Selasa, 07 Desember 2010

Jalan Desa Bayan Berlubang dan Rawan Kecelakaan

Bayan, Lombok Utara - Berlubang dan rawan kecelakaan, demikianlah kondisi jalan desa Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, yang menghubungkan beberapa dusun yang ada di Desa Bayan. Kendati sudah diusulkan berkali-kali, namun hingga kini tak juga mendapat perhatian dari pemerintah.

Demikian diungkapkan kepala dusun Teres Genit Desa Bayan, Sukrati ketika ditemui dikediamannya, Selasa 6/12 siang ini. Menurutnya, jalan sepanjang 7 km dari depan kantor desa Bayan menuju ke beberapa dusun, seperti dusun Sembulan, Dasan Baru, Mandala, Teres Genit, Dasan Tutul dan dusun Nangka Rempek, memang sudah lama rusak dan sudah berkali-kali diusulkan ke pemerintah untuk diperbaiki, tapi belum ada respon sampai hari ini.

“Perbaikan jalan ini sudah kami usulkan ke pemerintah, tapi tak ada responnya. Sementara semakin turun hujan, akan semakin rusak parah. Padahal beberapa dusun ini merupakan pusat pertanian dan perekonomian masyarakat desa Bayan”, tuturnya sedih.

Hasil unggulan beberapa dusun tersebut antara lain, kelapa, panili, coklat, pisang dan padi. Dan semua hasil unggulan ini harganya turun drastis. “Kalau jalannya tetap seperti ini, kapan masyarakat bisa hidup sejahtera”, kata puluhan warga setempat.

Lebih lanjut Sukrati mengatakan, bahwa sekarang di Dusun Teres Genit sedang dibangun dua lokal SPDT setingkat SLTP. “Karena jalan yang rusak, pembangunannyapun sempat terhenti, karena mobil yang mengangkut bahan bangunan tidak berani melalui jalan yang berlubang ini, karena hawatir akan kecelakaan. Kalau ada mobil yang mau ngangkut bahan, ongkosnyapun dua kali lipat dari biasanya”, jelas Sukrati.

Sukrati memberi contoh, seperti harga pasir per truk berkisar Rp. 180-200 ribu. Namun jika dibawa ke tempat pembangunan SPDT harganya naik menjadi Rp. 300 ribu per truk. “Karena kondisi bangunan yang harus tetap dikerjakan, ia tidak ada kata lain harus kita beli”, tambahnya.

Warga berharap kepada pemerintah, untuk kiranya dapat melihat kondisi jalan yang berlubang, serta perlu dibuatkan got miring atau saluran dranase yang memadai. “Jadi kalau pemerintah bercita-cita meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka yang utama dan pertama dibangun adalah infrastruktur jalan. Karena omong kosong, pemerintah berpidato disana-sini ingin mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, tapi infrastrutur jalannya tidak diperbaiki”, pungkas puluhan warga setempat.

MI-MT Panggung Kekurangan Ruang Kelas

Panggung, Lombok Utara - Madrasah Ibtidaiyah Maraqitta’limat (MI-MT) Dusun Panggung Desa Selengen Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara kekurangan ruang belajar.

Demikian dikatakan Kepala MI-MT Panggung, Mustain, Spd, ketika ditemui Senin 6 Desember, di ruang kerjanya. Menurutnya, MI-MT, masih kekurangan 3 ruang kelas belajar. “Kelompok belajar di MI-MT ini ada empat kelompok, namun ruang kelas yang tersedia hanya 2 kelas. Jadi masih kekurangan 3 lokal dengan kantor guru”, katanya.

Jumlah siswa MI-MT Panggung dari kelas I-IV sebanyak 60 siswa dan guru 7 orang. Dan kekurangan ruang belajar ini tidak mengendurkan semangat mereka untuk terus mendidik generasi penerus bangsa.

Mustain mengaharapkan kepada pemerintah, baik pusat, maupun daerah untuk bisa membantu pembangunan lokal, sehinggga apa yang menjadi tujuan pendidikan yaitu meningkatkan sumber daya secara merata dapat terwujud.

Sabtu, 04 Desember 2010

KRPD Kritik Kinerja DPRD KLU

Lombok Utara - Sejumlah anggota koalisi rakyat paer daya (KRPD) mengkritik kinerja anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU) dalam aksi demo yang berlansung di Kantor DPRD setempat, Rabu (1/12) kemarin. Mereka menuntut keseriusan wakil rakyat itu memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Lombok Utara.

Dalam penyampaikan aspirasinya, KRPD menyoroti beberapa masalah. Misalnya, pengadan sepeda motor anggota DPRD sebanyak 22 unit yang dinilai memboroskan keuangan daerah. Rencana studi banding istri anggota Dewan (Iswara) dianggap  merupakan kegiatan sia-sia dan tak ada manfaatnya bagi masyarakat. Pembentukan pansus lambang daerah juga dinilai pemborosan anggaran.

KRPD terdiri atas sembilan elemmen masyarakat di KLU seperti Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman), Himpunan Mahasiswa Lombok Utara (Himlu), Parlement Watch KLU, Alinasi Masyarakat Peduli KLU, FS-NTB, Gerakan Pemuda Peduli Torean,
Forum Pemuda Sukadana, Forum Solidaritas Pemuda Bayan dan Pekerat Ombara.

Juru bicara KRPD R. Agus menegaskan kunjungan kerja yang dilakukan anggota DPRD KLU mmenghabiskan anggaran daerah dan tak pernah disosialisasikan. Buktinya, ujar Agus belum diketahui berapa banyak perda inisiatif yang dihasilkan Dewan tak diketahui banyaknya.

Menanggapi sorotan itu, Ketua DPRD KLU Mariadi,S.Ag menyatakan pengadaan 22 buah sepeda motor untuk anggota DPRD lebih pada azas manfaat. Mengingat kondisi geografis daerah ini banyak berbukit, sehingga diperlukan sepeda motor sebagai sarana transportasi anggota DPRD KLU. Seperti jalan ke Leong, Kecamatan Tanjung, katanya  sulit dilalui kendaraan roda empat, sehingga dibutuhkan kendaraan roda dua.

Sementara menanggapi rencana studi banding anggota  Iswara, Mariadi menjelaskan tak ada program mereka ke luar daerah. ‘’Hanya diberikan wawasan tentang tugas seorang istri anggota Dewan,’’ katanya. Dana untuk Iswara sebesar Rp 100 juta merupakan dana hibah dari pemerintah KLU dan mereka gunakan untuk membantu kepentingan masyarakat.

Menyinggung tentang pansus lambang daerah, Mariadi menyatakan tak ada niat    merubah lambang yang ada, kecuali beberapa warna yang ada pada lambang daerah. Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD KLU Burhan M. Nur. Kata dia pansus lambang daerah sudah bekekrja, mereka minta perpanjangan waktu untuk minta referensi dari beberapa kalangan.

Menurut Mariadi pembangunan dua kantor itu bersifat sementara untuk kantor  Bupati dan DPRD. Kantor itu  dibangun menggunakan dana alokasi khusus (DAK), kalau tak dikerjakan dananya ditarik ke pusat.

“Wartawan” Agar Berada Dikoridor Yang Benar

Lombok Utara,  - Salah satu program yang perlu dijabarkan dalam rencana kerja Persatuan Wartawan Indonesia  (PWI) Kabupaten Lombok Utara adalah bagiamana mengawal profesi wartawan agar senantiasa berada di koridor yang benar dan semakin professional dibidangnya.

Hal tersebut dikemukakan Ketua Cabang PWI provinsi Nusa Tenggara Barat, H. Ismail Husni, pada acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PWI KLU yang berlangsung di aula kantor bupati 2/12.  Menurut Ismail Husni, untuk menjadi wartawan yang professional paling tidak ada tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang wartawan, yaitu kesadaran, pengetahuan dan keterampilan.

Lebih lanjut Ismail Husni yang juga pemimpin umum redaksi Harian Lombok Post menjelaskan, bahwa sejak kemerdekaan pers 11 tahu silam, evoria di Indonesia semakin luar biasa, sehingga siapapun bisa menjadi wartawan dan dilindungi oleh undang-undang. “Hanya persoalannya tidak lantas serta merta, seseorang yang karena memilih menjadi wartawan, mampu berada di profesi itu”, tegasnya.

Sementara Wakil Bupati Lombok Utara, H. Najmul Ahyar, SH.MH, dalam kata pembukaannya mengungkapkan, bahwa siapapun yang mengusai informasi dan teknologi, maka ia akan mampu menguasai dunia.

Acara rakerda PWI KLU ini diisi juga dengan seminar dengan menampilkan pemateri DR. HM. Syukri, M.Hum, sekertaris Pasca sarjana program magister Universitas Mataram.

Program kerja yang disusun antara lain, penguatan kelembagaan, organisasi dan hukum serta anggaran PWI KLU. Hadir dalam acara ini antara lain Humas dan Protokol KLU, Drs. H.Ahmad Sudjanadi, Ketua PWI KLU, Algas, para wartawan cetak dan elektronik.

Jumat, 03 Desember 2010

SBY Minta Guru Bantu Diangkat Menjadi PNS

JAKARTA  – Nasib guru bantu yang belum menjadi pegawai negeri sipil (PNS) menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam peringatan Hari Guru Nasional dan HUT Ke-65 PGRI di Jakarta tadi malam.

Presiden menginstruksikan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaa nuntuk segeramenuntaskan pengangkatan para guru bantu menjadi PNS. Namun, Presiden mengingatkan bahwa pengangkatan tersebut harus dilakukan sesuai dengan tahapannya. “Tuntaskan pengangkatan guru bantu menjadi PNS sesuai dengan tahapannya.Pastikan pemerintah mempunyai jumlah PNS sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai format ideal PNS,”tandasnya.

Presiden menambahkan bahwa kesejahteraan menjadi salah satu cara agar guru semakin profesional. Selain gaji yang layak,guru seharusnya diberi sejumlah fasilitas untuk meningkatkan mutu seperti peningkatan karier, perlindungan hukum,profesi serta keselamatan kerja ataupun memberikan beasiswa kepada guru yang belum mendapatkan sarjana. Dalam sambutannya, Presiden SBY menjelaskan, peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu agenda penting pendidikan selain agenda aksesibilitas rakyat ke segala jenjang pendidikan.“

Pemerintah berupaya pertajam alokasi anggaran sehingga rakyat punya akses yang lebih baik di bidang pendidikan,”ujarnya. Lebih lanjut, Presiden mengingatkan, peningkatan kualitas pendidikan haruslah didukung guru yang bermartabat, profesional, dan sejahtera. Guru juga dituntut untuk tidak hanya menyiapkan generasi saat ini, tapi sekaligus generasi muda yang memiliki kemandirian dan daya saing di masa depan.

Sejalan dengan itu, Presiden pun meminta agar guru harus mampu melakukan reformasi metodologi pembelajaran, yakni sistem pembelajaran yang berbasis pada siswa, bukan lagi pada guru. “Pendidikan yang kita adakan saat ini menuntut pengembangan kualitas profesi guru.Insan pendidik yangmampumenciptakanlingkungan belajar inovatif, kondusif, dan agen pembaruan,”kata Presiden.

Dalam acara peringatan hari guru, semalam, Presiden SBY menganugerahkan penghargaan Satyalencana Pembangunan Bidang Pendidikan kepada kepala daerah yang mempunyai komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan, khususnya peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan.Kepala daerah yang mendapatkan penghargaan adalah Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

Penghargaan serupa diberikan kepada tujuh bupati/wali kota,yaitu Bupati Sleman,Bupati Buol,Bupati Kudus, Bupati Demak, Bupati Bangka,Bangka Belitung,serta Bupati Jayapura. Selain itu,Presiden memberikan penghargaan Satyalencana pendidikan kepada 4guru, 4 kepalasekolah, dan 2 pengawas berprestasi dan berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas profesionalnya. (maesaroh)

Rabu, 01 Desember 2010

Bupati KLU Djohan Sjamsu Pimpin Upacara Paripurna

Lombok Utara - Upacara paripurna yang dipimpin Bupati KLU  H. Djohan Sjamsu ini dilakukan rutin tiap tanggal 21 setiap bulan. Dalam upacara ini dihadiri segenap pejabat dinas instansi lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.

Dalam sambutannya Bupati KLU Djohan Sjamsu mengingatkan kepada seluruh PNS baik pejabat, karyawan lingkup Pemkab KLU untuk meningkatkan disiplin dalam bekerja, tunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, tegas Bupati.

Realisasi  APBD secara umum sampai dengan pertengahan semester kedua ini baru mencapai rata-rata 30% sehingga di harapkan kepada seluruh SKPD menyesuaikan program pembangunan yang ada lingkup masing-masing agar taget realisasi APBD akhir tahun bisa tercapai 100%.

Pada kesempatan itu juga, Bupati berpesan bahwa, khusus masalah penerimaan CPNS pada tahun ini, jangan ada pejabat yang menjanjikan sesuatu kepada masyarakat untuk menjadi PNS. "Dorong mereka  agar ikut berpartisipasi mengikuti tes untuk memperoleh kesempatan itu dengan sebaik-baiknya," tegas Bupati.

Tengah upacara berlangsung, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara memberikan bantuan 3 unit mobil perintis angkutan pedesaan (Angdes) kepada Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika (Dishubparkominfo). Mobil perintis Angdes ini akan di operasikan untuk membantu transportasi daerah-daerah yang tidak memiliki akses angkutan umum. Terutama daerah penghasil perkebunan.

Selain itu, Pemkab KLU melalui Dinas Pertanian juga menyerahkan bantuan alat industri pertanian yang nantinya akan diberikan kepada kelompok Tani. Yang sebelumnya, Pemkab KLU juga menyalurkan bantuan dua unit ambulance pedesaan untuk Desa Rempek dan Desa Mumbul Sari. Ambulance pedesaan roda tiga ini diberikan untuk memudahkan transportasi kesehatan bagi warga yang tinggal jauh dari pusat layanan kesehatan.(ndr).

Keunikan Tenunan Komunitas Adat Bayan

Kain Tenun
Di Pulau Lombok kain tenun sangatlah mudah ditemukan di berbagai tempat, apalagi di obyek-obyek wisata seperti di Senggigi, Sukarare dan di Air Terjun Sendang Gila-Senaru. Hal ini menunjukkan bahwa kain tenun cukup diminati dan menjadi peluang usaha di sektor pariwisata.

Kain tenun juga dapat dijadikan tolak ukur keberagaman masyarakat yang mendiami pulau seribu masjid ini. Beragam corak kain tenun dibuat oleh komunitas penenun di Bayan misalnya, seperti songket, ikat dan londong abang (kain merah) menggambarkan adanya keaneka ragaman lapisan dan golongan masyarakat yang tinggal di Bayan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara.

Di komunitas adat Bayan, kain tenun dengan corak tertentu wajib dimiliki oleh warga masyarakat adat, karena biasanya kain tenunan seperti Londong abang, digunakan ketika menghadiri acara ritual adat seperti maulidan, lebaran dan ngaji makam.

Membuat kain tenun cukuplah rumit dan sulit. Semua proses pembuatannya menggunakan peralatan kayu dan bambu yang dioperasikan secara manual atau dengan tangan. Waktu pengerjaannya bisa sampai dua minggu. Dalam proses ini walau mungkin sama dengan yang terdapat di tempat-tempat lain, namun yang membedakan antara tenunan Bayan dengan tenunan luar Bayan adalah setiap corak yang dibuat menggambarkan pemakainya berasal dari gubuq atau kampung tertentu di Kecamatan Bayan.

Tenunan Bayan dibuat bukan hanya memperhatikan coraknya saja, akan tetapi kekontrasan warna juga disesuaikan dengan warna kulit pemakainya. Untuk mendapatkan kain tenun Bayan sebaiknya memesan terlebih dahulu. Penenun biasanya mencocokkan corak maupun kekontrasan warnanya dengan keinginan si pemesan. Pemesan kain tenun dijamin puas akan hasil pesanan lainnya ini.

“ Selain corak, cara memakai pakaian adat komunitas Bayan juga bisa dikatakan unik, karena lengkap dengan kombinasi kain yang harus digunakan mulai dari Jong (penutup kepala), Lipaq (Kemben penutup dada), Poleng (kain yang dipaki paling bawah), dan yang terakhir Sampur yang berguna sebagai penutup lengan kiri, kesuluran pakain adat ini mulai dari Jong hingga yang terakhir Sapur digunkan khusus untuk kaum perempuan.

“ Sedangkan khusus untuk laki-laki yang pertama yakni Sapuk (pengikat kepala), kemudian yang kedua Dodot Rejasa (kain yang digunakan sebagai penutup lengan kiri) biasanya kainnya berwarna hitam dengan corak putih, serta yang terakhir adalah Londong Abang (yang digunakan sebagai kain paling bawah). Semua warna dan corak kain yang digunakan memilki makna sesuai dengan ritual adat yang sedang di ikuti atau berlangsung. Satu contoh ketika ritual adat yang di ikuti adalah ritual adat gawe Urip (gawe hidup) biasanya menggunakan corak yang berwarna-warni (poleng), sedangkan untuk ritual adat gawe Pati (gawe mati) biasanya menggunakan warna merah atau abang yang dikombinasikan dengan warna hitam dan biasanya disebut Londong Abang dan Rejasa.

Tapi yang paling penting disini adalah Jong Bayan yang digunakan sebagai penutup kepala, karena merupakan ciri khas cara berpakaian masyarakat komunitas adat Bayan sekaligus sebagai ikon yang secara langsung mewakili makna dari seluruh pakaian adat yang digunanakan ketika melakukan ritual adat.

Terkait soal prospek kedepan yang dapat diandalkan dari kain tenun komunitas adat Bayan khusunya untuk menjadi salah satu asset KLU memang memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan terlebih jika di kombinasikan dengan keberadaan obyek wisata yang ada di kawasan tersebut, seperti Air terjun, rumah tradisonal (adat) hingga taman wisata Gunung Rinjani, (TNGR). (M.Syairi)

Link