di sekitar dusun Lengkukun akibat dentuman petir yang dahsyat itu sedikitnya 7 orang yang mengaku peralatan elektroniknya mengalami kerusakan seperti Televisi, Receiver Digital, Hand Phone, Pompa Air. Sebagian besar kerusakan akibat Petir itu adalah barang-barang elektonik.
“Receiver Digital penerima satelit saya rusak, tidak bisa keluar signal gambar, padahal pada saat terjadi Petir, TV saya tidak hidup,” jelas Bapak Mahrim keheranan.
Kejadian itu juga berimbas pada dusun tetangga yaitu di dusun Lokok Rangan, masyarakat Lokok Rangan juga mengeluhkan akibat yang sama. Sedikitnya 5 orang mengaku bahwa peralatan elektonik miliknya juga mengalami kerusakan.
“Pompa air saya juga meledak, saat itu mesin hidup tiba-tiba mati,“ jelas Hendri. “Saya juga heran musim hujan tahun ini banyak turun hujan disertai gemuruh, mungkin ini dampak dari perubahan iklim,” tegas Hendri menambahkan. ( ehe )
Peristiwa terjadi pukul 17.30 wita, berawal dari hujan deras yang turun disertai petir dan gemuruh yang sejak dua hari sebelumnya hujan tidak kunjung berhenti. Rumah dengan lima kamar milik Rusdin, SE (Almarhum) suami korban, tidak mengalami kerusakan yang berarti, hanya saja setelah dicek barang elektronik berupa receiver digital yang tidak berfungsi.
Sore itu, korban sendiri berada di dapur. Meski mendengar bunyi gemuruh dan hujan deras, korban tetap berada di ruang dapur karna harus memasak untuk persiapan makan malam. Kilat yang menyambar-nyambar sempat mengagetkan korban. Bersamaan dengan itu korban tengah mengangkat hand phone menjawab panggilan masuk. Namun naas, pada saat kilatan keras disertai ledakan dashyat terjadi, seketika itu pula tiba-tiba korban tidak sadarkan diri. Korban sadar ketika sudah berada di ruang darurat Puskesmas Kayangan yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat kediamannya.
Muka dan lehernya terlihat merah kehitaman, luka serius yang dialami korban hanya terkena pada bagian tidak terlindung pakaian. Tidak berapa lama korban siuman dan sadar. Ternyata dirinya berada di ruang perawatan Puskesmas yang tengah menjalani perawatan. Setelah dirasakan kesehatannya agak membaik. korban diizinkan untuk pulang sambil berobat jalan. Setibanya di rumah korban sempat melihat ruangan rumah. Korban tidak menjumpai ada kerusakan yang berarti di kamar rumahnya. Demikian pula di dapur korban, juga tidak ditemukan barang yang berserakan.
"Kejadiannya begitu cepat," jelas Maryati mengawali pembicaraannya. ''Untung saja sore itu anak saya tidak berada di dekat saya, sehingga tidak ikut menjadi korban,'' jelas Maryati yang masih menjalani perawatan..
Petir yang menyambar korban diperkirakan melalui arus signal pesawat Hand Phone. ''Kebetulan, saya lagi mengangkat HP tiba-tiba saya seperti ksetrum,” jelas Maryati mengulangi pernyataannya. Sejauh ini belum bisa disimpulkan apakah Hand Phone yang tengah digunakan menjadi pemicu malapetaka kejadian tersebut.
Sementara itu, di sekitar dusun Lengkukun akibat dentuman petir yang dahsyat itu sedikitnya 7 orang yang mengaku peralatan elektroniknya mengalami kerusakan seperti Televisi, Receiver Digital, Hand Phone, Pompa Air. Sebagian besar kerusakan akibat Petir itu adalah barang-barang elektonik.
“Receiver Digital penerima satelit saya rusak, tidak bisa keluar signal gambar, padahal pada saat terjadi Petir, TV saya tidak hidup,” jelas Bapak Mahrim keheranan.
Kejadian itu juga berimbas pada dusun tetangga yaitu di dusun Lokok Rangan, masyarakat Lokok Rangan juga mengeluhkan akibat yang sama. Sedikitnya 5 orang mengaku bahwa peralatan elektonik miliknya juga mengalami kerusakan.
“Pompa air saya juga meledak, saat itu mesin hidup tiba-tiba mati,“ jelas Hendri. “Saya juga heran musim hujan tahun ini banyak turun hujan disertai gemuruh, mungkin ini dampak dari perubahan iklim,” tegas Hendri menambahkan. ( ehe )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar