Jumat, 03 Desember 2010

SBY Minta Guru Bantu Diangkat Menjadi PNS

JAKARTA  – Nasib guru bantu yang belum menjadi pegawai negeri sipil (PNS) menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam peringatan Hari Guru Nasional dan HUT Ke-65 PGRI di Jakarta tadi malam.

Presiden menginstruksikan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaa nuntuk segeramenuntaskan pengangkatan para guru bantu menjadi PNS. Namun, Presiden mengingatkan bahwa pengangkatan tersebut harus dilakukan sesuai dengan tahapannya. “Tuntaskan pengangkatan guru bantu menjadi PNS sesuai dengan tahapannya.Pastikan pemerintah mempunyai jumlah PNS sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai format ideal PNS,”tandasnya.

Presiden menambahkan bahwa kesejahteraan menjadi salah satu cara agar guru semakin profesional. Selain gaji yang layak,guru seharusnya diberi sejumlah fasilitas untuk meningkatkan mutu seperti peningkatan karier, perlindungan hukum,profesi serta keselamatan kerja ataupun memberikan beasiswa kepada guru yang belum mendapatkan sarjana. Dalam sambutannya, Presiden SBY menjelaskan, peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu agenda penting pendidikan selain agenda aksesibilitas rakyat ke segala jenjang pendidikan.“

Pemerintah berupaya pertajam alokasi anggaran sehingga rakyat punya akses yang lebih baik di bidang pendidikan,”ujarnya. Lebih lanjut, Presiden mengingatkan, peningkatan kualitas pendidikan haruslah didukung guru yang bermartabat, profesional, dan sejahtera. Guru juga dituntut untuk tidak hanya menyiapkan generasi saat ini, tapi sekaligus generasi muda yang memiliki kemandirian dan daya saing di masa depan.

Sejalan dengan itu, Presiden pun meminta agar guru harus mampu melakukan reformasi metodologi pembelajaran, yakni sistem pembelajaran yang berbasis pada siswa, bukan lagi pada guru. “Pendidikan yang kita adakan saat ini menuntut pengembangan kualitas profesi guru.Insan pendidik yangmampumenciptakanlingkungan belajar inovatif, kondusif, dan agen pembaruan,”kata Presiden.

Dalam acara peringatan hari guru, semalam, Presiden SBY menganugerahkan penghargaan Satyalencana Pembangunan Bidang Pendidikan kepada kepala daerah yang mempunyai komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan, khususnya peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan.Kepala daerah yang mendapatkan penghargaan adalah Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

Penghargaan serupa diberikan kepada tujuh bupati/wali kota,yaitu Bupati Sleman,Bupati Buol,Bupati Kudus, Bupati Demak, Bupati Bangka,Bangka Belitung,serta Bupati Jayapura. Selain itu,Presiden memberikan penghargaan Satyalencana pendidikan kepada 4guru, 4 kepalasekolah, dan 2 pengawas berprestasi dan berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas profesionalnya. (maesaroh)

Rabu, 01 Desember 2010

Bupati KLU Djohan Sjamsu Pimpin Upacara Paripurna

Lombok Utara - Upacara paripurna yang dipimpin Bupati KLU  H. Djohan Sjamsu ini dilakukan rutin tiap tanggal 21 setiap bulan. Dalam upacara ini dihadiri segenap pejabat dinas instansi lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.

Dalam sambutannya Bupati KLU Djohan Sjamsu mengingatkan kepada seluruh PNS baik pejabat, karyawan lingkup Pemkab KLU untuk meningkatkan disiplin dalam bekerja, tunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, tegas Bupati.

Realisasi  APBD secara umum sampai dengan pertengahan semester kedua ini baru mencapai rata-rata 30% sehingga di harapkan kepada seluruh SKPD menyesuaikan program pembangunan yang ada lingkup masing-masing agar taget realisasi APBD akhir tahun bisa tercapai 100%.

Pada kesempatan itu juga, Bupati berpesan bahwa, khusus masalah penerimaan CPNS pada tahun ini, jangan ada pejabat yang menjanjikan sesuatu kepada masyarakat untuk menjadi PNS. "Dorong mereka  agar ikut berpartisipasi mengikuti tes untuk memperoleh kesempatan itu dengan sebaik-baiknya," tegas Bupati.

Tengah upacara berlangsung, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara memberikan bantuan 3 unit mobil perintis angkutan pedesaan (Angdes) kepada Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika (Dishubparkominfo). Mobil perintis Angdes ini akan di operasikan untuk membantu transportasi daerah-daerah yang tidak memiliki akses angkutan umum. Terutama daerah penghasil perkebunan.

Selain itu, Pemkab KLU melalui Dinas Pertanian juga menyerahkan bantuan alat industri pertanian yang nantinya akan diberikan kepada kelompok Tani. Yang sebelumnya, Pemkab KLU juga menyalurkan bantuan dua unit ambulance pedesaan untuk Desa Rempek dan Desa Mumbul Sari. Ambulance pedesaan roda tiga ini diberikan untuk memudahkan transportasi kesehatan bagi warga yang tinggal jauh dari pusat layanan kesehatan.(ndr).

Keunikan Tenunan Komunitas Adat Bayan

Kain Tenun
Di Pulau Lombok kain tenun sangatlah mudah ditemukan di berbagai tempat, apalagi di obyek-obyek wisata seperti di Senggigi, Sukarare dan di Air Terjun Sendang Gila-Senaru. Hal ini menunjukkan bahwa kain tenun cukup diminati dan menjadi peluang usaha di sektor pariwisata.

Kain tenun juga dapat dijadikan tolak ukur keberagaman masyarakat yang mendiami pulau seribu masjid ini. Beragam corak kain tenun dibuat oleh komunitas penenun di Bayan misalnya, seperti songket, ikat dan londong abang (kain merah) menggambarkan adanya keaneka ragaman lapisan dan golongan masyarakat yang tinggal di Bayan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara.

Di komunitas adat Bayan, kain tenun dengan corak tertentu wajib dimiliki oleh warga masyarakat adat, karena biasanya kain tenunan seperti Londong abang, digunakan ketika menghadiri acara ritual adat seperti maulidan, lebaran dan ngaji makam.

Membuat kain tenun cukuplah rumit dan sulit. Semua proses pembuatannya menggunakan peralatan kayu dan bambu yang dioperasikan secara manual atau dengan tangan. Waktu pengerjaannya bisa sampai dua minggu. Dalam proses ini walau mungkin sama dengan yang terdapat di tempat-tempat lain, namun yang membedakan antara tenunan Bayan dengan tenunan luar Bayan adalah setiap corak yang dibuat menggambarkan pemakainya berasal dari gubuq atau kampung tertentu di Kecamatan Bayan.

Tenunan Bayan dibuat bukan hanya memperhatikan coraknya saja, akan tetapi kekontrasan warna juga disesuaikan dengan warna kulit pemakainya. Untuk mendapatkan kain tenun Bayan sebaiknya memesan terlebih dahulu. Penenun biasanya mencocokkan corak maupun kekontrasan warnanya dengan keinginan si pemesan. Pemesan kain tenun dijamin puas akan hasil pesanan lainnya ini.

“ Selain corak, cara memakai pakaian adat komunitas Bayan juga bisa dikatakan unik, karena lengkap dengan kombinasi kain yang harus digunakan mulai dari Jong (penutup kepala), Lipaq (Kemben penutup dada), Poleng (kain yang dipaki paling bawah), dan yang terakhir Sampur yang berguna sebagai penutup lengan kiri, kesuluran pakain adat ini mulai dari Jong hingga yang terakhir Sapur digunkan khusus untuk kaum perempuan.

“ Sedangkan khusus untuk laki-laki yang pertama yakni Sapuk (pengikat kepala), kemudian yang kedua Dodot Rejasa (kain yang digunakan sebagai penutup lengan kiri) biasanya kainnya berwarna hitam dengan corak putih, serta yang terakhir adalah Londong Abang (yang digunakan sebagai kain paling bawah). Semua warna dan corak kain yang digunakan memilki makna sesuai dengan ritual adat yang sedang di ikuti atau berlangsung. Satu contoh ketika ritual adat yang di ikuti adalah ritual adat gawe Urip (gawe hidup) biasanya menggunakan corak yang berwarna-warni (poleng), sedangkan untuk ritual adat gawe Pati (gawe mati) biasanya menggunakan warna merah atau abang yang dikombinasikan dengan warna hitam dan biasanya disebut Londong Abang dan Rejasa.

Tapi yang paling penting disini adalah Jong Bayan yang digunakan sebagai penutup kepala, karena merupakan ciri khas cara berpakaian masyarakat komunitas adat Bayan sekaligus sebagai ikon yang secara langsung mewakili makna dari seluruh pakaian adat yang digunanakan ketika melakukan ritual adat.

Terkait soal prospek kedepan yang dapat diandalkan dari kain tenun komunitas adat Bayan khusunya untuk menjadi salah satu asset KLU memang memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan terlebih jika di kombinasikan dengan keberadaan obyek wisata yang ada di kawasan tersebut, seperti Air terjun, rumah tradisonal (adat) hingga taman wisata Gunung Rinjani, (TNGR). (M.Syairi)

Selasa, 30 November 2010

Kenangan Jakarta "MONAS Dan ISTIQLAL"

Pak Murdin di Monas
Murdin bersana Penulis
Tepat Pukul 06.00 Wita, 13 rombongan Ketua Radio Komunitas (Rakom) yang sudah memiliki Rekomendasi Kelayakan dari KPID provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masuk pesawat Lion Air di Bandara Selaparang, untuk berangkat ke Jakarta, mengikuti pertemuan konsolidasi Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas (P2LPK)  yang digelar Ditjen Sarana Komunikasi dan Desiminasi Informasi Kementerian Informatika pusat.

Beberapa kawan, yang membawa camera, tentu mengabadikan moment yang sangat penting ini, sejak mulai keberangkatan hingga kembali ke Lombok. Dan setelah terbang selama 1, 40 jam, rombonganpun tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta atau tepat pukul 06.25 Wib. Karena chek in di Hotel Chandra Kartika dibuka pukul 15.00 wib, rombongan dari NTB inipun memamfaatkan waktu untuk berjalan-jalan ke Monumen Nasional (Monas) dan ke masjid Istiqlal Jakarta. Kebetulan beberapa kawan memang ada yang pertama kali naik pesawat dan ke Jakarta.

Kebetulan hari libur, tepatnya minggu 28 November 2010, Monas pun cukup ramai pengunjung. Setelah masuk di areal taman Monas, beberapa kawan memesan mi dan kopi, karena belum sarapan. Panasnya terik matahari sedikit terobati dengan melihat monas yang ditambah dengan sedikit cerita humor dari ketua JRK NTB, Ihsan Husin.

Sementara penulis sendiri tidak pernah berpisah dengan seorang kawan yang sekaligus sahabat rakom dari Gema Pantura FM, Murdin, Spd. Sambil berjalan kaki dan menahan teriknya panas matahari, kami berdua berjalan menuju musium yang berada di lantai dasar Monas. Setelah puas melihat beberapa gambar yang bersejarah, kamipun keluar kembali menuju rombongan yang menunggu ditaman dan berjalan kaki sekitar 1,5 km.

Setelah keliling Monas, rombonganpun berangkat ke masjid Istiqlal, sebuah masjid terbesar di Asia Tenggara, untuk menunaikan sholat Dzuhur.  Masjid yang memiliki lima lantai ini, memang cukup mengagumkan. Sayang penulis sendiri tidak bisa mengabadikan karpet yang berwarna merah yang terhampar sebagai tempat sujud.

Di luar masjid terdapat puluhan orang yang menawarkan jasa foto otomatis dengan bayaran berkisar 15 – 20 ribu rupiah per satu kali jepret. Sementara di luar areal masjid, terdapat beberapa pedagang nasi. Karena perut sudah terasa lapar, rombonganpun memesan nasi dengan menu yang dipilih sendiri.  Puas menikmati keindahan Istiqlal dan rasa lapar sudah hilang, rombongan melanjutkan perjalanan menuju hotel Cahndra Kartika untuk chek in. Dan kebetulan saya bersama pak Murdin mendapat kamar 426 di lantai 4.

“Wah kamarnya serba otomatis pake tombol semua, termasuk kunci pintunya pake kartu. Mau mandi tinggal pilih air hangat atau dingin”, kata Murdin mengawali pembicaraan di dalam kamar.

KUA Kayangan Tempati Gedung Baru

Lombok Utara - Tasyakuran penggunaan gedung baru Kantor Urusan Agama Kecamatan Kayangan beberapa waktu lalu,  ditandai dengan pembacaan Qalam Illahi oleh  Qori’Mujiono asal Pendua dan dilanjutkan dengan sambutan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kayangan L.Mohamad Sidik,S.Sos.

Hadir dalam acara ini Camat Kayangan,anggota Muspika,karyawan KUA dan seluruh P3N se Kecamatan Kayangan. Kepala KUA Kecamatan Kayangan, L.Mohamad Sidik,S.Sos dalam sambutannya,   menjelaskan bahwa sejak definitifnya KUA Kecamatan Kayangan ini tahun 2004 dibawah kepemimpinan Ahmudin,S.Sos, masih menempati Kantor Dusun Lengkukun Desa Kayangan sampai dengan April 2008.

"Sejak di percaya memegang amanah sebagai Kepala KUA Kecamatan Kayangan menggantikan Ahmudin, S.Sos yang selanjutnya menempati pos yang sama di Kecamatan Bayan, juga masih menempati kantor Dusun Lengkukun selama satu tahun. Selanjutnya menempati Kantor Pelayanan Lombok Utara sejak April 2008 sampai dengan pindah ke gedung baru pertengahan Agustus 2010" jelasnya.

Lebih lanjut Moh.Sidik  menjelaskan, bahwa jumlah P3N yang tersebar di seluruh Desa di wilayah Kecamatan Kayangan adalah 38 orang dan sudah memiliki SK. Namun ada tambahan 6 orang lagi yang baru dan ini sudah di usulkan pada tanggal 14 September 2010.

Sementara Camat Kayangan dalam sambutan singkatnya yang di wakili oleh Sekcam Kayangan R.Kertamono, mengharapkan agar dalam menunaikan tugas  memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Tingkatkan kerjasama dengan seluruh jajaranya terutama dengan P3N dan optimalkan kepentingan masyarakat dalam bidang agama di Kecamatan Kayangan ini", pintanya.(ndr).

Peran Media Dalam Penanggulangan Bencana

Lombok Utara - Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, pasal 1:1 menyebutkan, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Dalam pengertian ini bencana adalah yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia. Artinya bencana itu dapat menimbulkan kerusakan lingkungan, kerugian harata benda dan dan dampak psikologis. “Sementara yang disebut dengan ancaman bencana adalah seuartu kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan bencana, seperti banjir, longsor, gempa, sunami dan lain-lainnya. Dan ini baru menjadi bencana bila sudah mengganggu kehidupan dan penghidupan”, jelas Direktur Lembaga Koslata, Sulistiono, ketika mengadakan pertemuan dengan beberapa wartawan cetak dan elektronik di CafĂ© Anom Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara baru-baru ini,  dengan tema “media dan kebencanaan”.

Sekarang ini telah terjadi paradigma perubahan besar antara lain,  Penanganan bencana tidak lagi berfokus pada aspek tanggap darurat tetapi lebih pada keseluruhan manajemen risiko. Selain itu perlindungan masyarakat dari ancaman bencana oleh pemerintah merupakan wujud pemenuhan hak asasi rakyat dan bukan semata-mata karena kewajiban pemerintah, dan penanganan bencana bukan lagi menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi menjadi urusan bersama masyarakat.

Peran Media dalam hal ini, lanjut Sulistiono, yaitu membangun ketahanan masyarakat menghadapi bencana melalui kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi kebencanaan melalui pendidikan kebencanaan, peringatan dini, kejadian bencana dan penanggulangannya. “Untuk melakukan pencegahan maka perlu dilakukan identifikasi daerah rawan bencana, lalu dilakukan mitigasi sehingga bencana itu tidak sampai berdampak pada gangguan kehidupan dan penghidupan masyarakat banyak”, jelas Sulis.

Namun tantangan media kebencanaan di Lombok Utara, menurut Sulistiono, bencana di KLU umumnya bersifat sporadis dan lokal dan jangkauan lokasi rawan bencana di KLU  yang sulit serta fasilitas komunikasi dan IT terbatas. Sementara tantangan dalam pekerja jurnalis yaitu, jumlah Wartawan media cetak KLU terbatas dan umumnya tidak menduduki jabatan senior, padahal struktur media sifatnya hirarkhi.

Menurut Sulis, perhatian pemerintah terhadap bencana tidak lepas dari peran media yang berusaha hadir  dengan berita-berita langsung dari lokasi bencana. Dan pada hakikatnya peran media menjadi sangat penting bukan hanya sebatas mamfaat pendokumentasian dan pewartaan, namun untuk mengawal seluruh proses yang berlangsung didalamnya. Menjadi kepanjangan mata dan telinga bagi masyarakat untuk mengetahui fakta-fakta yang terjadi dalam proses tersebut.

Mencermati geliat media di Pulau Lombok, diperlukan susatu komitmen dari media untuk terus mengawal dan menginformasikan program-program tentang kebencanaan. Dan khusus di KLU bencana banjir bandang dan longsor menjadi menjadi ancaman  yang sering terjadi. Dalam hal ini media menjadi satu bagian penting dalam proses penanggulangan bencana, karena selain media sebagai alat komunikasi yang efektif, media juga memiliki kekuatan advokasi yang berpengaruh pada kebijakan publik.

Acara yang diisi dengan dialog tersebut dihadidi oleh beberapa wartawan media Lombok Utara, seperti Koran BERITA, Radar Lombok, Suara NTB, NTB Post, RRI, Rakom Gita Swara,  Rakom Primadona dan Indonesiabicara.com  serta beberapa pembicara lainnya dari Koslata. (Ari)


Koversi Mitan ke Gas Ditolak Warga

Lombok Utara - Konversi minyak tanah (mitan) ke gas yang belakangan ini sudah mulai di sosialisasikan di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara sebagian  ditolak warga.

“Kami takut gunakan kompor gas, karena hampir setiap saat selalu menjadi berita,  baik di media cetak maupun elektronik tentang ledakannya yang dahsyat hingga merusak rumah dan menewaskan penghuninya”, kata puluhan ibu rumah tangga ketika ditemui kemarin

Bahkan pada saat sosialisasi beberapa waktu lalu yang dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga di beberapa desa yang ada di Kecamatan Bayan, pertanyaan pertama dan utama yang mucul dari para kaum ibu yang kebanyakan buta aksara ini adalah, apakah kompor gas yang sering meledak? “Kalau itu kami tidak berani pakai, lebih baik memasak menggunakan mitan atau kayu bakar walaupun harganya mahal dari pada menanggung resiko ledakan”, kata para ibu rumah tangga.

Pengakuan senada juga diungkapkan oleh Bukran, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sambik Elen. Menurutnya, saat ini para ibu rumah tangga sudah dibagikan formulir pendaftaran yang isinya akan memperoleh kompor gas secara gratis. Namun dia mengaku, banyak warga tidak berani menggunakan kompor gas, karena seringnya ada berita ledakan di TV. “Jadi pemerintah KLU, lebih baik memikirkan mitan yang langka daripada membagikan kompor gas tapi sia-sia, dalam arti tidak akan digunakan oleh masyarakat”,kata Bukran. (M.Syairi)

Link