Selasa, 22 Februari 2011

Puting Beliung Terjang Satu Rumah Warga dan Gedung SDN 1 Santong


Santong, Lombok Utara - Aksi angin puting beliung menerjang Dusun Santong Barat, Desa Santong Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara, mengakibatkan atap  rumah seorang Warga, Haundefinedlil (61) terangkat dan  terlempar sejauh 26 meter, jatuh terhempas di halaman SDN 1 Santong. Serpihannya nyaris menerpa siswa yang tengah bermain.  Bersamaan dengan itu atap gedung SDN 1 Santong yang terbuat dari seng terlihat menganga, tersingkap akibat dahsyatnya terjangan angin.

Diceritakan Murdin (41) seorang Guru SDN 1 Santong, yang juga Kontributor Suara Komunitas menguraikan detik-detik angin puting beliung beraksi. “Kejadiannya begitu cepat.” ujarnya mengawali pembicaraannya.

Peristiwa terjadi pukul 09.45 wita tadi pagi, berawal dari hujan lebat yang terus mengguyur disertai kabut dan gemuruh. Para siswa tengah keluar main pertama. “Saat kejadian saya  berada di ruang guru bersama 4 teman guru lainnya. Belum lama beristirahat , tiba tiba angin kencang menerpa. Saat itu ruangan gelap, listrik mati, sejumlah foto yang terpampang di dinding terjatuh, satu demi satu, perangkat yang ada di atas lemari berjatuhan,” jelasnya. “Kami semua panik, ada yang berteriak histeris. Karena suasana gelap tidak menentu ahirnya kami berhamburan keluar.” Urainya.

Sementara itu Muna’im S.Pd Pimpinan SDN 1 Santong dalam pantauan kontributor saat itu, tengah mengambil langkah penyelamatan terhadap siswa yang baru saja menikmati waktu istirahat, spontan menyuruh semua siswa agar kembali masuk ke ruangan kelasnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan yang terjadi akibat terjangan angin tersebut. “Saya melihat tumpukan material benda sudah bergelimpangan dihalaman, beruntung tiga siswa yang melintas tadi tidak terkena serpihan benda yang diterbangkan angin dari rumah warga milik Bapak Halil. Serpihan atap seng bersama kayu yang tergeletak jadi satu, telempar sejauh kurang lebih 26 meter hingga terjatuh di halaman sekolah kami.”  Terang Muna”im terkesima.

Dalam padai itu, warga sekitar yang merasakan hebatnya terjangan angin tersebut langsung datang ke sekolah menjemput putra putrinya. “Pak saya khawatir dengan anak saya kalau bisa anak kami diizinkan pulang  duluan.” Harap Mahyudin. Sampai berita ini diturunkan hujan masih terus mengguyur , terlihat warga sudah mulai ramai berdatangan. “Beruntung tidak ada anak-anak yang tertimpa atap.” Gumam Ririn, pedagang penganan yang biasa mangkir. ( B.ika ehe )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link