Mumbul Sari,(SK),-- Dua
orang warga KLU (R.Sukarmadi dan Muhsan) yang menjadi korban Kapal
barang KLM Surya Mas yang terdampar di lepas pantai Mumbul Sari
Kecamatan Bayan, Kamis,(31/01/2013) pekan lalu, belum hilang dari
ingatan.
Berselang 3 hari dari tewasnya 2 orang warga KLU tersebut, kapal barang naas yang hampir setengah bulan terdampar itu, kini kembali lagi memakan korban.Tidak tanggung-tanggung, korban kali ini adalah Mursandi (30) warga Sumur Jiri Desa Sesait Kecamatan Kayangan KLU.Korban diperkirakan tenggelam sebelum tiba di buritan kapal,Senin siang,(04/02/2013) sekitar pukul 15,00 wita.
Berselang 3 hari dari tewasnya 2 orang warga KLU tersebut, kapal barang naas yang hampir setengah bulan terdampar itu, kini kembali lagi memakan korban.Tidak tanggung-tanggung, korban kali ini adalah Mursandi (30) warga Sumur Jiri Desa Sesait Kecamatan Kayangan KLU.Korban diperkirakan tenggelam sebelum tiba di buritan kapal,Senin siang,(04/02/2013) sekitar pukul 15,00 wita.
Menurut keterangan rekan korban Misnawi
(34) yang juga iparnya mengatakan, pada awalnya dirinya bersama korban
memang telah merencanakan akan pergi ke pantai Mumbul Sari dimana kapal
barang yang naas itu terdampar.Sekedar ingin melihat sekalian refresing
sambil mandi, maka mereka memutuskan untuk berangkat lebih awal agar
bisa mandi lebih lama, lagi pula mumpung cuaca lagi cerah, pikir mereka.
Setelah sholat Zduhur, Misnawi, Kipli
dan Mursandi (korban) berangkatlah dengan mengendarai Sepeda motor
sambil berboncengan menuju pantai Mumbul Sari dimana kapal barang yang
terdampar itu berada.Tiba di pantai,kata Misnawi, si korban (Mursandi)
ini ngotot ingin cepat-cepat berenang menuju kapal.Awalnya Misnawi tidak
mau dan sempat menyarankan tidak usah berenang menuju kapal, karena
saat itu air laut sedang pasang dan bergelombang besar,arusnya keras
sehingga airnya pun keruh.Namun Mursandi bersi keras dan terus membujuk
Misnawi dan Kipli agar mau menuruti keinginannya untuk bersama-sama
mandi sekalian naik ke atas kapal yang naas itu.
Kemauan korban itupun di turuti.Maka
ketiganya pun bersiap-siap untuk mandi. Dengan bertelanjang dada dan
hanya menggunakan celana pendek saja, akhirnya mereka memutuskan untuk
mandi dan berenang bersama menuju kapal.Mereka bertiga, kemudian
bersamaan masuk laut dan berenang. Kipli terlebih dahulu tiba dan naik
diatas kapal.Sementara Mursandi baru sampai pertengahan (jarak antara
diri korban ke kapal dan ke pantai sama).Sementara Misnawi masih di
dekat pantai belum terlalu jauh masuk laut.
“Korban memang sempat melambaikan
tangannya, mungkin dia memanggil minta tolong.Tapi, lambaian tangan
korabn itu, saya kira hanya memberikan isyarat agar kita cepat
menyusulnya ke tengah,”kata Misnawi.
Hal tersebut di benarkan Aswadi, salah seorang anggota Tagana KLU yang secara kebetulan berada di sekitar lokasi kejadian.”Memang sempat saya lihat lambaian tangan korban yang timbul tenggelam akibat hempasan gelombang pasang di tengah laut.Tetapi setelah lambaian yang ketiga kali, setelah itu tidak kelihatan lagi,”katanya.
Hal tersebut di benarkan Aswadi, salah seorang anggota Tagana KLU yang secara kebetulan berada di sekitar lokasi kejadian.”Memang sempat saya lihat lambaian tangan korban yang timbul tenggelam akibat hempasan gelombang pasang di tengah laut.Tetapi setelah lambaian yang ketiga kali, setelah itu tidak kelihatan lagi,”katanya.
Rupanya lambaian tangan korban yang
ketiga kali yang dilihat oleh salah seorang anggota Tagana KLU itulah,
untuk yang terakhirnya korban terlihat.Akhirnya setelah melihat kejadian
itu,Aswadi bersama rekannya Mahrip, langsung berlarian menuju kerumunan
orang yang dari sejak awal berada di sekitar pantai itu, untuk
bagaimana menolong korban. Namun, tidak ada satu pun orang yang berani
menolong.Alasannya tidak ada yang bisa berenang.
Sementara Kipli yang sudah dulu sampai
di atas kapal mengatakan, begitu melihat korban sudah tidak terlihat,
katanya, dirinya segera menceburkan diri dengan maksud akan menolongnya.
Namun ketika dirinya sudah sampai di lokasi tenggelamnya korban, korban
tidak berhasil di temukan.
Selaku Tagana KLU, Aswadi segera
menghubungi Basarnas dan Kepala BPBD KLU Drs Iwan Maret Asmara.Kepala
BBD asal Bayan ini, begitu menerima laporan segera meluncur ke TKP.
Sedangkan Basarnas baru tiba di TKP di bawah pimpinan Dede sekitar
pukul 18,53 dan langsung mencari korban dengan menggunakan peralatan
bawah laut.Hingga berita ini di tulis, pencarian korban oleh tim
Basarnas terus di lakukan.Namun belum ada tanda-tanda korban akan
ditemukan.
Sebelum Tim Basarnas tiba di TKP, pihak
Tagana maupun pihak keluarga sudah berupaya semaksimal mungkin untuk
melakukan pencarian.Namun semua itu belum membuahkan hasil.Sementara
hari pun semakin gelap karena menjelang Magrib. Warga masyarakat KLU di
sebagian wilayah bagian timur, ketika mendengar berita tentang adanya
warga masyarakat KLU yang kembali menjadi korban kapal barang tersebut,
semakin lama semakin banyak yang berdatangan, hingga tengah malam dan
bahkan ada yang menginap.
Ari, salah seorang anggota Tagana KLU
lainnya yang ikut menoba mencari mengatakan, arus air laut di bawah
tidak terlalu keras. Kemungkinan korban tidak terlalu jauh dari TKP.
Kalaupun mencarinya harus ke pinggir, karena ketika terjadinya peristiwa
yang menewaskan warga Sumur Jiri Desa Sesait itu, air laut dalam
keadaan pasang,”Andaikata airnya tidak keruh dan jernih, korban mungkin
masih bisa di temukan, ini murni tenggelam,”tandasnya.
Dikatakan Kipli, memang isteri korban
pernah bermimpi satu malam sebelum kejadian bahwa suaminya menggelar
pesta besar. Sehingga isteri korban, begitu mendengar berita tentang
suaminya tenggelam, baru sadar bahwa mungkin itu alamat mimpinya
semalam,pikirnya.”Innaa lillaahi Wa innaa ilaihi
rooji’uun,”ucapnya.(Eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar