Kamis, 10 Februari 2011

Rumah Waraga Dusun Beraringan Dihantam Petir

Kayangan, Lombok Utara - Belum lama kejadian yang sama masih segar dalam ingatan masyarakat Kayangan, kini aksi "Petir" kembali terjadi. Hujan deras Dini hari (09/02) Rabo lalu, membuat geger warga Beraringan  Desa Kayangan, Rodi Hartono (34).  Rumah Warga tersebut disambar halilintar hingga membuat atap rumahnya jebol. Terlihat pada atap rumah korban bolong, serpihan atap nyaris menerpa saat korban tengah tidur lelap.
 
Peristiwa terjadi pukul 02.15 wita, berawal dari hujan deras disertai kilat dan gemuruh. Rumah dengan tiga kamar milik Rodi, atap berupa genteng terjatuh, tangkai penyangga atap rumah retak, dan instalasi listrik rusak parah. kejadiannya berimbas pada rumah Supar (32) yang tempatnya bersebelahan, berada di sisi sebelah timur, atap rumah miliknya berupa asbes retak dan bolong akibat hantaman genting yang terlempar dari sumber sasaran.

Malam itu, korban bersama istrinya tidur di kamar utama yang bersebelahan dengan kamar tidur anak-anaknya. Selepas nonton TV di ruang keluarga, korban terus beranjak tidur. Hujan mulai turun dengan sangat lebat, seolah mengiringi tidur mereka yang pulas. Kejadiannya begitu cepat dan dashyat, Dentuman dahsyat mengagetkan korban yang tengah  tidur lelap, korban  langsung terperanjat, terjaga dari tidur. Ditengah kepanikannya, korban langsung mencari lampu penerang seadanya, dikarenakan listrik seketika padam membuat suasana  gelap dan sunyi. “Saat aku bangun anak saya tengah menangis histeris, spontan saya menemui anakku. Aku berusaha menenangkan mereka sambil mencari tahu apa yang sebetulnya terjadi.” Ungkap Rodi penuh haru.

Kerusakan tidak ditemukan di kamar anaknya. Hanya pecahan genting berhamburan yang terlihat disisi bawah tempat tidur anaknya. “Ketika itu Lampu padam, instalasi listrik tidak berfungsi. Saya mengambil lampu senter (penerang). Ternyata atap rumah jebol, terlihat ada atap yang bolong akibat hantaman petir.” Jelasnya.

Petir yang menyambar rumah korban tidak dapat diperkirakan penyebabnya. “ TV saya tidak apa-apa masih baik dan begitu pula dengan antenna parabola yang terhubung dengan pesawat televisi masih normal.” katanya. “Sementara dari peristiwa itu, diperkirakan  mengalami kerugian sebesar Rp  5 juta lebih,'' jelasnya menambahkan.

Sementara itu di tempat terpisah Kadus Beraringan, Syafrudin (57) membenarkan kejadian tersebut. "Kejadiannya jauh tengah malam, beruntung tidak mengakibatkan korban jiwa. Dengan kejadian ini kita harapkan dapat lebih waspada mengingat cuaca tahun ini tidak menentu." jelasnya.

"Petugas listrik sudah mengontrol tetapi belum diketahui kapan diperbaiki," jelas Ati, istri Rodi. Kepala Desa Kayangan atas nama pribadi langsung turun ke lokasi melihat dari dekat kerusakan yang terjadi akibat sambaran petir tersebut. ( Marwan )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link