Jumat, 16 September 2011

Serah Terima Jabatan Kepala MA Nurul Islam Kayangan

Kayangan, -- Serah terima jabatan Kepala MA Nurul Islam Kayangan dari pejabat lama Agus Suparno,S.Hi kepada pejabat baru Murdiyanto,SE, berlangsung sederhana, Selasa, 12/09/2011.

Serah terima jabatan yang dihadiri Pimpinan Ponpes Nurul Islam, Ketua Komite,Pembina Ponpes,Kepala MTs dan seluruh dewan guru serta hadir pula dari pengurus OSIS, yang berlangsung di aula gedung MA Nurul Islam yang baru selesai dibangun beberapa waktu lalu, yang walau kegiatan yang digelar di gedung yang baru dibngun dengan dana hibah Pemda Prov.NTB ini sederhana, namun suasananya tetap dalam nuansa kekeluargaan.

Dalam sambutan tunggalnya,Pimpinan Ponpes Nurul Islam Kayangan Ust. Muh.Turmuzi,SH,M.Pd mengucapkan terima kasih kepada Agus Suparno,S.Hi selaku pejabat lama Kepala MA Nurul Islam Kayangan, atas dedikasi dan atas segala tugas yang telah dilaksanakan dari sejak diangkat 10 Juni 2009 hingga 11 September 2011. Sehingga dalam pelaksanaan tugas selaku pemegang amanat di lembaga, khususnya di lembaga MA, dibawah naungan Yayasan Ponpes ini bisa membawa kearah kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya. ”Semoga amal baiknya selama ini diterima Allah Swt,”katanya.

Dan kepada pejabat yang baru, Ust. Muh. Turmuzi,SH.M.MPd, juga mengucapkan selamat menjalankan tugasnya yang baru, semoga tugas baru yang merupakan amanah ini, bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Disamping itu tugas yang diemban ini adalah tugas yang mulia, maka ust.Turmuzi yang juga aktivis di DPRD KLU ini juga berharap, tentunya kita semua menaruh harapan dan meyakini bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Hal-hal yang berkaitan dengan tugas administrasi, terutama masalah keuangan dan tugas lainnya, akan diselesaikan  kemudian. “Silahkan kepada pejabat yang baru untuk menyesuaikannya dengan pejabat lama,”Turmuzi.

Sementara itu Pembina Ponpes Nurul Islam Kayangan H.Abidin Mustakim, mengatakan sangat bersyukur kepada kedua lembaga (MA maupun MTs), bahwa dimasa mendatang mudah-mudahan para pemegang amanah lebih baik dan lebih serius lagi dalam mengelolanya.

“Walau ada pergeseran pejabat, itu tidak mengurangi makna didalam menjalankan tugas sehari-hari.Yang penting ikhlas dan bersungguh-sungguh, Insya Allah akan berhasil dan sukses,”ingatnya.

Ditempat yang sama pejabat lama (Agus Suparno,S.Hi), dalam sekapur sirihnya buat lembaga yang baru saja ditinggalkannya, berpesan bahwa, sebenarnya keberadaan dirinya di Madrasah tersebut, diakuinya masih banyak pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikannya. Namun karena panggilan tugas yang lain, yang menurut dirinya juga lebih penting yang menanti didepannya, maka tugas-tugas yang belum sempat terselesaikan di Madrasah yang selama ini tempatnya mulai dikenal orang, tentunya dirinya merasa sangat sedih meninggalkannya terlalu cepat.

Namun, walau demikian Agus Suparno berjanji akan tetap membantu tugas-tugas yang sekiranya membutuhkan keterlibatannya. Pada kesempatan itu  juga, ia mengucapkan selamat kepada pejabat baru yang menggantikannya, semoga dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Madrasah Aliyah yang baru, akan membawa perubahan kearah yang lebih baik.Disamping itu, dirinya juga bersedia sebagai penghubung ke KKM dalam menjalankan tugas sebagai mana layaknya Kepala Madrasah yang baru, maka membutuhkan penyesuaian demi penyesuaian untuk mendapatkan informasi tentang Madrasah di masa mendatang.

“Mari kita berjuang bersama-sama membangun Madrasah ini lewat jalur pendidikan,”ajaknya penuh semangat.

Dibagian akhir pertemuan tersebut, pejabat baru juga menyampaikan terima kasih kepada pihak Yayasan Ponpes Nurul Islam yang telah mempercayakan kepada dirinya sebagai pemegang amanah yaitu sebagai Kepala Madrasah Aliyah yang baru, menggantikan Agus Suparno,S.Hi, yang sudah dan segera melaksanakan tugasnya yang baru ditempat lain.

“Mengingat saya sebagai Kepala Madrasah Aliyah yang baru, demi majunya sebuah lembaga tentunya tidak lepas dari dukungan dan kerjasama semua pihak, terutama pihak Yayasan,Komite,Wakamad-wakamad,dewan guru dan seluruh civitas akademika Ponpes Nurul Islam Kayangan,”harapnya.

“Saya harapkan, jangan sungkan-sungkan untuk memberikan kritik dan saran serta masukan yang sifatnya membangun, demi majunya lembaga yang saya pimpin ini,”ajaknya.(Eko).

Sabtu, 10 September 2011

Warga Kayangan Sediakan Lahan Penghijauan 1.4 Ha

Kayangan, -- Tidak banyak warga masyarakat yang peduli dengan penghijauan. Namun Murdin, warga Karang Tal, Desa Kayangan, yang guru SD ini, malah sengaja menyediakan lahan miliknya untuk lokasi penghijauan. Luasnya  sekira 1,4 hektar dan berada di Dusun Air Bari, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan KLU.
Untuk merealisasikan niatnya ini, Murdin bekerja sama dengan H.Abidin Mustakim asal Bima yang namanya sudah tidak asing lagi di dunia maya ini. Bersama wartawan media ini, Murdin dan H.Abidin Mustakim,  meninjau lokasi lahan yang akan dihijaukan itu, Selasa sore, (06/09).
Abidin mengatakan ia telah menyediakan ratusan bibit tanaman dari berbagai jenis untuk penghijauan ini. Antara lain jati putih (gamalina), lamtoro gung, gol, sengon, imba, elak-elak, waru, bidara,  kapuk, jarak, bunut, kesambik, akasia dan lain-lain.“Semua jenis bibit ini akan ditanam di lahan milik Murdin,” katanya bersemangat.
Ia juga mengatakan sebelum penanaman, terlebih dahulu harus menggali lubang untuk menanam bibit pohon, minimal dua bulan sebelum bibit ditanam. Maksudnya, agar tanah dilubang itu dapat beradaptasi dengan sinar matahari. Sebab sinar matahari itu banyak mengandung unsur hara dan vitamin yang dibutuhkan tanaman.
“Untuk lahan yang disediakan Murdin, sangat cocok dengan tanaman jati putih, ” jelas Abidin. Disamping daerah itu berbatu, dalam waktu bersamaan sedang dibangun sumur bor. “Jadi momen ini sangat tepat,” tambahnya. Ia menyebut program penghijauan ini dengan Kehati, artinya keanekaragaman hayati dimana semua makhluk hidup bisa hidup berdampingan di tempat itu.
Murdin sendiri mengungkapkan penghijauan ini berhasil, ia punya rencana menjadikan lokasi penghijauan ini sebagai tempat observasi dan penelitian serta tempat rekreasi untuk generasi masa datang. “Semoga saja niat ini akan menjadi nyata,” harapnya. (Eko)

Jumat, 22 Juli 2011

Kasus CPNSD KLU Tahun 2010, Ortu Santio Wibowo Siap Gugat Panitia

Lombok Utara, Suara Komunitas- Hingga saat ini persoalan rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) Kabupaten Lombok Utara tahun 2010 lalu masih meninggalkan masalah karena sebanyak 11 orang CPNSD tersebut masih belum jelas nasib mereka. Baik persoalan ijazah kelas jauh, umur, jurusan maupun persoalan AKTA IV. Raden Santio Wibowo misalnya salah satu CPNSD KLU tahun 2010 yang sebelumnya dinyatakan lulus pihak panitia tetapi karena yang bersangkutan tidak memiliki AKTA IV Sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi Guru SMK maka yang bersangkutan kembali dinyatakan tidak memenuhi kriteria.
Berlarutnya persoalan ini membuat orang tua (ortu) dan keluarga CPNSD itu merasa dirugikan oeh pihak pemda selaku panitia penyelenggara. Bahkan orang tua dari Raden Santio Wibowo berencana akan menggugat pemda KLU jika persoalan ini tidak segera dituntaskan.
“Jika memang sebelumnya para CPNSD tidak memenuhi persyaratan administrasi dan lainnya kenapa tidak dicoret atau dibatalkan sejak awal, kami minta tanggung jawab dari pemerintah selaku panitia, “tegas orang tua Raden Santio Wibowo, Raden Sucipto pada wartawan Jumat (22/7) kemarin.
Kami ingin secepatnya mendapat kepastian dari pemerintah terkait masalah ini, tetapi jika pemda tetap mencari-cari alasan, tentu kami juga tidak ingin dirugikan baik secara materil maupun moril, bila perlu kami akan tempuh jalur hukum, “tegasnya Sucipto dengan nada kesal.
Dua hari lalu saya menghadap ke Kabag Kepegawaian Lombok Utara dan dijanjikan tanggal 28 Juli mendatang pemda akan menemui BKN untuk mencari kejelasan.” Sepertinya pemerintah menjadikan kita bola yang dioper ke sana ke mari hanya untuk menutupi sesuatu yang belum jelas, “sebutnya.
Ketua NTB Parliament Watch Kabupaten Lombok Utara, Bagiarti,SH menegaskan, pemda Lombok Utara harus bertanggung jawab secara jantan dan terbuka terhadap penyelesaian persoalan ini. Tetapi jika pemda berani menyatakan yang 11 orang itu gugur maka pemda juga harus bertanggung jawab secara hukum. “ Kami akan tuntut panita secara hukum dan harus membayar ganti rugi,”ungkapnya.
Kami akan memberikan kesempatan satu bulan pada pihak pemda KLU untuk memberikan jawaban secara pasti terkait masalah ini, tetapi jika tidak ada informasi yang akurat maka kami akan membuat gugatan secara hukum, “tambah bang Yok saapan akrabnya.
Sementara Kepala Bagian (Kabag) Kepegawaian Kabupaten Lombok Utara, I Nyoman Lisnawa dikonfirmasi terkait hal ini menyatakan, ke 11 orang CPNSD itu memang belum ada informasi lebih lanjut dari BKN, tanggal 28 Juli mendatang kita akan kesana untuk mencari informasi lebih lanjut, “katanya.
Sedangkan tiga orang CPNSD lainnya, nota persetujuannya sudah keluar tinggal kita jemput, sisanya yang 11 orang itu belum ada kejelasan karena masih bermasalah dengan ijazah kelas jauh dan AKTA IV,”ungkap Lisnawa menambahkan.
Lantas bagaimana kalau CPNSD yang sebelumnya dinyatakan lulus kemudian dicoret namanya, menuntut pemda Lombok Utara secara hukum?, “untuk persoalan itu belum dapat kami jelaskan karena saya belum konsultasi dengan bagian hukum, “tandasnya. (adam)

Sabtu, 09 Juli 2011

Laporan Keuangan (Dasar-Dasar Akuntansi)

A. TUJUAN
Berdasar Neraca Lajur dapat disusun laporan keuangan perusahaan. Tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya.
Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

 
B. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :

 
  1. Laporan Laba Rugi
        yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

     
  2. Laporan Perubahan Modal
        yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik.

     
  3. Neraca
        yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.

     
  4. Laporan Arus Kas
        yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan Arus Kas akan dibahas dalam bab tersendiri.

 
C. CONTOH
Berdasarkan contoh Neraca Lajur pada BAB VIII dapat disusun laporan keuangan sebagai berikut:

 

 

 
Tn. RAKA
LAPORAN LABA RUGI
untuk periode yang berakhir 31 Desember 2002

 

 

 
       
 

 

 

 

 

 

 
Tn. RAKA
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Per 31 Desember 2002

 

 

 

 

 
Tn. RAKA
NERACA
Per 31 Desember 2002
AKTIVA
Aktiva Lancar:
Kas
Piutang dagang
Asuransi di bayar dimuka
Piutang Pendapatan

 
Aktiva Tetap:
Kendaraan 150.000.000
Ak. depr. Kendr 9.000.000

 
Peralatan  

 

 
Rp. 356.250.000,-
5.000.000,-
500.000,-
500.000,-

 

 

 

 
Rp. 141.000.000,-
50.000.000,-
Rp. 553.250.000,-
HUTANG

 
Hutang Dagang
Hutang gaji
Pendapatan ditrm dimuka




MODAL
Modal Tn. Raka 

 

 
Rp. 50.000.000,-
2.000.000,-
600.000,-

 

 

 
500.650.000,-

 

 

 
Rp. 553.250.000,- 

 

 
Latihan 15
Berdasarkan data di bawah ini, susunlah Laporan Rugi Laba untuk PT TAKSAKA periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2002.

 
  1. Beban Perlengkapan kantor …………………………….
  2. Beban iklan ………………………………………………
  3. Beban gaji pegawai ……………………………………
  4. Beban sewa kantor ………………………………………
  5. Beban asuransi …………………………………………
  6. Pendapatan………………………………………………
  7. Beban telepon……………………………………………
  8. Beban listrik dan air ……………………………………
  9. Beban penyusutan mesin………………………………
  10. Beban penyusutan mobil ………………………………
  11. Pendapatan bunga ………………………………………
  12. Beban bunga ……………………………………………
Rp. 75.000,-
Rp. 350.000,-
Rp. 4.000.000,-
Rp. 500.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 7.500.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 250.000,-
Rp. 200.000,- 

 

 
D. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS/MODAL

 
Latihan 16
Dengan menggunakan data Laporan Rugi Laba di atas susun Laporan Perubahan Modal PT TAKSAKA per 31 Desember 2002 dengan asumsi Modal 1 Januari 2002 sebesar Rp. 1.200.000,- dan pengambilan oleh pemilik sebesar Rp. 300.000,-.

 
Latihan 17
Berdasarkan data di bawah ini dan data Laporan Perubahan Modal dalam Latihan 16, susunlah Neraca untuk PT TAKSAKA per tanggal 31 Desember 2000.

 
Kas ……………………………………………………………
Hutang lancar ………………………………………………
Hutang pajak …………………………………………………
Asuransi dibayar di muka……………………………………
Peralatan ………………………………………………………
Kendaraan ……………………………………………………
Akumulasi penyusutan peralatan …………………………
Piutang …………………………………………………………
Akumulasi penyusutan kendaraan …………………………..
Sewa yang masih harus dibayar ……………………………
Perlengkapan kantor …………………………………………
Rp. 400.000,-
Rp. 350.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 130.000,-
Rp. 1.500.000,-
Rp. 1.200.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 460.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 160.000,- 

Kredit Modal Kerja Rekening Koran (R/C)

Kredit Modal Kerja Rekening Koran (R/C)


Merupakan fasilitas pembiayaan untuk membiayai modal kerja yang diberikan kepada nasabah untuk memenuhi modal kerja yang habis dalam siklus usaha dengan jangka waktu maksimal 1 tahun.
Manfaat :
  • Jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan bisa diperpanjang berdasarkan penilaian kembali.
  • Bentuk kredit Rekening Koran (R/C).
  • Penarikan dapat dilakukan disetiap saat.
  • Penarikan dapat menggunakan Cek / BG.
  • Bunga dihitung dari dana yang ditarik.
  • Pelunasan dapat dilakukan saat jatuh tempo.
Jaminan :
  • Barang Bergerak
  • Barang tidak bergerak
  • Deposito/Giro/Tabungan yang diblokir
  • Surat berharga
Persyaratan :
  • Sudah menjadi nasabah BANK
  • Tidak tercatat dalam daftar Kredit Macet Perbankan.
  • WNI atau Badan Hukum Indonesia.
  • Nasabah mengajukan permohonan ke BANK  dilampiri :
o Proposal usaha, yang memberikan informasi antara lain :
a. Kegunaan kredit
b. Besarnya Kredit
c. Jangka Waktu
d. Jenis, Kegiatan dan Lokasi serta kondisi Usaha
e. Rencana pengembangan usaha
f. Manajemen
o Legalitas pemohon (Akta pendirian pertama dan perubahan terakhir/ Anggaran Dasar/ KTP/ KSK/ NPWP, dll).
o Legalitas Usaha (SIUP/SIUJK/TDP dll).
o Legalitas Agunan (SHM / SHGB / SHGU / IMB / PBB /BPKB, dll).
o Laporan keuangan terkini 3 (tiga) tahun terakhir.
o Persetujuan komisaris untuk mengajukan kredit dan persetujuan RUPS untuk menjaminkan kekayaan perseroan bagi Perseroan Terbatas.
o Persetujuan Persero lainnya bagi CV atau Firma.
o Persetujuan Pengurus bagi koperasi
o Persetujuan Pengurus lainnya bagi Perkumpulan.
o Istri / Suami Debitur Perorangan dan pemilik barang jaminan ikut serta menandatangani Akta Notariil sebagai Penjamin Kredit
  • Untuk permohonan kredit diatas Rp. 3 Milyar, agunan dilakukan penilaian oleh jasa appraisal.
  • Untuk permohonan kredit diatas Rp. 5 Milyar dilengkapi dengan laporan keuangan audited dan Feasibility (FS) dari konsultan indipenden.

Akuntansi Aktiva Tetap


  1. KLASIFIKASI
    Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan. Aktiva operasi tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi: (1) Aktiva Berwujud (tangible) dan (2) Aktiva Tak Berwujud (intangible).

  2. PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TIDAK LANCAR
Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Pengeluaran pada waktu perolehan;
  2. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
    1. Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;
    2. Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.

  1. PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TIDAK LANCAR
    Harta non current dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:
    1. Diperoleh dengan harga lumpsump;
    2. Diperoleh dengan pembayaran berkala;
    3. Pembelian dengan cara leasing;
    4. Perolehan dengan trade-in
    5. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;
    6. Perolehan dari donasi; dan
    7. Dibangun sendiri.

D. PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA LUMPSUM
Harga lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp $160,000. Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah $ 28,000, bangunan $60,000, equipment $12,000, alokasi harga $160,000 tersebut adalah sebagai berikut:
Jenis harta 
Nilai Taksiran ($) 
Perhitungan Alokasi 
Jumlah Alokasi ($)
Tanah 
28,000
28/100 x 160,000
44,800
Bangunan
60,000
60/100 x 160,000
96,000
Peralatan 
12,000
12/100 x 160,000
19,200
Jumlah 
100,000
160,000

    Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2006
Jan 1

Tanah
Bangunan
Peralatan
Kas

44,800
96,000
19,200




160,000




  1. PEROLEHAN AKTIVA DENGAN PEMBAYARAN BERKALA
    Jika statu harta tetap diperoleh dengan pembayaran difunda atau secara angsuran, maka aktiva tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran angsuran dan downpayment-nya. Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti:
    1. Harga tunai diketahui;
    2. Harga tunai tidak diketahui.
    Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga tunainya adalah $100,000. Pada waktu itu dibayar uang muka $35,000. sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar $5,000 ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2006
Jan 2

Tanah
Kas
Hutang

100,000


35,000
65,000

Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2006
Jun 30

Hutang
Biaya Bunga
Kas

5,000
3,250



8,250

  1. PENGGUNAAN AKTIVA TETAP
    Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk menghubungkan cost aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka cost tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas cost dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.
    Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar $ 5,000, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2005
Des 31

Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan

5,000


5,000
    
Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.
    Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap.
    Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah:
  1. cost dari aktiva tetap,
  2. umur ekonomis aktiva tetap,
  3. nilai residu, dan
  4. pola penggunaan aktiva tetap.

  1. METODE DEPRESIASI
    Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:
  • Metode Garis Lurus
  • Metode Saldo Menurun
  • Metode Jumlah Angka Tahun
  • Metode Unit Input
  • Metode Unit Output
  1. Metode Garis Lurus
    Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:
    1. (cost-nilai residu) : umur
      Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
    2. Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut:
      1. Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
      2. Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.
    2. Metode Saldo Menurun
    Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%.
    Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya.
    Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:
    Tarif/prosentase penyusutan    = 2 x (100% : 5) = 40%
    Penyusutan tahun 2001        = 40% x Nilai Buku
                    = 40% x Rp 16.000.000
                    = Rp 6.400.000
    Penyusutan tahun 2002        = 40% x Nilai buku awal tahun 2002
                    = 40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)
                    = Rp 3.840.000
    Penyusutan tahun 2003        = 40% x Nilai buku awal tahun 2003
                    = 40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)
                    = Rp 2.304.000
    Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarif)n
                     = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n
    Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x     (1 – 0,4) 3
                     = Rp 16.000.000 x 0,216
                     = Rp 3.456.000,00.
    Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00.

  2. Metode Jumlah Angka-angka Tahun
    Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.
    Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut:
Tahun ke 
Perhitungan 
Jumlah
1 
5/15 (16.000.000 – 1.000.000)
5.000.000
2 
4/15 (16.000.000 – 1.000.000)
4.000.000
3 
3/15 (16.000.000 – 1.000.000)
3.000.000
4 
2/15 (16.000.000 – 1.000.000)
2.000.000
5 
1/15 (16.000.000 – 1.000.000)
1.000.000

  1. Metode Unit Input
    Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah:
    (5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000

5. Metode Unit Output (Hasil)
Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah:
        (20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000

  1. PENGAFKIRAN AKTIVA TETAP
    Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah:
    1. Menyusutkan untuk tahun 2001
Tgl. 
Akun
Debet 
Kredit 
2001
Mar 24

Beban Penyusutan Mesin
Akumulasi Penyusutan Mesin

150.000


150.000

  1. Membuang aktiva tetap
Tgl. 
Akun 
Debet
Kredit 
2001
Mar 24

Akumulasi Penyusutan Mesin
Kerugian Penghentian Mesin
Aktiva Tetap 

4.900.000
1.100.000



6.000.000


  1. PENJUALAN AKTIVA TETAP
    Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah:
    1. Rp 2.250.000,00
    2. Rp 1.000.000,00
    3. Rp 3.000.000,00

No.

Keterangan
Dijual dengan harga
2.250.000
1.000.000
3.000.000
1
Cost aktiva tetap
10.000.000
10.000.000
10.000.000
2 
Akumulasi penyusutan s.d saat penjualan 
7.750.000
7.750.000
7.750.000
3 
Nilai buku saat penjualan
2.250.000
2.250.000
2.250.000
4 
Harga jual
2.250.000
1.000.000
3.000.000
5 
Laba (rugi) (4 – 3)
0
(1.250.000)
750.000

    Jurnal:
  1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00

Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
2000
Jan 2

Kas
Akumulasi Penyusutan
Aktiva Tetap 

2.250.000
7.750.000



10.000.000

  1. Dijual dengan harga Rp 1.000.000
Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
2000
Jan 2

Kas
Akumulasi Penyusutan
Kerugian Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap 

1.000.000
7.750.000
1.250.000




10.000.000

  1. Dijual dengan harga Rp 3.000.000
Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
2000
Jan 2

Kas
Akumulasi Penyusutan
Laba Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap 

3.000.000
7.750.000



750.000
10.000.000

  1. PERTUKARAN AKTIVA TETAP
    Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan adanya laba atau rugi.
    Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
    1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis
    Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya:
Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
Mesin (baru)
Akumulasi Penyusutan
Mesin (lama)
Kas
Laba Penukaran Aktiva Tetap
5.000.000
3.200.000


4.000.000
3.900.000
300.000

  1. Pertukaran Aktiva Sejenis
    Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya:
Tgl. 
Akun 
Debet 
Kredit 
Mesin (baru)
Akumulasi Penyusutan
Mesin (lama)
2.400.000
4.600.000


7.000.000

Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.

SOAL LATIHAN
SOAL 1
Sebuah mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 1999 dengan harga Rp 32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 2.000.000,00.
Diminta:
  1. Tentukan besarnya penyusutan tahun 1999, 2000.
  2. Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000.
  3. Tentukan nilai buku per 1 Januari 2001.
Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode garis lurus, dan (2) metode saldo menurun ganda.

SOAL 2
Sebuah mesin dengan cost Rp 10.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 7.500.000,00. Buat jurnal jika perusahaan menyerahkan uang sebesar:
  1. Rp 200.000,00
  2. Rp 700.000,00
Rp 1.000.000,00

Link