Senin, 31 Januari 2011

Keistimewaan Al-Qur’anul Karim Dan Nabi Muhammad saw

Salah satu keistimewaan Ummat Islam dibandingkan ummat lainnya ialah jaminan Allah terhadap Kitabullah Al-Quranul Karim. Al-Qur’an merupakan satu-satunya Kitab Allah yang dipastikan akan terpelihara keasliannya semenjak pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam hingga tibanya hari Kiamat. Hal ini tidak ditemukan di dalam Kitab Allah lainnya yang telah diwahyukan kepada para Nabi terdahulu. Baik itu Kitabullah Taurat yang di wahyukan kepada Nabiyullah Musa ‘alaihis salam maupun Kitabullah Injil yang diwahyukan kepada Nabiyullah Isa‘alaihis salam. Tidak ada satupun ayat di dalam Taurat (mereka menyebutnya Perjanjian Lama) maupun Injil (mereka menyebutnya Perjanjian Baru) yang menyatakan bahwa otentitas kedua kitab tersebut bakal terjamin. Itulah sebabnya dewasa ini ditemukan berbagai versi Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Antara satu dengan lainnya terdapat banyak sekali perbedaan. Tidak seragam. Sementara dimanapun dan kapanpun dalam sejarah, Al-Qur’an senantiasa ditemukan dalam keadaan seragam. Tidak ada perbedaan satu hurufpun di antara semua Al-Qur’an yang beredar di seluruh dunia.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.(QS Al-Hijr 9)




Namun keistimewaan Al-Qur’an bukan hanya terletak pada jaminan keterpeliharaan keasliannya semata. Al-Qur’an diwahyukan Allah kepada Nabi Akhir Zaman agar menjadi petunjuk bagi segenap ummat manusia, tanpa kecuali. Oleh karenanya Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam juga ditegaskan Allah diutus untuk segenap ummat manusia, bahkan menjadi rahmat bagi segenap alam semesta. Al-Qur’an bukan kitab khusus untuk menjadi petunjuk bagi ummat Islam semata. Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam tidak diutus untuk menjadi Nabi bagi bangsa Arab semata.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia. (QS Al-Baqarah 185)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ
Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya. (QS Saba 28)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS Al-Anbiya 107)
Sedangkan Nabi Musa ‘alaihis salam maupun Nabi Isa ‘alaihis salam diutus hanya khusus bagi sekelompok manusia yaitu Bani Israel alias keturunan Nabi Ya’qub ‘alaihis salam yang nama lainnya ialah Nabi Israel ‘alaihis salam. Kitab Taurat dan Injil dengan demikian juga dimaksudkan untuk menjadi petunjuk sebatas bagi Bani Israel, bukan untuk segenap ummat manusia.
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ
Dan Kami berikan kepada Musa ‘alaihis salam kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israel. (QS Al-Isra 2)
وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَرَسُولا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ
Dan Allah akan mengajarkan kepadanya (Isa ‘alaihis salam) Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel. (QS Ali Imran 49)
Inilah keistimewaan peranan Al-Qur’an sekaligus peranan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam yang sungguh sangat berbeda dengan peranan Taurat maupun Injil atau peranan Nabi Musa ‘alaihis salam maupun Nabi Isa‘alaihis salam. Al-Qur’an dimaksudkan Allah untuk menjadi petunjuk bagi segenap manusia, apapun bangsa, suku, warna kulit, bahasa bahkan agamanya. Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam diutus Allah agar menjadi Nabi bagi segenap manusia di muka bumi apapun latar belakangnya. Sedangkan Taurat dan Injil maupun Nabi Musa ‘alaihis salam dan Nabi Isa ‘alaihis salam diwahyukan dan diutus Allah untuk menjadi petunjuk dan Nabi bagi Bani Israel semata. Allah tidak pernah mengamanatkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam maupun Nabi Isa ‘alaihis salam agar mendakwahkan Taurat atau Injil kepada kalangan di luar Bani Israel. Sedangkan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam jelas diamanatkan Allah agar mendakwahkan nilai-nilai Al-Qur’an kepada segenap ummat manusia, baik dia itu bangsa Arab atau bukan, muslim ataupun bukan. Dan itu juga berarti bahwa kita –ummat Islam- selaku pengikutnya berkewajiban mempromosikan Al-Qur’an agar menjadi petunjuk bagi segenap ummat manusia, baik mereka beriman kepadanya maupun tidak.
Permasalahan ini sangat penting mengingat bahwa dewasa ini kita sedang menjalani era penuh fitnah dimana upaya menyelewengkan makna seperti di atas luar biasa dilakukan oleh kaum kuffar dibantu kaum munafiqun. Salah satu fitnah yang sengaja disebarkan ialah virus faham pluralisme. Awalnya pluralisme cuma menawarkan gagasan “keharusan menghormati segenap penganut agama, apapun agamanya”. Sampai sebatas ini, Islam tidak mempermasalahkan, bahkan sesuai dengan ajaran Islam. Namun kaum pengusung pluralisme tidak berhenti hingga di situ. Mereka selanjutnya mempropagandakan bahwa “semua agama sama, semua agama baik, bahkan semua agama benar.” Inilah racunnya. Ketika seorang yang mengucapkan dua kalimat syahadat menelan begitu saja logika berfikir pluralisme hingga setuju dengan gagasan semua agama sama baiknya, sama benarnya, maka di situlah masalah muncul. Sebab jelas berdasarkan uraian di atas bahwa tidaklah sama antara satu agama dengan agama lainnya. Bahkan antara tiga agama terbesar dunia dewasa ini –Islam, Kristen dan Yahudi- kedudukan dan peranannya tidaklah sama dan tidaklah setara.
Tidak saja kitab suci kaum Yahudi dan Nasrani dewasa ini telah mengalami distorsi yang begitu hebat, kemudian ditambah lagi bahwa Allah Rabb semesta alam mengamanatkan kepada Ahli Taurat maupun Ahli Injil untuk menjadikan kedua kitab tersebut petunjuk sebatas bagi kalangan Bani Israel, bukan untuk segenap ummat manusia. Sementara itu kitab suci Al-Qur’an tidak saja terjamin keasliannya sebagaimana pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam lima belas abad yang lalu, melainkan ia juga diperuntukkan bagi segenap ummat manusia di muka bumi hingga tibanya hari Kiamat.
Namun realitas dunia saat ini justeru kita menyaksikan bahwa ummat Islam alias Ahli Al-Qur’an justeru menjadi ummat yang mengekor kepada tradisi/budaya/kebiasaan kaum Yahudi dan Nasrani yang notabene dewasa ini merupakan pemimpin dunia modern. Tidak bisa kita pungkiri bahwa dunia dewasa ini dipimpin oleh kaum Barat yang terdiri dari Judeo-Christian Civilization (Peradaban Yahudi-Nasrani). Pantaslah bilamana dunia modern dewasa ini berada dalam perjalanan yang tidak jelas menuju masa depannya. Sebab yang memimpin dunia modern adalah fihak yang tidak memiliki wahyu yang masih asli bersumber dari Allah Rabb semesta alam, bahkan kalaupun mereka bisa menghadirkan kitab suci mereka yang asli namun Allah tidak pernah mengamanatkan kedua kitab suci mereka itu untuk menjadi petunjuk bagi segenap ummat manusia. Kedua kitab suci tersebut –Taurat dan Injil- hanya diperuntukkan bagi sekelompok kecil ummat manusia, yakni Bani Israel. 

Sebaliknya, karena kebodohan dan kelemahan mental, ummat Islam justeru merelakan dirinya mengekor kepada berbagai konsep yang ditawarkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani pemimpin dunia modern. Sebagian besar Ahli Al-Qur’an dewasa ini mengidap penyakit inferiority complex alias mental pecundang sehingga mereka tidak keberatan mengekor kepada fihak Barat yang sesungguhnya berada dalam kesesatan. Padahal justeru ummat Islam-lah satu-satunya kelompok manusia di muka bumi yang masih memiliki kejelasan kitab suci yang bersumber dari Allah Rabb semesta alam. Bahkan Allah telah melegalisir kitab suci tersebut agar diperlakukan sebagai petunjuk bagi segenap ummat manusia, bilamana mereka ingin selamat. Artinya, sesungguhnya hanya ummat Islam-lah satu-satunya fihak yang layak memimpin dan membimbing ummat manusia di era modern ini menuju kehidupan sejahtera secara hakiki dan abadi. Tetapi sayang seribu kali sayang, justeru tidak sedikit muslim dewasa ini yang bilamana diajak untuk diberlakukannya syariat Islam alias hukum Allah alias hukum Al-Qur’an, malah menolaknya dengan alasan bahwa kita tidak sepantasnya memaksakan agama Islam kepada orang-orang non-muslim. Laa haula wa laa quwwata illa billah...!
Sungguh tepatlah penggambaran Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam lima belas abad yang lalu mengenai kondisi ummat Islam di era penuh fitnah dewasa ini, sebagai berikut:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti tradisi/kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak-pun kalian pasti akan mengikuti mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (MUSLIM - 4822)

Sabtu, 29 Januari 2011

Dunia Sarat Tipuan

Banyak manusia yang menyangka bahwa dunia merupakan tempat yang final dan menentukan. Menang di dunia dianggapnya sebagai suatu perkara yang mesti dan harus. Sebab jika tidak menang di dunia lalu mau menang di mana lagi? Demikian pula sebaliknya, kalah di dunia merupakan suatu kehinaan yang bagaimanapun caranya harus dihindari. Sebab menurutnya mana mungkin seseorang masih bisa mengangkat kepalanya bila ia harus hidup di dunia dengan status sebagai pecundang. Itulah anggapan yang begitu terpateri di benak fikiran setiap orang yang menjadi hamba dunia.
Ketika sahabat Rib’iy bin Amer radhiyallahu ’anhu ditugaskan untuk bernegosiasi dengan panglima militer Persia, Rustum, ia menjelaskan misi diutusnya ummat Islam oleh Allah subhaanahu wa ta’aala ke muka bumi. Salah satu misi tersebut dijelaskan olehnya sebagai berikut:

”Kami (ummat Islam) diutus Allah ta’aala ke muka bumi untuk mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia menuju lapangnya dunia dan akhirat.”
Inilah salah satu misi utama ajaran Islam. Melahirkan manusia beriman yang keyakinan dan penghayatannya akan negeri akhirat sedemikian kuatnya sehingga mereka tidak pernah terkurung di dalam keterbatasan dunia yang sempit. Orang beriman selalu hidup dengan hati yang lapang sebab mereka tidak mudah terseret oleh tipuan kesenangan (maupun kesengsaraan) dunia yang fana.
Seberapa nikmatnya kesenangan dunia, maka bagi seorang mu’min tidak bisa menandingi apalagi melebihi kebahagiaan hakiki di surga akhirat kelak. Demikian pula, sedahsyat apapun kesengsaraan di dunia, maka bagi orang beriman hal itu tidak bisa menandingi apalagi melebihi penderitaan sejati di neraka akhirat kelak nanti.
Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat begitu banyak manusia yang menyangka bahwa dunia sedemikian hakikinya sehingga mereka rela melakukan dan mengorbankan apapun hanya untuk meraih kesenangan fana dunia. Begitu pula mereka akan rela berbuat dan meyerahkan apapun demi terbebaskan dari penderitaan sementara dunia ini. Dan itu semua dilakukan dengan mempertaruhkan kemungkinan meraih kesenangan hakiki surga akhirat dan dengan kemungkinan malah berujung di kesengsaraan sejati neraka akhirat.
Tidak banyak manusia yang rela bersabar kehilangan surga dunia demi meraih surga akhirat. Tidak banyak orang yang rela menghadapi neraka dunia demi terbebaskan dari neraka akhirat. Hal ini cuma menunjukkan betapa tidak sabarnya manusia. Dan hal ini juga menunjukkan betapa mudahnya manusia terjebak dengan hal-hal yang zahir dari kehidupan dunia ini dan mereka tidak cukup tajam penglihatannya untuk mamandang hal-hal ghaib dari kehidupan akhirat.

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS ArRuum ayat 7)
Para ahlud-dunya atau pencinta dunia memang merupakan kaum materialis. Mereka hanya sibuk tenggelam dalam hal-hal yang material semata. Mereka tidak pernah mau tahu dengan hal-hal yang bersifat ”behind the material”. Sebab mereka tidak sanggup menjangkaunya. Dan ketidak-sanggupan itu disebabkan oleh tidak hadirnya al-iman di dalam dadanya.
Orang beriman tentunya ingin berhasil juga di dunia. Tetapi doanya dan harapannya kepada Allah ta’aala tidak pernah berhenti hanya pada hal-hal sebatas dunia. Mereka selalu mengharapkan akhirat bersamaan dengan harapannya akan dunia.

”Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka."” (QS Al-Baqarah ayat 201)
Singkat kata, seorang mu’min adalah manusia yang lebih memilih menderita di dunia asal senang di akhirat. Sedangkan seorang kafir atau munafik lebih memilih sukses di dunia walau harus berakibat masuk neraka di akhirat kelak. Seorang mu’min berprinsip: ”Lebih baik susah sekarang asal senang belakangan.” Sedangkan seorang kafir atau munafik berprinsip: ”Yang penting kita harus senang selagi bisa. Soal neraka, yah, belum tentu juga benar-benar ada.”
Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengingatkan kita ummat Islam agar jangan hendaknya tertipu oleh dunia. Hendaknya selalu sadar bahwa hakikat senang dan susah adalah di akhirat bukan di dunia. Senang di dunia tidak perlu membuat kita lupa. Susah di dunia tidak perlu membuat kita berputus asa.
Itulah sebabnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyampaikan suatu hadits yang menggambarkan salah satu episode di hari pengadilan kelak nanti. Penggambaran yang menjelaskan betapa kesenangan surga sejenak cukup membuat orang yang paling menderita sewaktu di dunia lupa samasekali akan penderitaannya. Sedangkan kesengsaraan neraka walau sekejap cukup untuk menjadikan orang yang paling nikmat sewaktu hidup di dunia tidak ingat lagi akan semua kesenangannya.

“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.” Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018)   Sumber :http://wirausahapesantren.blogspot.com

Kades Kayangan Tinjau Penghijauan Lahan Kering

Lombok Utara - Kepala Desa (Kades) Kayangan Kabupaten Lombok Utara, Jamaan Aspari didampingi Ketua Kelompok KKN Unram Rizal, Jumat lalu meninjau pelaksanaan penghijauan di lapangan umum Kecamatan Kayangan, dan beberapa lokasi penghijauan lahan kering.

Tujuan kunjungan tersebut, untuk melihat dari dekat pelaksanaan penghijauan, yang dilakukan oleh kelompok KKN Unram, bekerjasama dengan H.Abidin Mustakim (65) salah seorang tokoh perintis wana tani lahan kering di Kayangan.

Ketua KKN Unram, Rizal mengatakan, kegiatan penghijauan yang dilakukan ini merupakan salah satu agenda program KKN yang memang sudah diprogramkan. Dan semua program yang yang akan dilaksanakan selama KKN dipadukan dengan program desa.”Program yang kami susun, selalu mengacu pada program desa, agar tidak saling tumpang tindih,”jelasnya.

Program penghijauan yang dilakukan kelompok KKN Unram kali ini merupakan tidak lanjut dari tahap pertama, dengan menanam 200 bibit kayu. Sedangkan tahap yang kedua ini 175 bibit, terdiri dari bibit Kesambik, Sengon, Jarak Bulu, Simba, lamtorogung dan bibit buah-buahan.

Joko Samsulhadi, salah seorang anggota kelompok KKN mengaku bahwa reboisasi yang dilakukan di lapangan umum Kecamatan Kayangan adalah tidak terlepas dari program yang sudah dibuat bersama teman-temannya. ”Program reboisasi/ penghijauan yang kami lakukan ini adalah murni program KKN dan di padukan dengan progrm desa,”jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, H.Abidin Mustakim yang didampingi Kades Kayangan mengaku bahwa sejak tahun 1978 beliau sudah berkiprah menghijaukan lapangan ini. Buktinya, bahwa disebelah timur lapangan terdapat beberapa pohon rindang yang ditanam puluhan tahun silam. ”Mudah-mudahan tanaman yang baru saja kita laksanakan bisa berhasil dengan baik, dan akan menyusul degan tanaman lainnya”,harapnya.

Rabu, 26 Januari 2011

Maulid Adat Wahana Perekat Komunitas Bayan

Lombok Utara - Setiap memasuki bulan Rabiul Awal, hampir semua jama’ah masjid dan musalla di Pulau Lombok memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. yang dikenal dengan sebutan “Maulid Nabi”. Berbagai kegiatan keagamaanpun digelar, yang pada puncak acaranya diisi dengan ceramah dari para ulama atau ustazd.

Namun suasana yang sedikit berbeda adalah peringatan maulid secara adat wetu telu yang dilaksanakan oleh komunitas adat Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Kegiatan yang diawali dengan acara menutu pare oleh para perempuan adat, juga pada malam 15 Rabiul awal diisi dengan acara tradisional yaitu “Perisaian” dan diakhiri dengan acara puncak mengiring praja mulud ke masjid kuno Bayan.

Dalam kegiatan ritual maulid adat, semua komunitas ikut berpartisipasi dan saling bahu membahu memberikan sesuatu sekemampuannya untuk prosesi adat. Ada yang menymbang kambing, ayam dan lainnya untuk dipotong pada puncak acara. Maulid adat inilah sebagai wahana perekat komunitas yang ada di Kecamatan Bayan.

Seandainya ada persoalan, semuanya akan dilupakan oleh para tokoh adat baik yang berasal dari Desa Bayan, Karang Bajo, Loloan, Sukadana maupun dari desa-desa lainnya. Karena pada peringatan mauli d adat ini, mereka menyatu dalam proses ritualnya. “Antar tokoh adat Karang Bajo, Bayan, Loloan maupun dari desa lainnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan”, kata H. Amir Itrawati pada sebuah kesempatan.

Dalam pelaksanaan ritual adat,lanjut H. Amir para pemangku, mak lokak dan tokoh adat di Bayan tidak bisa berdiri sendiri, lebih-lebih pada pelaksanaan maulid adat semua komunitas adat harus terlibat. “Dan bila ada perbedaan pendapat maka semuanya bisa diselesaikan melalui gundem (pertemuan) di Bencingah Bayan Agung”, katanya.

Datu Artadi, salah seorang tokoh adat Lombok Utara menyebutkan, bahwa Bayan merupakan pusat adat dan budaya yang pada zaman dahulu merupakan salah satu nama kerajaan yang terkenal di Pulau Lombok, dan di Bayan inilah pusat pemerintahan paer daya. “Jadi jika bicara adat di Lombok Utara tentu kita akan lebih dulu bicara tentang Bayan”, kata tokoh setengah baya ini.

Dalam acara ritual maulid adat, menurut Datu Artadi, semua prosesnya memiliki makna secara filosofis, seperti perisaian yang dilaksanakan pada malam tanggal 15 Rabiul Awal di halaman beberapa masjid kuno yang ada di Lombok Utara itu menandakan, bahwa bagaimana Rasulullah Saw. menggembleng umatnya untuk mengahadapi perang Badar dan Uhud. “Jadi semua yang dilakukan pada mauled adat Bayan itu memiliki makna secara filosofis”, tegasnya.

Memang, timpal salah seorang tokoh dari Desa Sesait Kecamatan Kayangan, kita yang berasal dari Dayan Gunung seringkali dikatakan ketinggalan jaman oleh orang luar, tanpa mau mempelajari apa makna dari prosesi adat yang kita laksanakan.

Maulid adat pada tahun 2011 ini akan diselenggarakan pada 18-19 Februari mendatang yang dipusatkan di masjid kuno Bayan. Kendati demikian, kesibukan komunitas adat, sudah mulai tampak sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad Saw yang akan dilaksanakan secara adat.

Satu hal yang tetap dipegang teguh oleh komunitas adat dalam melaksanakan berbagai ritual adat, yaitu ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul. Artinya berapapun biaya proses ritual adat, bila bersama-sama akan menjadi ringan, sehingga dalam menyumbangkan sesuatu untuk kepentingan adat, mereka tidak pernah berhitung secara matematika. Dapat dikatakan bahwa maulid adat Bayan dan ritual adat lainya sebagai wahana perekat komunitas Dayan Gunung. ( Sumber : Primadona )

Rabu, 19 Januari 2011

MENGAIS REZEKI DI JALAN RAYA

Kayangan,Lombok Utara - Mencari nafkah dalam rangka menyambung hidup untuk setiap manusia memerlukan kerja keras. Setiap hari banting tulang untuk mengais rezeki demi melaksanakan tanggungjawab memenuhi kebutuhan keluarga. Seperti Deno (28) asal Sambik Jengkel Desa Selengen misalnya, setiap hari bekerja mengangkat pasir yang menutupi badan jalan disepanjang jalan raya Beraringan - Tampes. Pasir yang menutupi badan jalan akibat guyuran hujan akhir-akhir ini, membuat kerepotan para pengguna jalan.

Penghasilannya setiap hari dari mengais rezeki di jalan raya ini, tidaklah seberapa. Tergantung belas kasihan dari para pengendara motor yang melintasi jalan tersebut. Diakui Deno bahwa, kadangkala pendapatan mereka setiap hari tidak tentu. ”Ini tergantung keikhlasan mereka, ”sebut Deno yang dibenarkan Anto rekannya. ”Diantara 200 motor yang melintas di jalan ini, belum tentu yang memberikan 2 orang. Ini semua tergantung keikhlasan mereka,”  ungkapnya. ”Tapi itu semua kami hadapi dengan penuh lapang dada,”  kilah Deno menambahkan.

Ketika ditanya, kenapa harus jauh-jauh bekerja sampai ke Beraringan hanya sekedar mengangkat pasir,  padahal disepanjang jalan Tampes juga banyak timbunan pasir di badan jalan. Dengan tersipu Deno mengatakan bahwa di jalur tersebut sudah ada teman mereka yang menghandle. ”Kami sudah minta ijin kepada pemerintah setempat, itu semua tidak ada masalah,”  belanya.
Di tempat terpisah Kepala Dusun Beraringan Syafrudin, ketika dikonfirmasi tentang hal tersebut, beliau membenarkan bahwa  memang benar, ada warga asal Sambik Jengkel yang pernah datang kepada dirinya, minta ijin untuk mengangkat pasir  yang memenuhi badan jalan akibat erosi diwilayahnya. Hanya yang disesalkannya, kenapa tidak ada warganya yang peduli tentang itu, kenapa justru warga dari wilayah lain yang peduli. Padahal kalau kita perhatikan, itu banyak mendatangkan keuntungan bagi warganya di Dusun Beraringan.  Jadi, dibutuhkan kesadaran dan kepedulian yang tinggi untuk dapat melihat situasi yang menguntungkan ini.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Kayangan Jamaan aspari, ketika ditemui disela-sela kesibukannya menerima peserta KKN Unram di Kantor Camat Kayangan (17/01/2011), mengatakan,  ”hal itu tidak masalah, siapa saja punya hak untuk bekerja mengais rezeki dimana saja, lebih - lebih ini di jalan raya, ”kilahnya.

Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat Desa Kayangan yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, ”pekerjaan seperti mengangkat pasir di badan jalan adalah pekerjaan mulia, banyak pihak yang diuntungkan. Tapi harus benar-benar ikhlas bekerja. Pekerjaan yang mestinya bisa tuntas selama 2 hari, ini dikerjakan hingga memakan waktu 4 - 5 hari. Ini kan tidak bekerja ikhlas namanya, ”ujarnya dengan nada kesal. Kekesalannya ini terungkap, katanya beberapa kali lewat di jalan tersebut, pada hari ke tiga dari sejak lewat dari sebelumnya, keadaannya jalan yang dibersihkan tidak jauh berubah terkesan lamban dan memakan waktu lama bila dibandingkan dengan volume pekerjaan dan bahkan terus melakukan aksinya meminta belas kasihan penyumbang bagi pengendara lalu lintas, dengan dalih sekedar untuk beli es katanya.

”Sebenarnya, kalau niat mereka ikhlas bekerja, tidak perlu pekerjaan ditunda, dperpanjang masa kerja sampai mereka memperoleh imbalan lebih dari para penyumbang yang melintas di jalan tersebut, inikan artinya mengharapkan lebih banyak imbalan, berati apa yang telah diperbuat kurang didasari rasa ikhlas,  tapi perlu kita berikan penghargaan atas inisiatif mereka,”  tambahnya. (ndr)

Senin, 17 Januari 2011

MTs Nurul Islam Kayangan Dapat Bantuan Dana Hibah

Kayangan, Lombok Utara - Sebagai tindak lanjut dari program pembangunan yang sempat tertunda beberapa waktu yang lalu, kini MTs Nurul Islam Kayangan mulai berbenah. Pasalnya di akhir tahun 2010 yang lalu, MTs Nurul Islam Kayangan mendapatkan dana bantuan hibah dari Dinas Dikbudpora Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp. 40.000.000,-.”Dana ini kita manfaatkan untuk melanjutkan pembangunan empat lokal ruang kelas yang ada dilantai dua.Mudah-mudahan dana ini cukup,” ujar Ketua Yayasan Nurul Islam Kayangan Nurdin,S.Pd dalam pengantarnya pada rapat komite (16/01/2011) beberapa waktu lalu.

Hadir dalam rapat yang digelar bertempat di ini Pimpinan ponpes Nurul Islam Ust.Muh.Turmuzi,SH.M.Pd,Ketua Yayasan Nurdin,S.Pd,Ketua Komite Nurta,S.PdI,Ketua Panitia Pembangunan Nadhir Sauban,Kepala MA/MTs, segenap cipitas akademika Nurul Islam dan undangan lainnya.

Sementara itu,Pimpinan Yayasan Nurul Islam Kayangan Ust.Muh.Turmuzi,SH.M.Pd berpesan agar dana yang ada ini supaya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,”Hindari pengeluaran yang tidak bermanfaat.Jika ini yang dilakukan, tentu insya Allah, apapun yang menjadi program akan bernilai ibadah,” ujar Ust,Muh.Turmuzi.

Selanjutnya Ust.Muh.Turmuzi menambahkan bahwa, ”kebersamaan itu juga perlu dikedepankan. Jangan sampai kita jalan sendiri-sendiri.Kalau hal ini terjadi, maka apapun yang akan kita laksanakan tidak akan pernah sukses,”ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Komite sekolah  Nurta,S.PdI.”Tanpa ada kebersamaan dan saling memahami, saya rasa semuanya itu akan sia-sia,” kilahnya.

Pembangunan empat lokal ruang kelas MTs Nurul Islam dengan dana Rp.40.000.000 ini, diharapakan selesai akhir Februari 2011 mendatang. ”Insya Allah akhir Februari 2011 pembangunan ini semuanya rampung,” jelas Amaq Jojo dengan penuh keyakinan.(ndr).

Minggu, 16 Januari 2011

Satu Menanam Satu Milyar Pohon

Kayangan,Lombok Utara - Dalam rangka melakukana kegiatan penghijauan di daerah Kabupaten Lombok Utara, Pemerintah kembali mencanangkan program ’Satu Menanam Satu Milyar Pohon’.

Sebelum kegiatan ini, banyak juga kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan, diantaranya adalah one man one tri, satu orang menanam satu pohon dan kecil menanam dewasa memanen yang dilakukan oleh gerakan Pramuka. ”Kegiatan ini semua, dalam rangka kita memelihara lingkungan didaerah ini.Bayangkan saja, kalau one man one tri dan kecil menanam dewasa memanen,ini bisa kita praktekkan didaerah KLU yang masih sebagian tergolong kering dan sebagian baik ini, akan bagus. Daerah kita akan hijau.” Demikian yang di sampaikan Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH dalam sambutannya pada acara penghijauan dengan tema’Satu Menanam Satu Milyar Pohon’ yang berlangsung di Dusun Rebakong Desa Kayangan Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara ( 13/01/2011).  

Hadir dalam acara yang digelar Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Utara ini Wakil Bupati KLU H.Najmul Akhyar,SH.MH, para Kepala Dinas/Badan/ Kantor lingkup Setda KLU,para Pimpinan SKPD,para Camat, para Kepala Desa,LSM,para kelompok penerima bantuan dan para undangan lainnya.

Selanjutnya Bupati menjelaskan bahwa, ”Kalau daerah kita ini lingkungannya bagus,tentu  insya Allah daerah kita akan terhindar dari bencana banjir yang besar, tanah longsor seperti yang terjadi didaerah lain.Bahkan banjir ini dialami juga oleh sebagian besar penduduk di belahan dunia,”ujar Bupati.

Di akui Bupati bahwa, karena sebagian hutan di daerah yang terkena banjir adalah hutannya sudah hilang, sehingga akibatnya bisa terjadi banjir dan tanah longsor. ”Itulah sebabnya begitu KLU ini diresmikan, hari ke 9 sudah kita saksikan di daerah Bentek terjadi banjir besar dan tanah longsor.Ini membutuhkan perenungan kita bersama bahwa ini adalah ujian dari Allah Swt,”ujar Bupati.

Sekarang ini masyarakat KLU sedang demam menanam pohon.Banyak bibit yang diambil dari pemerintah ditanam di tanah milik sendiri.Karena orang yang rajin menanam pohon akan bisa memetik hasilnya dikemudian hari.”Kalau bukan kita yang berbuat, siapa lagi yang bisa kita andalkan,”tegas Bupati.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Utara Ir Hermanto menjelaskan bahwa luas areal yang masih kosong di daerah KLU ini 24.000 Ha.Sehingga diaharapkan kesadaran masyarakat sendiri sangat dibutuhkan untuk menyukseskan program penanaman pohon didaerah ini. ”Untuk setiap orang menanam satu pohon.Maka dalam rentang waktu 5 – 6 tahun mendatang hasilnya baru dapat dirasakan manfaatnya,” terang Kadis Pertanian.(ndr).

Link