Kamis, 10 Februari 2011

Koloh Penggolong, Menuai Korban

Sesait, Lombok Utara - Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di jalan raya Luk – Lokok Piko Desa Sambik Bangkol Kecamatan Gangga, rabu siang (09/02/2011) sekitar pukul 14,00 wita.

Kecelakaan ini terjadi, ketika dua buah sepeda motor Yupiter MX dan Supra R125 melaju sangat kencang dengan arah yang berlawanan.  Tabrakanpun tidak dapat dihindarkan. Sehingga naas nasib kedua pengendara tersebut meninggal di tempat kejadian. Tempat kejadian ini sekitar 200 meter ke arah timur jembatan koloh penggolong.

Kapolsek Kayangan Komang Sugatha, ketika di konfirmasi via telepon tentang kejadian ini membenarkan bahwa, memang benar ada dua sepeda motor  Yupiter MX dan Supra R125 bertabrakan di Jalan Raya Luk – Lokok Piko Kecamatan Gangga. ”Ini memang wilayah hukum Polsek Gangga, tapi kami yang terlebih dahulu tiba di TKP dan mengamankan barang bukti,”jelas Komang Sugatha.

Komang Sugatha juga membenarkan bahwa, pengendara sepeda motor Yupiter MX itu adalah bernama Zainal Abidin (19)  berasal dari Pengadang Baru Desa Mumbul Sari Kecamatan Bayan.

Siang itu, Zainal Abidin  berboncengan dengan temannya, mengendarai sepeda motor Yupiter MX hendak kuliah di UNW Tanak Song. Namun naas nasibya, tiba di Dusun Lokok Piko, sekitar 200 meter timur Koloh Penggolong, peristiwa tragis menimpa dirinya, yaitu tabrakan dengan Supra R125 yang dikendarai Abidin  (50) warga Kayangan, yang siang itu juga baru pulang mengajar di salah satu SD di Rempek.

”Zainal Abidin pengendara Yupiter MX meninggal di TKP. Sedangkan pengendara Supra R125 yang juga bernama Abidin meninggal dalam perjalanan menuju RSU Mataram,”terang Sugatha.

Menurut Rusdin (20) anak sulung dari Abidin, ketika ditemui dirumahnya di Kayangan mengatakan  sangat terpukul dengan peristiwa tragis yang menimpa ayahnya. Memang, menurutnya tidak ada firasat apa-apa pada keluarganya. Hanya saja diakui Rusdin bahwa, ayahnya pada pagi hari sebelum kejadian pernah memanggil dirinya, dan berpesan padanya agar dalam hidup ini pandai-pandailah membawa diri. ”Kamu adalah anak yang paling besar, pandai-pandailah membimbing adik-adikmu,” cerita Rusdin menirukan pesan ayahnya.

Tidak hanya itu saja, lanjut Rusdin bahwa ayahnya juga siang itu tidak seperti biasanya pulang lebih awal. ” Ayah saya minta ijin  pulang duluan pada teman-temannya, karena ada keperluan di Kayangan. Sambil membawa satu karung pisang, ayah saya pulanglah ke Kayangan. Namun, tiba di tempat kejadian (TKP) itulah tabrakan terjadi,” cerita Rusdin menambahkan.(Eko).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link