Rabu, 15 Desember 2010

Madu Lebah, Komoditi Yang Tak Tersentuh Maksimal

Oleh : Tarpiin & M. Syairi
Lombok Utara terkenal dengan kekayaan potensi Sumber Daya Alam (SDA), salah satunya madu lebah alami atau lokal atau sering disebut dalam bahasa latinya Apis cerana, Ironinya hingga saat ini madu lebah yang terdapat di Gumi Dayan Gunung masih belum mengemuka di dunia pasar, bahkan cendrung terlupakan. Lantas seperti apakah kondisi kelompok petani lebah madu di Kabupaten Lombok Utara (KLU) povinsi Nusa Tenggara Barat, sejak dulu hingga kini?
Berikut penelusuran penulis di Kabupaten Lombok Utara (KLU) atau lebih identik dengan sebutan Dayan Gunung dengan luas wilayah mencapai 809,53 km2 dan jumlah penduduk tidak kurang dari 207.998 jiwa. Komuditi unggulan daerah yang baru di tetapkan menjadi daerah otonomi tanggal 21 Juli 2008 ini ada di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan hingga kelautan perikanan, disamping sektor pariwisata sebagai salah satu aset terbesar bagi KLU.
Khusus komoditi di sektor perkebunan, komoditi madu lebah di Lombok Utara kondisinya sangat memungkinkan untuk di jadikan salah satu produk unggulan daerah, terbukti banyaknya kelompok petani madu yang dapat di katakan menjamur di lima kecamatan di KLU. Sebut saja salah satu kelompok petani madu Peternak Madu Mandiri Teladan (Permata) Desa Rempek Kecamatan Gangga KLU. Kelompok ini merupakan gambaran kecil dari beberapa kelompok lainnya di desa terkait hingga beberapa kecamatan lainnya.
Para peternak madu yang tergabung dalam beberapa kelompok ini juga bukan hanya sekedar kelompok kagetan belaka atau hidup ketika ada program dari pemerintah saja, tetapi patut di banggakan karena sebagian besar merupakan profesi yang di tinggalkan dari para nenek moyang atau leluhur sebelumnya.
Meski demikian seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, profesi ini ternyata tak dapat menjadi penopang atau menjadi jaminan kesejahtraan masyarakat atau para anggota kelompok tersebut. Minimnya pembinaan dari pemerintah terkait serta berbagai kendala lainnya seperti akses pasar, labling (lebel atau kemasan) hingga peningkatan kapasitas kesejahtraan kelompok menjadi kendala medasar sehingga komuditi satu ini belum mampu menjadi komoditas unggulan yang dapat go publik.
Terbukti hingga saat ini tak pernah kita melihat atau mendengar sebutan madu asli Lombok Utara seperti yang biasa kita dengar dan temukan misalnya madu asli Sumbawa. Pada hal kwalitas madu yang di hasilkan para peternak ini tidak di ragukan lagi dan dapat di pastikan mampu bersaing di akses pasar asalkan di kelola dengan maksimal oleh pemerintah atau pihak terkait lainnya.
Ruspendi, Ketua Peternak Madu Mandiri Teladan (Permata), Desa Rempek, Gangga, KLU yang juga sekaligus Sekretraris Forum Komunikasi Desa Mandiri Rempek, misalnya saat di temui belum lama ini dengan penuh ramah tamah dan nuansa kekeluargaan mempersilahkan untuk duduk di sebuah berugak sederhana, “ beginilah suasana kita di tengah hutan, sepi, “ katanya membuka perbincangan.
“Kita disini memiliki sekitar 4 kelompok madu dengan jumlah anggota yang bervariatif mulai dari 10 orang hingga 20 orang, bahkan ada juga kelompok tani (gapoktan) yang juga di fungsikan sebagai kelompok petani madu, tapi masih banyak juga yang memang murni berprofesi sebagai kelompok petani madu.
Karena keterbatasan biaya dan belum adanya pembinaan satu kelompok hanya mampu memiliki sekitar 5 stub (kotak) yang di buat dari pohon kelapa dengan berswadaya, satu stub biasanya menghabiskan Rp 70 ribu, tapi sebagian besar kelompok yang memang sebelumnya terbentuk dengan berswadaya kini banyak yang tidak eksis lagi alias mati suri, selain memang persoalan diatas juga karena pembinaan pun pengelolaan manajemen kelompok yang belum mampu dilakukan para anggota,“ tuturnya menyanyangkan.
Selain kendala tersebut para petani madu juga sering dihadapkan dengan berbagai penyakit atau hama yang kerap kali mengganggu madu lebah seperti semut merah (semangah bahasa sasaq Dayan Gunung-red), semut hitam (teres sirem), hingga hama yang meyerupai kupu-kupu berwarna itam besar dan menghisap madu yang biasanya menyerang pada malam hari, “ jelasnya.
Untuk kelompok Permata sendiri memilki anggota 9 orang dengan jumlahstub sekitar 70 unit yang di buat secara swadaya kelompok. “ Kitatargetkan kelompok Permata memilki 1000 stub, kita juga sayag bersyukur semangat para anggoat kelompok untuk terus mengembangkanpropesi yang di tinggalkan para orang tua terdahulu masih terjagan dengan baik meski hingga saat ini kita sama sekali belum pernah merasakan pembinaan dari pemerintah terkait, “ sambungnya.

Lantas berapakah produksi madu yang dapat dihasilkan kelompok petani madu?, “ satu kelompok dapat meghasilkan 20 hingga 30 botol madu lebah asli dalam sekali panen, sedangkan panen biasanya dilakukan sekali sebulan, jumlah produksi madu juga sangat di tentukan cuaca atau musim bunga atau buah - buhan setempat. Bisanya untuk satu stub dapat menghasilkan 1,5 hingga 2 botol madu murni, “ jelasnya.
“Akses pasar hingga saat ini belum di miliki para anggota kelompok sehingga sistim penjualan dilakukan atar teman bahkan harganya juga sangat murah sekitar Rp 50 ribu bahkan dapat kurang dari harga tersebut, karena biasanya yang membeli adalah teman sekitar atau kerabat lainnya, sehingga sistem penjulanan juga belum dapat di kelola sama sekali sehingga sangat berpengaruh terhadap pengasilan ekonomi para anggota kelompok. Kita berharap ada perhatian serius dari pemerintah untuk mengatasi persoalan para anggota kelompok, “ tambah Ruspendi penuh harap.
Pantauan penulis di lokasi juga banyak terlihat stub yang di tinggalkan madu lebah atau kloninya karena tak mampu di rawat atau di peliharan dengan baik oleh para anggota kelompok, selain itu di karenakan kwalitas stub yang di buat anggota kelompok yang tidak standar dan lebih cendrung menggunakan bahan baku seadanya. Meneropong Komuditas Unggulan di KLU (bagian 2 habis) Minim Anggaran
Minimnya anggaran dan keterbatasan tenaga untuk melakukan pembinaan terhadap kelompok petani lebah madu di akui Kasi Produksi dan Pengembangan Usaha Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Kehutanan KLU, M. Zaenudin saat di temui beberapa waktu lalu. “ Kita masih terkendala dengan anggaran sehingga pembinaan dan
pengembangan kelompok tani madu lebah di KLU belum dapat di lakukan dengan maksimal selain itu kita masih terbatas tenaga, “ jelasnya. “Insya Allah untuk tahap awal kita akan melakukan pembinaan terhadap dua kelompok petani madu lebah, sedangkan untuk tahap berikutnya kita akan usulkan 5 kelompok atau lokasi untuk proses pembinaan dan pengembangan ditiap kecamatan. Selain persoalan anggaran minimnya publikasi juga memjadi salah satu penyebab utama sehingga madu lebah Lombok Utara belum mampu bersaing dan muncul di dunia pasar, “ tambah Zaenudin.
Sedangkan data yang berhasil di himpun dari dinas terkait saat ini jumlah kelompok petani madu lebah di KLU sebanyak 30 kelompok yang tersebar di lima kecamatan dengan hasil produksi madu per satu kelompok mulai dari 156 botol hingga 1.635 botol madu per tahunnya. Sedangkan jumlah anggota kelompok dari 10 orang hingga 20 orang persatu kelompok. (*)

Selasa, 14 Desember 2010

“PNPM” Utamakan Usulan Pembangunan Skala Prioritas

Lombok Utara - Dalam mengusulkan pembangunan yang didanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) harus mengutamakan skala prioritas. Artinya pembangunan yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat di tingkat desa.

Harapan tersebut disampaikan Camat Bayan R. Trsnawadi, S.Sos Sabtu 11/12, yang diwakili Kasi Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Kecamatan Bayan, Darmanom, S.Sos, pada acara pembukaan Musyawarah Antar Desa (MAD) yang berlangsung di aula kantor camat Bayan Kabupaten Lombok Utara.

“Dalam mengusulkan program pembangunan harus mengutamakan skala prioritas, agar pembangunan yang didanai PNPM dapat bersinergi dengan program pembangunan yang didanai pemerintah daerah KLU”, pintanya.

Skala prioritas pembangunan yang dilaksanakan Pemda KLU pada tahun pertama ini ada tiga, yaitu pembangunan infrastruktur jalan, pengadaan listirik dan perpipaan air bersih. Dan ketiga skala prioritas ini hasilnya sudah mulai Nampak.

Menyoroti hasil monitoring yang dilakukan oleh PJOK ditingkat kecamatan Bayan, menurut Darmanom, pembangunan yang didanai PNPM hasilnya sudah cukup bagus, dan pada tahun berikutnya perlu lebih ditingkatkan lagi. “Dan bagi Tim Pengelola Kegiatan (TPK) dalam melaksanakan program harus sesuai dengan desain draf, dan jangan sampai dinterfensi oleh siapapun”, tegasnya.

Ketua Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD) R. Jambianom, dalam kesempatan tersebut meminta kepada semua pengurus TPK dalam mengelola PNPM agar mengutamakan azas transparansi atau keterbukaan. “Jangan sampai ada penilain bahwa program yang dijalankan hanya menguntungkan segelintir orang. Penilaian itu muncul bila para pengelola tidak terbuka kepada semua pihak. Jadi kedepankanlah azas transparansi”, katanya.

Asrin Tombili, S.Sos, Fasilitator Kecamatan (FK) Bayan dihadapan ratusan peserta mengungkapkan, MAD prioritas usulan dan perengkingan harus kita laksanakan sesuai dengan mekanisme yang sudah diatur, karena tahapan demi tahapan tidak bisa kita lewati, karena itu merupakan salah satu dari ruh program. “Dan jika semua tahapan itu bisa kita selesaikan bulan Desember ini, Insya Allah Surat Penetapan Camat (SPC) akan bisa cepat keluar, dan paling tidak bulan januari 2011 mendatang kita sudah mulai melaksanakan program yang diusulkan”,ungkapnya.

Lebih lanjut Asrin menegaskan, pada tahun 2012 mendatang, tidak ada lagi perencanaan. Dan semua program akan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des). “Perlu diketahui RPJM-Des itu bukan kebutuhan dari PNPM, akan tetapi itu adalah kebutuhan dari desa masing-masing, sehingga dalam penyusunannya fasilitator kecamatan hanya mendapingi serta memberikan pendanaan untuk penyusunannya. Dan dana untuk kegiatan RPJM-Des ini, khususnya di Kecamatan Bayan sudah disiapkan sebesar Rp. 32,5 juta”, jelasnya.

Sementara Nurul Hidayati, Fasilitator PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (GSC), pendanaannya pada saat ini cukup menegangkan dan berada pada titik rawan. Karena pendanaan tahun 2010 harus sudah terserap semuanya pada 20 Desember mendatang. “Dan informasi akhir tentang pendanaan PNPM GSC kita akan tunggu pada 15 Desember ini. Dan bila tidak ada titik terang, maka pendanaannya akan mundur hingga Maret 2011”, katanya.

“Memang beberapa hari belakangan ini banyak sms yang masuk menanyakan pendanaan PNPM GSC, tapi saya belum bisa menjawab sebelum tanggal 15 bulan ini. Dan bagi TPK yang sudah melakukan pelelangan atau penenderan program harap bersabar dulu, mudah-mudahan dananya bisa dicairkan secepatnya”, harap Nurul Hidayati.

Acara MAD selain didisi dengan dialog, juga dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk melakukan perengkingan serta memilih pengurus Badan Pengewan Unit Pengelola Kegiatan (BP-UPK) dan Tim perengkingan pada Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP). Sementara yang terpilih sebagai BP-UPK Kecamatan Bayan antara lain, ketua, Nurbakti, S.Ag, Sekertaris, R. Singawati dan bendahara, Ratmana. Dan untuk tim perengkingan SPP masing-masing tiga orang dari BKAD dan dua orang lainnya dari perwakilan perempuan, yaitu B. Indranten dan Sriwati.

Ratusan Jerigen Diikat Tali Menanti Mitan Bersubsidi

Lombok Utara - Ratusan Jerigen yang diikat dengan tali tampak menjadi pemandangan di depan aula kantor camat Bayan Kabupaten Lombok Utara. Sementara warga sudah mulai mengantri sejak pukul 08.00 wita menunggu mobil yang membawa minyak tanah (Mitan) bersubsidi.

“Dinas Perisdustrian dan Perdagangan (Deprindag) Lombok Utara menyediakan 5000 liter mitan bersubsidi untuk masyarakat miskin yang dibagi kepada 1000 warga yang ada di tiga desa yaitu desa Anyar, Karang Bajo dan desa Senaru. Dan desa-desa lainnya akan menyusul”, tutur Rusmiatun, Sekcam Bayan, ketika ditemui diruang kerjanya 11/12.

Tujuan oprasi pasar murah mitan ini, khusus untuk membantu warga miskin dengan sistim pembagian kupon yang masing-masing mereka memperoleh 5 liter dengan harga Rp. 3000/liter. “Pemberian kupon itu dimaksudkan agar masyarakat tidak berebutan”, kata Kasi PMD Kecamatan Bayan, Darmanom, S.Sos.

Ketika ditanya soal adanya koversi mita ke gas, Rsumiatun mengakui, bahwa kompor gas sekarang ini masih sulit diterima oleh masyarakat, karena mereka sering melihat di Televisi tentang banyaknya kompor gas yang meledak hingga menyebabkan korban jiwa. “Ini memang pernah disosialisasikan, hanya saja masyarakat tidak bisa menerimanya”,jelas Rusmiatun.

Beberapa warga terutama yang berasal dari luar desa Anyar mengeluh, karena oprasi mitan bersubsidi ini hanya bisa diperoleh di depan kantor camat. Sementara warga yang berasal dari luar seperti dari Desa Senaru dan Karang Bajo, harus mengeluarkan biaya tambahan yaitu biaya transfortasi.

“Kalau tujuannya membantu masyarakat, mobil yang mengangkut mitan harus langsung ke desa tujuan, bukan parkir di depan aula kantor camat. “Untuk kesini saja kami harus mengeluarkan biaya transfortasi sampai Rp. 20.000/orang, belum lagi ditambah dengan harga mitan yang lima liter Rp. 15.000. Jadi kedepan ini perlu dipikirkan oleh pemerintah. Jangan dengan alasan membantu, tapi warga harus mengeluarkan biaya tambahan”, harap puluhan warga yang berasal dari luar Desa Anyar.

Ritual Pembersihan Pusaka di Prawira ‘’Disembeq’’ dengan Darah Kambing Bercampur Kelapa

Setiap lima tahun sekali keluarga R. Indra Jaya (almarhum) menyelenggarakan ritual penyiraman pusaka di Dusun Prawira, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Acara itu dihadiri keluarga dan kerabat bahkan dari pejabat instansi terkait. Ragam jenis pusaka dibersihkan dengan air bercampur jeruk nipis dan kelapa yang sudah diparut bercampur dengan darah kambing. Campuran darah kambing itu kemudian disembeq atau dioleskan pada tempat penampungan benda pusaka itu.

HAMPIR setiap hari wisatawan yang datang ke hotel The Oberoi dan hotel yang lain di Medana, Kecamatan Tanjung datang ke Dusun Prawira yang lokasinya tak jauh dari Medana. Di tempat ini tersimpan sejumlah pusaka atau benda peninggalan milik R. Indra Jaya (almarhum). Pusaka itu disimpan cukup rapi di sebuah tepat yang disebut cengan Bale Gede atau rumah besar.

Benda pusaka itu jumlahnya cukup banyak, diperkirakan berusia seratus tahun lebih. Seperti hotbah Jumat zaman dulu, lontar yang menceritakan sejarah berdirinya Desa Sokong tempo dulu. Juga kain tenun yang disebut dengan grantung, rambut wanita, sejumlah permata dan beberapa jenis pusaka yang masih tercimpan dengan rapi.

Satu persatu benda pusaka itu dikeluarkan dari kotak kayu ukuran panjang 30 cm dan lebar 20 cm. Benda itu kemudian dibersihkan oleh pemangku makem Desa Sokong H. Sukarti dengan air yang campur jeruk nipis, dengan dibantu sejumlah warga. Setelah itu pusaka tersebut dimamsukkan ke dalam pembungkusnya kemudian dioleskan dengan darah kambing bercampur dengan kelapa. Setelah dibersihkan semua pusaka itu lalu dipindahkan ke lemari kaca yang ukurnnya lebih besar dari kotak kayu itu.

‘’Setiap lima tahun sekali pusaka ini kita bersihkan. Ini sesuai yang dilakukan oleh leluhur kami. Keluarga takut tak menyadakan ritual ini,’’ tutur R. Mustiawan (56), mangku Dusun Prawira yang juga salah seorang keluarga R. Indra Jaya (almarhum), Senin (13//12) kemarin usai ritual itu berlangsung.

Keberadaan sejumlah pusaka di Prawira ternyata menjadi daya tarik bagi wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Lombok Utara. Menurut Mustiawan mereka tertarik dengan pusaka itu karena usaianya rata-rata sudah seratus tahun lebih, selain itu ada beberapa pusaka yang memiliki daya tarik tersendiri. Seperti kain grantung, cukup banyak yang ingin membeli tapi tak diberikan.

Setiap membersihkan pusaka, katanya harus menyembelih kambing sebagai syarat yang berlaku sejak leluhurnya. Penetapan hari ritual tidak boleh sembarangan hanya pada Senin, Kamis atau Jumat. Di luar hari yang tiga ini pantang dilakukan ritual tersebut. Kendati banyak yang ingin membeli beberapa pusaka itu, keluarga R. Indra Jaya (almarhum) tetap mempertahankan.

Menurut Datu Tresna Bhakti benda pusaka ini harus tetap dilestarikan apalagi bisa dijadikan daya tarik bagi wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Lombok Utara. ‘’Ini aset yang harus dilestarikan,’’jelasnya. (sam)

Senin, 13 Desember 2010

KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA LOMBOK UTARA LAKSANAKAN TRAINING CENTER BAGI PESERTA JAMDA 2010 DAN JAMNAS 2011

Kayangan,KLU - Pelaksana Harian Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Lombok Utara Akhmad Abdul Gani,S.Pd, membuka secara resmi dimulainya pelaksanaan Training Center (TC) bagi peserta Jambore Daerah 2010 dan Jambore Nasional 2011. Hadir dalam acara ini, Panitia  TC (DKC), Pengurus Kwarcab, hadir pula orang tua para peserta. Acara pembukaan TC ini berlangsung di Aula Gedung Dikbudpora Kabupaten Lombok Utara.

"Pelaksanaan TC ini direncanakan berlangsung selama 4 kali pertemuan setiap minggu sampai dengan menjelang pelaksanaan Jambore Daerah," Ungkap Ketua Harian Kwarcab Lombok Utara Akhmad Abdul Gani,S.Pd. mengawali sambutannya.

Selanjutnya, Beliau mengatakan bahwa, peserta yang berhak mengikuti TC ini adalah mereka yang lolos dari Jambore Ranting masing-masing daerah dan Jambore Cabang. Sehingga untuk peserta Jambore, baik Jambore Daerah mapupun Jambore Nasional dari Daerah KLU nantinya akan mewakili Kabupaten Lombok Utara pada Jambore Nasional sekitar bulan Juli 2011 di Bumi Perkemahan Palembang  Propensi Sumatera Selatan,urainya.

Diakui oleh Ketua Kwarcab yang elegan ini bahwa, jumlah peserta yang mengikuti TC untuk persiapan Jamda dan Jamnas ini, adalah berasal dari seluruh Kwarran yang ada di wilayah Gumi ” Tioq Tata Tunaq” berjumlah 34 orang peserta,yang terdiri dari Kwarran Bayan 6 orang peserta, Kwarran Kayangan 6 orang peserta, Kwarran Gangga 6 orang peserta, Kwarran Pemenang 6 orang peserta dan perwakilan Kwarcab KLU 4 orang, dengan perbandingan 3 putra dan 3 putri, jelasnya.

Pada kesempatan itu juga, Ka.Kwarcab KLU mengharapkan kepada seluruh panitia dari DKC yang terlibat dalam pelaksanaan TC ini, agar melaksanakan kegitan dimaksud dengan penuh rasa tanggungjawab. Berikanlah adik-adik peserta ini bekal tentang teknik kepramukaan yang nantinya bisa di jadikan acuan dalam mengikuti berbagai kegiatan Jamda maupun Jamnas, harapnya.

Secara khusus Ka.Kwarcab berpesan kepada orang tua para peserta yang hadir pada saat itu,agar memberikan ijin kepada putra putrinya dalam mengikuti Jamda maupun Jamnas. Karena keterlibatan orang tua peserta adalah sangat penting, karena semua bekal peserta selama TC sampai dengan pelaksanaan Jamda maupun Jamnas nantinya menjadi tanggungan orang tua peserta. Sedangkan yang ditanggung pihak Kwarcab adalah  hanya perlengkapan Jamnas tahun 2011 mendatang.

Sementara itu, Ketua DKC yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Jamda Zulkisman mengatakan bahwa pelaksanaan TC ini akan berlangsung selama 4 kali pertemuan setiap minggu, yaitu dari tanggal 25 September 2010 sampai dengan pelaksanaan Jambore Daerah tanggal 23-27 Nopember 2010 baru lalu di Karang Bayan Kecamatan Lingsar  Narmada.

Pada kesempatan itu juga, Zulkisman membagi tugas kepada masing-masing anggota panitia sesuai dengan bidangnya. Jadi masing-masing anggota panitia akan bertugas memberikan materi sesuai dengan keahlian masing-masing, tegasnya.(ndr)

Utamakan Profesionalisme Dan Pengabdian

KLU - Dalam penerimaan calon pegewai negeri sipil (CPNS) di Kabupaten Lombok Utara, disamping mengutamakan putra daerah juga pelu calon pegawai yang profesionalisme dan pengadiannya di masyarakat serta mumpuni dibidangnya masing- masing.

Harapan tersebut dikemukakan Kepala Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU), Muhammad Katur, ketika ditemui Koran Berita, Jum’at 10/12 kemarin di ruang kerjanya. Menurutnya, khusus bagi guru, panitia perlu melihat lama pengabdiannya di lembaga pendidikan tempat mereka mengabdi. “Banyak guru kita yang mengabdi puluhan tahun, namun belum juga diangkat menjadi pegawai negeri, dan ini perlu menjadi perhatian utama di KLU”, pintanya.

Menyoroti banyaknya pelamar CPNS di KLU hingga mencapai 7 ribu lebih, M. Katur memberi solusi, yang diluluskan menjadi pegawai nantinya, adalah yang memenuhi kriteria yaitu mampu membangun KLU yang lebih baik kedepan. “Memang kemarin banyak yang mengurus KTP dari luar KLU, namun jangan sampai terjadi kita berteriak hentikan many politik, tapi kita sendiri yang mengidolakan atau melakukannya. Karena ada saya dengar calon pegawai yang berani bayar sampai Rp. 50 juta lebih, dan ini perlu kita hindari”, katanya.

Dan bagi guru, silahkan melamar sesuai dengan prosudur yang berlaku, namun jika ada yang minta uang itu dan ini, jangan sampai ditanggapi. “Sebab kalau sudah mengeluarkan duit, kemudian tidak lulus, jangan sampai menangis atau menyesal. Jadi saran saya janganlah ada duit-duitan dalam penerimaan CPNS ini di KLU”, tegas M. Katur.

Pendapat senada juga pernah diungkapkan oleh Bupati KLU, H. Djohan Sjamsu SH. “Saya tidak mau dengar kalau pada penerimaan CPNS di KLU ada anak kita yang dimintai uang. Berikanlah mereka peluang untuk melamar CPNS dan bersaing secara sehat”, katanya.(ari)

Arti dan Makna Simbol Pada Lambang KLU


Uraian makna logo secara lengkap dan implikasinya bagi pemakainya adalah sebagai berikut :

A. Makna Simbol :

1.    Gunung Rinjani berwarna coklat merepresentasikan beberapa sibol yang melekat pada masyarakat          Lombok Utara khususnya dan Lombok (sasak) pada umumnya, sebagai berikut :
a.    Rinjani sebagai pusat kosmos yang merupakan orientasi kosmologis masyarakat Sasak pada umumnya dengan menyebutnya sebagai “daya”. Pusat kosmos dalam konsep masyarakat Sasak merupakan pusat kekuatan magnit bumi dan pusat kekuatan spiritualitas sehingga seluruh arah (dalam konteks peradaban) diorientasikan ke arahnya, misalnya dalam orientasi penataan ruang.
b.    Rinjani sebagai simbol ekologis disebut sebagai pasak gumi yang menjamin keharmonisan kehidupan dalam kelestarian dan keseimbangan lingkungan.
c.    Rinjani sebagai kebanggaan masyarakat Lombok Utara sebagai salah satu gunung berapi aktif yang termasuk dalam kategori tertinggi di Indonesia.
d.    Warna coklat pada gunung rinjani merupakan keaslian warna tanah dan segala mineral yang dikandungnya menggambarkan kekokohan.

2.    Bangunan Masjid Kuno Bayan berwarna merah menggambarkan integritas peradaban masyarakat Lombok Utara dengan penjelasan sebagai berikut :
a.    Bangunan Masjid Kuno Bayan menggambarkan tonggak peradaban masyarakat Lombok Utara yang dibangun berdasarkan kesadaran kosmos, kesadaran sejarah, kesadaran adat dan kesadaran spiritual.
b.    Konstruksi Masjid Kuno Bayan terdiri dari kepala, badan dan kaki, menggambarkan dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah yang merupakan satu kesatuan dalam entitas kosmos masyarakat Lombok Utara.
c.    Masjid Kuno Bayan, merupakan salah satu warisan budaya yang harus dipelihara sebagai situs cagar budaya yang berkontribusi dalam National Heritages.
d.    Warna merah pada stilisasi bangunan masjid kuno bayan menunjukkan keberanian untuk menegakkan jati diri sebagai masyarakat budaya yang dibangun berdasarkan religiusitas yang kuat.

3.    Lingkaran yang berwarna putih merah dan hitam menggambarkan kondisi sistem sosial masyarakat Lombok Utara yang dibangun secara fungsional dengan penjelasan sebagai berikut :
a.    Lingkaran melambangkan keutuhan masyarakat dalam dinamika yang tinggi namun tetap bertumpu pada poros yang satu.
b.    Lingkaran juga melambangkan dinamika musyawarah masyarakat Lombok Utara yang mengakomodasi seluruh komponen masyarakat secara proporsional.
c.    Warna putih, hitam dan merah diambil dari warna tiang sekenem yang digunakan dalam Upacara Gawe Ayu. Setiap warna menggambarkan kedudukan fungsional orang yang duduk pada tiang yang bersangkutan yaitu : warna putih untuk tokoh agama, warna hitam untuk tokoh adat dan warna merah untuk unsur pemerintah.
d.    Kedudukan warna putih sebagai lingkar dalam karena paling dekat dengan inti yang menguasai kosmos. Umumnya para tokoh agama dalam masyarakat Sasak tradisional diyakini sebagai orang yang menguasai kosmos. Warna hitam fungsi adat sebagai penunjang dalam sistem kosmologi Sasak, terutama di Lombok Utara. Lembaga adat, pranata adat keseluruhannya diorientasikan untuk menjamin keharmonisan kosmos. Warna merah diletakkan pada lingkar paling luar karena secara fungsional komponen pemerintah memang berfungsi operasional dan menangani aspek-aspek teknis pragmatis dalam membangun tatanan masyarakat Lombok Utara.

4.    Bintang bersegi lima melambangkan masyarakat Lombok Utara adalah masyarakat yang religius (berke -Tuhan- an Yang Maha Esa) , dalam bingkai Ideologi Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5.    Padi dan Kapas yang terikat menggambarkan kesejahteraan yang dituju oleh masyarakat Lombok Utara yaitu kesejahteraan yang berkeadilan, dengan penjelasan sebagai berikut :
a.    Bulir padi berjumlah 21 menggambarkan tanggal 21 yaitu tanggal pengundangan berdirinya Kabuaten Lombok Utara.
b.    Tali ikatan berjumlah 7 putaran menggambarkan bulan ke 7 yaitu bulan Juli bulan pengundangan berdirinya Kabupaten Lombok Utara.
c.    Bunga kapas berjumlah 8 kuntum menggambarkan tahun 2008 tahun pengundangan berdirinya Kabupaten Lombok Utara.
d.    Tanggal 21 Juli 2008 ditetapkan sebagai hari lahirnya Kabupaten Lombok Utara yang diperingati setiap tahun.

6.    Sesanti “Tioq Tata Tunaq” merupakan cerminan kepribadian dan semangat kerja masyarakat Lombok Utara dengan penjelasan konsepsional sebagai berikut :
a.    Tioq berarti tumbuh yang bermakna bahwa masyarakat Lombok Utara menerima anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai modal dasar yang harus disyukuri dan dipertanggungjawabkan. Segala sesuatu yang ada melekat pada diri seseorang maupun diluar diri seseorang yang menunjang kehidupan adalah anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tumbuh pada lahan Rahman Rahim – kasih sayang Nya. Tidak mungkin adanya sesuatu tanpa kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa, walaupun
b.    Tata berarti atur dalam konteks ini bermakna mengelola kehidupan dan segala sumberdaya yang dianugerahkan oleh Tuhan dengan bertanggungjawab kepada Tuhan dan generasi mendatang serta diorientasikan untuk membangun kesejahteraan bersama. Tata juga mengandung makna sistem yang dibangun untuk membangun harmoni antara manusia dengan sesama, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan.
c.    Tunaq berarti menyayangi, memelihara, mendayagunakan secara maksimal, tidak menyia-nyiakan seluruh potensi dan sumberdaya yang dianugrahkan baik yang melekat pada individu maupun sumberdaya budaya, sosial dan sumberdaya alam.

B.    Pilihan dan Makna Warna  :

Pertimbangan pilihan warna disamping memperhatikan aspek-aspek filosofis warna, juga memperhatikan irama dan keserasian warna serta kesan keseluruhan dalam sebuah logo.

1.    Pilihan Warna :
a.    Pilihan warna berdasarkan warna yang banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat Lombok Utara.
b.    Warna-warna tersebut diatur dalam komposisi senada yang berkaitan satu sama lain sehingga membangun satu keutuhan yang kompak.
c.    Warna dasar dipilih yang memiliki kekuatan tetapi tidak menyerap warna lain, dalam hal ini warna hijau tidak digunakan oleh Kabupaten / Kota lain di NTB sehingga menonjol, memiliki filosofi yang kuat sesuai dengan karakter geografis Lombok Utara dan tidak menyerap kekuatan warna lain sehingga warna lain dalam logo itu tetap muncul.
2.    Makna Warna :
a.    Warna Merah dan putih pada nama Kabupaten Lombok Utara melambangkan bendera merah putih.
b.    Warna hijau pada latar logo melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
c.    Warna hitam di dalam lingkaran berarti keajegan, kekuatan serta kearifan lokal.
d.    Warna coklat pada gunung Rinjani adalah warna asli tanah dan mineral yang dikandungnya, yang melambangkan kekokohan.
e.    Warna merah pada masjid kuno Bayan melambangkan keberanian untuk menunjukkan dan mengukuhkan jati diri kebudayaan masyarakat Lombok Utara, keberanian untuk menghadapi peradaban dan keberanian untuk menegakkan nilai-nilai religiusitas dan tradisionalitas dalam peradaban masyarakat modern.
f.    Warna Hitam, merah dan putih pada lingkaran melambangkan 3 unsur kepemimpinan dalam masyarakat yaitu kepemimpinan agama, adat dan pemerintah
g.    Warna kuning berarti keagungan.

C.    Makna keseluruhan :
Berdasarkan uraian makna yang terinci di atas, maknakeseluruhan lambang / Logo Kabupaten Lombok Utara adalah :
1.    Masyarakat Lombok Utara adalah masyarakat yang setia dan patuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.    Masyarakat Lombok Utara adalah masyarakat yang memiliki integritas kepribadian yang dilandasi tradisi, reliligiusitas dan kesadaran kosmos sebagai modal dasar untuk membangun kesejahteraan bersama dalam lingkaran tatanan dan pranata sosial yang ditaati bersama.

Link